Amira Khairinisa, tiba-tiba harus menerima kenyataan dan harus menerima dirinya menjadi seorang istri dari pria yang bernama Fajar Rudianto, seorang ketos tampan,dingin dan juga berkharisma di sekolahnya.
Dia terpaksa menerima pernikahan itu karena sebuah perjodohan setelah dirinya sudah kehilangan seseorang yang sangat berharga di dunia ini, yaitu ibunya.
Ditambah dia harus menikah dan harus menjadi seorang istri di usianya yang masih muda dan juga masih berstatus sebagai seorang pelajar SMA, di SMA NEGERI INDEPENDEN BANDUNG SCHOOL.
Bagaimanakah nantinya kehidupan pernikahan mereka selanjutnya dan bagaimanapun keseruan kisah manis di antara mereka, mari baca keseluruhan di novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27.
Tint!.
Ketika Amira sudah sampai di halte bis, suara klakson mobil tiba-tiba mengejutkan Amira yang sedang tengah fokus membaca beberapa lembar laporan organisasi.
" Fajar." gumam Amira pelan, begitu melihat mobil Fajar yang berhenti di hadapannya.
Amira yang semula memang sedang menunggu Fajar di kursi panjang yang ada di halte bis itu, tiba-tiba langsung segera menghentikan aktivitasnya yang sedang membaca laporan mingguan organisasi yang baru saja dia terima dari ketua divisi lainnya, sebagai pertanggung jawaban atas tugas mereka.
" Masuk." pinta Fajar begitu kaca pintu mobil itu sudah perlahan turun sampai akhirnya terbuka lebar.
Amira pun langsung mengangguk paham, kemudian langsung memasukkan kembali dokumen itu kedalam tasnya.hingga akhirnya dia beranjak menghampiri Fajar dan langsung segera masuk kedalam mobil itu.
" Mau langsung pulang?" tanya Fajar, tanpa menoleh ke arah Amira.
Sementara Amira, dia langsung melirik ke arah Fajar, begitu dirinya bertanya kepada dirinya.
Dan Amira pun langsung mengangguk kepalanya dengan pelan.
" Hm, apa kamu mau pergi ke suatu tempat?" tanya Amira sambil dirinya memakaikan seft belt-nya.
Dia sama sekali tidak keberatan jika suaminya itu ingin segera langsung pulang atau mungkin ingin mengunjungi sebuah tempat terlebih dahulu.
" Langsung pulang saja." jawab Fajar.
Dan Amira pun langsung mengangguk paham, tanpa berkata apapun lagi.
Sementara itu Fajar, langsung segera menghidupkan mesin mobilnya, kemudian membawa mobil itu meninggalkan halte bis.
Jalanan di sore itu selalu ramai seperti biasanya, bahkan lebih ramai jika dibandingkan dengan malam hari, karena memang bersamaan dengan bubaran para pekerja dan juga sekolah yang membuat jalanan semakin ramai dan juga macet tentunya.
Fajar mengemudikan mobil itu dengan kecepatan yang bisa dibilang cukup tinggi, tapi tidak membuat Amira was-was atau sampai takut, karena Fajar mengemudikan mobilnya dengan sangat lihai.
Sehingga saat mengemudikan mobil dalam kecepatan berapa pun, pembawaannya akan tetap tenang.
...🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤...
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya mereka pun sampai dirumah dan Fajar pun langsung segera memarkirkan mobilnya di garasi rumah mereka.
" Alhamdulillah." ucap syukur Amira, karena dia dan Fajar bisa sampai rumah dengan keadaan selamat.
Mereka berdua pun langsung langsung membuka pintu mobil itu kemudian keluar dari sana secara bersamaan, dari arah pintu yang berbeda.
" Makasih, Jar!" ucap Amira sembari menutup pintu mobil itu.
" Gak perlu bilang makasih, saya gak butuh itu." ujar Fajar, yang melangkah lebih dulu di depan Amira.
Amira pun menanggapi respon Fajar itu dengan sebuah gelengan pelan.
Hari ini dia bisa langsung pulang ke rumah, tidak langsung ke perpustakaan terlebih dahulu, dikarenakan hari ini adalah hari liburnya dalam bekerja.
Dalam satu minggu, dia juga sudah mengambil cuti untuk bisa beristirahat dan mengerjakan pekerjaannya dengan tenang.
" Assalamu'alaikum." salam Amira, kepada beberapa penjaga yang berdiri di depan rumah.
" Wa'alaikumsalam, silahkan masuk, Den, Non." jawab semuanya secara serentak.
Salah satu penjaga yang sudah bekerja paling lama di rumah itu, langsung segera mengantarkan Fajar dan Amira sampai di depan pintu utama.
" Terimakasih, Pak." ucap Amira, yang tidak pernah lupa mengucapkan rasa terimakasih nya itu kepada orang yang sudah baik dengannya.
Kepala penjaga itupun langsung mengangguk seraya tersenyum ramah.
Amira langsung melangkah masuk kedalam rumah bersamaan dengan Fajar, matanya langsung menelusuri seluruh ruangan yang beberapa hari ini sudah dia tempati begitu dia sudah menjadi menantu di rumah itu.
" Sepertinya, Ayah sama Bunda belum pulang, ya?" tanya Amira kepada Fajar.
Fajar pun langsung menjawabnya dengan anggukan kepada Amira.
Dan di ambang pintu, tampak Bi Surti tengah menunggu kedatangan mereka.
" Den Fajar, Non Amira, biar Bibi bantu bawakan tas nya." ucap Bi Surti begitu ramah.
Kedua tangan Bi Surti pun sudah terulur, siap untuk membantu membawakan tas Fajar dan juga Amira.
Namun, Amira langsung segera mengangkat tangannya dengan sopan kepada Bi Surti.
" Tidak perlu, Bi, biar kami sendiri saja yang bawa." ucapnya, sambil tersenyum hangat dibalik cadarnya itu.
Walaupun senyuman nya itu tersembunyi dan tertutupi oleh kain cadarnya, tetapi Bi Surti bisa mengetahuinya dari sorot mata Amira, sehingga Bi Surti juga membalas nya dengan sebuah senyuman juga kepada Amira.
" Baiklah kalau begitu, bibi izin kembali ke dapur dulu ya, untuk menyiapkan makan malam nanti." sahut Bi Surti yang kemudian berlalu pergi dari sana, setelah mendapatkan persetujuan dari Fajar dan juga Amira.
Namun, saat Fajar dan Amira hendak memasuki pintu lift di rumah mereka, Bi Surti kembali menghampiri mereka untuk bertanya.
" Maaf, Den Fajar, Non Amira, Bibi lupa bilang sesuatu."
" Yah, mau bilang apa Bi?" tanya Amira, dengan sopan.
" Kalau ada yang mau diminum atau dicemil, bilang saja pada Bibi, ya, nanti Bibi akan langsung siapin." jawab Bi Surti begitu tulus.
Dan Amira pun langsung kembali tersenyum, dan langsung mengangguk dengan penuh penghargaan.
" Baik, Bi, terimakasih banyak, ya."
Bi Surti pun langsung mengangguk seraya pergi meninggalkan mereka.
Sementara itu, Fajar dan Amira pun langsung kembali melanjutkan langkah mereka untuk memasuki pintu lift itu, yang langsung mengantarkan mereka ke lantai dua, dimana terdapat kamar tidur mereka disana.
TO BE CONTINUE.