banyak mengandung ***, tolong yang dibawah umur bijaklah dalam membaca setiap novel.
karya ini adalah karya saya di platform sebelah. terpaksa saya pindahkan disini sebab novel ini sudah hilang di platform sebelah. saya sudah menunggu beberapa bulan kembali nya novel ini tapi nyatanya tidak kembali lagi.
mengandung *** bijaklah dalam membaca
Zahra harus rela di nikahi oleh calon suami kakaknya, intan. sebab intan kabur di hari H pernikahannya. tak ada pilihan lain akhirnya Zahra menuruti keinginan orang tua angkatnya. ingin rasanya wanita itu menolaknya tapi hal itu menyangkut nama baik keluarga mereka.
William menyalahkan Zahra atas hilangnya calon istri saat menjelang pernikahan, pria itu mengira jika Zahra dalang dibalik semua ini karena iri dengan intan.
seakan buta mata dan hati, William terus saja menyiksa Zahra setelah menjadi istrinya. hari-hari dijalani Zahra penuh dengan penyiksaan, hinaan dan cacian sudah menjadi makanan sehari-hari nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Masih diapartemen milik indra, pria itu sedang menonton berita mengenai Louis, polisi masih menyelidiki kasus itu dan belum ada tersangka yang ditetapkan. Indra tersenyum senang setidak hidup sedikit tenang sampai dia bisa k*bur di negara itu.
"Aku harus mengatur rencana untuk k*bur dari sini, mungkin sebentar lagi polis akan tau siapa yang m*mb*nuh pria s*alan itu". Indra mematikan tv nya kemudian membawa langkahnya menuju kamar dimana intan berada, disana intan tertidur pulas karena barusan kembali meny*ksa wanita itu tanpa ampun.
Dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menghubungi seseorang.
"Honey cepat datang kesini aku membutuhkan mu". Katanya ketika sambungan telepon diangkat oleh seberang sana.
"Baik honey".
Indra menunggu kedatangan orang tersebut sambil menyiapkan alkohol, malam ini dia akan bersenang-senang dengan seseorang yang di telpon nya.
Tak lama menunggu akhirnya suara bel apartemen miliknya berbunyi, dia segera membukanya terlihat wanita berpakaian s*ksi, wanita itu langsung menempelkan b*b*r nya pada indra. Dengan lembut indra membalasnya.
Suara decakan saling bersahutan, wanita itu seakan sudah ahli dalam hal ini. Setelahnya mereka menuju ke meja yang sudah terdiam berbagai macam minuman.
"Kita minum dulu honey". Ajaknya merangkul pinggang ramping wanita itu.
"Apa kamu masih mengurung wanita itu honey ?". Tanya Clarence, dia adalah teman indra dilokasi syuting dan sekarang mereka banyak menghabiskan waktu bersama.
"Yes, sampai aku puas dan kan membunuhnya". Jawab indra menuangkan minuman itu di gelas Clarence.
"Hahaha dia pantas mendapatkan itu honey". Indra tersenyum menatap Clarence yang tertawa bahagia.
"Tentu honey, apa kamu mau melihatnya ?".
"Ah tidak-tidak, aku muak melihat nya apalagi dulu begitu angkuh. Kamu tahu ? Aku memang sudah curiga jika sejak awal mereka memiliki hubungan apalagi tatapan senior Louis begitu memujanya". Terang Clarence seakan memanasi indra.
"Tapi Kenap kamu tak mengatakan itu padaku honey".
"Oh honey.. bagaimana aku mengatakannya bahkan kamu sangat sulit didekati. Aku ajak bicara saja kamu cuek sama aku". Clarence memanyunkan bibirnya kedepan membuat indra gemas memang dulu dia begitu cuek terhadap lawan mainnya karena pada saat itu dia sangat mencintai intan dan tidak mau menduakan nya tapi nyatanya dia yang diduakan.
Indra kembali melahap b*b*r Clarence yang menurutnya begitu imut, tangannya tak tingg diam bahkan sudah menjalar masuk dalam baju wanita itu.
"honey, lebih keras". Teriaknya dengan kencang karena sengaja, dia ingin intan mendengar semua itu.
Karena sudah tidak tahan akhirnya mereka melakukan diatas meja bar itu menghasilkan peluh diantara keduanya.
"honey kamu selalu nikmat". indra merasakan miliknya nya sesak didalam sana, membuat Clarence tersenyum senang.
Clarence memang selalu memperhatikan bentuk tubuhnya bahkan juga asetnya, dia selalu merawat semua itu karena tidak mau mengecewakan pasangannya.
teriakan keluar dari mulut mereka berdua memenuhi ruangan itu bahkan sedari tadi intan mendengarnya tapi tak bisa berbuat apa-apa karena tangannya masih diikat.
"Tunggu saja apa yang akan aku lakukan indra, kau akan merasakan semu apa yang aku rasakan!!". Geramnya mengepalkan kedua tangganya.
Dua insan yang masih menukar peluh itu akhirnya terkapar setelah tiga jam melakukannya. Mereka kembali kekamar sebelah kamar dimana intan berada. Apartemen itu memiliki dua kamar. Kamar utama yang sering ditiduri indra dan kamar tamu yang sekarang ditempati oleh intan.
Intan mencari cara untuk melepaskan diri, ketika tidak lagi mendengar suara dua orang itu, mungkin mereka sudah tertidur pulas apalagi sekarang sudah tengah malam.
"Aku harus lepas dari sini dan membalas indra s*alan itu". Gumamnya seraya memikirkan cara.
Dia mencoba menggesekkan tali yang diikatkan ditangannya pada bingkai foto figuran yang tertempel di dinding tempat tidur itu. Tali itu memang sedikit panjang jadi mempermudahnya untuk berdiri.
Indra memang sengaja menggunakan tali panjang agar intan tidak hanya baring saja namun bisa duduk. Tapi indra tak tahu saja jika itu semua mampu membuat intan lolos dengan mudah.
"Yes sedikit lagi.. astaga". Ucapnya sesekali melihat pintu kamar takut jika indra datang kesini.
"Yesssss akhirnya terbuka juga". Intan melepaskan tali itu dan mencari pakaian yang bisa dipakai dan segera pergi dari sana sebelum indra melihatnya.
Dengan tangan gemetar membuka handel pintu pelan tanpa menimbulkan suara sama sekali, setelahnya dia berlari begitu kencang keluar dari apartemen itu sesekali menengok kebelakang takutnya indra mengejarnya.
Dia berlari dijalankan yang begitu sepi dan masih menengok kebelakang tanpa melihat ada mobil yang melaju sedikit kencang hingga men*br*k tubuhnya, orang-orang yang ada didalam mobil itu sedikit kaget karena telah men*br*k seseorang.
"Maaf tuan, sepertinya kita men*br*k seseorang". Ucap sang supir sekaligus anak buah dari orang itu.
"Mungkin dia hanya modus, lanjutkan saja jangan hiraukan dia". Ucap orang itu tanpa mengalihkan pandangannya pada tabletnya.
Anak buahnya hanya mengangguk tapi tak lama kemudian pria itu kembali menyuruh menghentikan mobilnya ketika mendengar suara wanita meminta tolong.
"To-tolong saya".
"Coba kamu keluar dan melihat nya ". Anak buahnya segera melakukan perintah tuannya.
"Dia masih h*dup tuan, bahkan banyak l*ka leb*m di badannya. Dia seorang wanita".lapor anak buahnya setelah mengecek keadaan intan.
"Bawa dia dan segera hubungi dokter".
"Baik tuan". Dua orang anak buahnya segera memapah tubuh intan dan memasukkannya didalam mobil duduk didekat tuannya.
Pria itu adalah Juanda Alexander yang pulang larut malam karena ada sesuatu kehebohan dimarkas gelapnya jadi dia harus turun tanga untuk menangani hal itu.
"Aishhhh kenapa dia begitu s*ksi walaupun banyak l*ka ditubuhnya". Batin Juan menelan ludahnya kasar.
Saat kabur tadi intan hanya melihat baju milik indra yang berwana putih jadi dia hanya mengenakan baju itu tanpa memakai dal*m*n sama sekali.
"Ahh s*alan!!". Umpatnya masih menatap intan yang tak sadarkan diri.
"Apa tuan baik-baik saja ?". Tanya anak buah nya yang melihat Juan dibalik kaca spion.
"Ummm saya baik-baik saja, tutup penghalang nya. Jangan melihat sembarangan. Saya tahu sedari tadi kamu menatap wanita ini". Anak buahnya sempat terkejut ternyata dia ketahuan diam-diam menatap intan.
"Maaf tuan". Ucapnya segera menutup penghalang antara kursi belakang dan depan.
Juan terasa tersiksa, apalagi dia adalah seorang gila akan s*ks, tentu akan tergoda ketika melihat sesuatu yang menggoda didepannya.
Suara erangan keluar dari mulutnya ketika terus melihat intan, rasanya ingin sekali membuat wanita itu melayang bersama nya
Dua anak buahnya saling pandang kemudian buru-buru memasang Earphone ditelinga nya menyetel musik begitu kencang.
"Buka matamu, saya tahu sedari tadi kamu sudah sadar tapi hanya pura-pura tidur lagi". Ucap Juan melihat intan
"Maaf tuan". Ucap intan menatap takut Juan yang kini sudah diatas tubuhnya.
"Tak perlu takut, sebagai hukumannya cepat lakukan tugas mu". Intan mengangguk membuat pria paru baya itu begitu senang dan mengungkung intan dibawahnya.
Semenjak itu intan menjadi kekasih sekaligus teman ranjang Juanda setiap saat, alih-alih menderita tapi intan merasa bahagia apalagi Juan begitu menyayangi nya dan memperlakukan nya dengan baik selama ini. Tak hanya itu dia juga suda membalas sakit hatinya pada indra dan sekarang pria itu masih dimarkas Juan.
Juan sengaja tidak melepaskan intan setelah tahu asal-usul nya karena sebelumnya pria paru baya itu sudah menyelidiki semua tentang wanita itu dan itu membuatnya senang karena dengan memanfaatkan intan dia bisa mengh*nc*rkan m*s*hnya
Flashback selesai.
Bersambung...