Awalnya pertemuan tak sengaja dan berujung di ranjang tetangga.
Saking kesepiannya, Intan Novalia berselingkuh dengan tetangganya yaitu seorang dosen bernama Doni pratama.
Keseringan di tinggal dinas oleh sang suami yaitu Indra Arshaka. Intan, secara diam-diam menduakan suaminya sendiri tanpa sepengetahuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 1
Cripp.. Cripp.. Cripp..
Suara burung di pagi hari terdengar sampai ke dalam kamar dan membangunkan seseorang yang sedang tertidur pulas. Seseorang itu langsung terusik dengan suara burung tersebut dan membuatnya terbangun.
"Hoam... Kenapa berisik sekali." Ucapnya yang masih dalam keadaan setengah sadar. Dia langsung mengucek matanya dan menatap jam dinding yang ada di depannya.
"Astaga!! Aku bangun kesiangan." Pekiknya terkejut. Saat itu juga dia langsung bergerak turun dari ranjangnya dan berlari ke arah pintu. Tanpa memperdulikan penampilannya yang masih acak-acakan dia keluar dengan memakai piyama sexy tanpa memakai bra.
Ceklek
"Kejutaaaaan!!"
Deg
"M...m-mas I-indra..." Ucapnya terbata-bata sambil mematung menatap seseorang yang ada di depan matanya saat ini.
"Selamat ulang tahun isteriku, Intan. Maaf, aku mengucapkannya dengan telat. Lihatlah.. Aku pulang dinas membawa cake ulang tahun dengan atasan buah stroberi kesukaanmu."
Ya, dia adalah Intan Novalia. Saat ini dia sedang berulang tahun yang ke 29. Meskipun ucapan selamat dari sang suami terbilang telat, namun itu berhasil membuat dirinya tertegun dan tak menyangka dengan kehadiran sang suami yang kini tepat ada di depan matanya.
Indra selalu sibuk dengan pekerjaannya, dia menjabat Ceo di perusahaan milik ayahnya. Bahkan saking sibuknya, dalam satu bulan dia bisa pergi dalam tiga atau empat kali untuk dinas keluar kota.
"Sayang, ayo tiup lilinnya." Ucapnya sambil membawa cake ulang tahun. Intan hanya busa mengangguk pelan dan meniup api dari lilin tersebut.
"Fiyuuhh.."
Intan meniup lilin tersebut, lalu menatap sang suami. "Kapan kau pulang, hm?"
Raut wajah Intan berubah sendu, sudah dua minggu ini dia di tinggal dinas oleh sang suami dan tentu saja dia sangat merindukan kehadiran sang suami.
"Aku pulang 1 jam yang lalu. Melihatmu tidur, aku tak berani membangunkannya. Lalu saat di perjalanan pulang teringat kalau hari ini adalah hari ulang tahunmu dan saat itu juga aku bergegas untuk pulang cepat dan segera memberikan kejutan kecil ini."
Indra mengucapkan kata yang panjang lebar, Intan hanya menatapnya dan bibirnya tersenyum tipis. Bisa di bilang bahwa saat ini Intan bahagia dengan kehadiran suaminya, dan tanpa menunggu lama, dia langsung memeluk sang suami dengan erat.
Grep
"Aku merindukanmu, mas." Lirihnya sambil memeluk erat. Melihat reaksi itu, Indra mengulum senyumannya dan membalas pelukan sang isteri.
Tiba-tiba Intan mendorong suaminya dan menguraikan pelukannya. Dia tersadar kalau saat ini dirinya belum mandi bahkan pakaian dan rambutnya terlihat acak-acakan.
"T-tunggu, mas. Aku belum mandi, pasti aku bau, kan? Ih.. Kamu sih gak bilang mau pulang, kalau tau mau pulang, aku akan bersiap-siap dan menyambutmu."
Ucapan Intan terdengar sedikit menggerutu namun terlihat manja. Indra hanya terkekeh melihat ocehan sang isteri yang sedang menggerutu panjang lebar.
"Gak papa, kamu selalu paling cantik." Ucapnya dengan mengelus pipi Intan lalu menangkupnya.
"Ishh.. Kamu, jangan buat aku salting, mas." Jawabnya dengan pipi merona dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Indra tiba-tiba memeluk pinggang sang isteri dan menatapnya dengan intens. Intan merasa bingung dengan reaksi Indra yang terus menatapnya, intan pun mencoba mengalihkan pandangannya.
"Katakan, apa kado yang kamu inginkan? Aku akan mengabulkannya." Ucapnya tiba-tiba.
Awalnya tatapan Intan menatap ke arah lain, dan setelah mendengar ucapan Indra, Dia pun menoleh kembali dan beralih menatap suaminya dengan semangat.
Yaa.. Yang di inginkan Intan bukanlah kado mewah seperti, mobil, tas, perhiasan dan uang. Barang-barang tersebut sudah cukup baginya saat ini. Yang dia inginkan yang tak lain adalah menghabiskan waktu berdua bersama sang suami di atas ranjang untuk saling memuaskan.
Tersirat dalam fikiran Intan untuk mengajak suaminya berhubungan panas di atas ranjang. Karena bisa di bilang, sudah lama Intan merindukan sesuatu yang hangat bersama suaminya.
"Aku......."
"Ah, aku ingat! Bukankah kamu dulu pernah berkata ingin jalan-jalan ke hawai? Aku akan membeli tiketnya dan ayo kita pergi berlibur." Ucap Indra. Mendengar suaminya mengatakan itu, Intan mengerutkan dahinya dan merasa jengkel saat mendengar ucapan Indra.
Saat ini yang di inginkan Intan bukanlah itu. Apakah Indra tidak merindukan dirinya atau bagaimana. Intan merasa heran, kenapa suaminya tak paham juga.
"Lho, kok liburan sih, mas?" Ucapnya ketus.
"Hm, lalu? Apa ucapanku salah, sayang? Tapi aku ingat kok, kamu pernah bicara ingin pergi ke hawai." Jawab Indra dengan yakin.
Karena Intan malas berdebat di pagi hari, dia pun menepis tangan sang suami lalu melangkahkan kakinya kembali untuk masuk ke dalam kamar.
"Sayang, kenapa kamu......"
Ting.. Tong...
Bel pintu apartemen Indra dan Intan berbunyi. Posisi Indra yang cukup dekat dengan pintu keluar, saat itu juga dia pun bergegas langsung ke arah pintu untuk membuka dan melihat siapa yang datang.
Ceklek
"Paket!!"
Indra terkejut, saat dia membuka pintu tiba-tiba ada seorang kurir pengiriman barang yang berdiri di luar pintu apartemennya.
"Paket?" Indra menaikan satu alisnya dan menatap heran. Pasalnya, dirinya mau pun Intan, tidak pernah memesan paket lewat mana pun. Dan jika mereka membutuhkan sesuatu, mereka langsung membeli barang-barang tersebut ke mall.
"Ya, paket ini bertuliskan atas nama bapak Doni Pratama?"
Indra semakin heran, paket tersebut tiba-tiba nyasar ke rumahnya, padahal nama-nama pembantunya tak ada nama yang di sebutkan kurir tersebut.
Tap.. Tap.. Tap..
"Ada apa ini, mas? Kenapa berisik sekali?"
Saat itu juga Indra menoleh dan menatap Intan. "Apakah pembantu kita ada yang bernama Doni?"
"Haa? Gak ada tuh, pembantu baru kita juga namanya adalah pak komar. Dan dia juga hanyalah sopir panggilan."
Pembantu rumah mereka hanya bekerja mulai dari jam sembilan pagi sampai jam tiga sore, setelah itu mereka pulang. Indra dan Intan tinggal di apartemen mewah.
"Anda salah rumah, Suami saya bukan Doni. Dan kami tidak pernah memesan paket apapun." Jawab Intan dan meyakinkan tukang kurir.
Drap.. Drap.. Drap..
"Maaf, itu paket saya!" Pekik seseorang yang sedang berjalan cepat ke arah mereka. Intan maupun indra, langsung menoleh menatap seseorang tersebut.
"Eh, m-maaf.. Sepertinya saya salah rumah." Kurir tersebut meminta maaf pada Intan dan juga Indra. Dan setelah itu kurir pengiriman barang memberikan paket tersebut pada Doni.
"Terima kasih." Ucap Doni dengan singkat. Tak lama kemudian kurir tersebut langsung pergi setelah menyerahkan paketnya.
Saat sebelum Doni melangkahkan kakinya untuk pergi, dia pun menyapa Intan dan Indra terlebih dahulu. Setelah kejadian tersebut, Doni merasa tak enak dengan mereka berdua.
"Maafkan saya, saya baru pindah kemarin malam kesini. Salam kenal, saya Doni." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Ah, anda tetangga baru? Hallo, nama saya Indra." Menjabat tangan Doni.
Entah kenapa pandangan Intan tak bisa menghindar, dia terus menatap Doni dengan tatapan intens. Bisa di bilang Doni ini cukup tampan, tubuhnya yang gagah dan rambut side part yang pantas dengan gayanya.
"Aku, intan." Ucapnya dengan senyum manisnya. Mendengar nama yang keluar dari mulut Intan, Doni pun langsung menoleh. Dia melihat pakaian Intan yang cukup sexy dengan piyama tidurnya dan tanpa mengenakan bra.
Srett
Doni langsung mengalihkan pandangannya kembali saat melihat Intan, dia pikir dia tak boleh menatap isteri orang dengan seperti itu. Namun entah mengapa, wajah Intan benar-benar adalah tipe idealnya. Selain cantik, Intan juga memiliki hidung yang mancung, tahi lalat di bawah matanya dan juga di atas dagunya.