"Aku mencintai kamu."
Sesederhana itu, cara ku mencintaimu.
"Jangan tanya kenapa aku mencintaimu, karena sederhana saja aku mencintaimu dan jangan tanyakan alasannya.
Karena jawabannya sama, aku mencintaimu."
I LOVE YOU ❤️❤️❤️
"aku mencintaimu dan aku ingin hidup bersama mu."
😍😍😍
Seorang laki-laki yang memperjuangkan cintanya dengan hambatan restu dari Mamanya karena mereka berbeda.
Apakah mereka akan masih bisa bersama dengan tembok pembatas yang begitu tinggi dengan segala perbedaan yang membatasi mereka.
"Hidup ku jauh lebih nyaman sebelum mengenal Mu, Mas. Terimakasih atas semuanya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aeni Santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#8
"Kasih.."
Yang punya nama pun mengalihkan pandangannya ke arah suara.
Seorang laki - laki keluar dari mobil lalu berjalan dengan mempercepat langkahnya menuju ke arah Kasih yang sudah duduk di atas sepeda motornya.
"Mas Akmal."
Katanya lirih.
"Udah mau pulang." Tanya Akmal.
"Iya Mas."
Jawab Kasih sambil menganggukkan kepalanya tapi tak berani menatap ke arah Akmal.
"Cuma ambil tempat kue aja, terus pulang."
Iya Siang ini Akmal sengaja ke warung nasi itu lagi, memang dia berharap untuk bisa bertemu dengan kasih.
"Hmm.. Boleh minta waktunya sebentar.?" Tanya Akmal.
Kasih menatap ke arah Akmal namun segera mengalihkan pandangannya kembali ke arah lain.
"Maaf sebelumnya, mau ngajak ngobrol santai sambil minum."
Lanjut Akmal dan Kasih masih diam, Dia ragu didalam hatinya kalau mereka cuma berdua.
"Itu kalau Kasih nggak buru - buru sih. Kita nongkrong dulu sebentar di cafe depan."
Kata Akmal sambil menunjuk ada sebuah cafe di seberang jalan.
"Hmmm.. Maaf ya Mas, mungkin lain kali. Takut di tungguin Ibu tadi nggak bilang dulu." Tolak Kasih halus.
"Gitu ya, oke deh lain kali."
Ucap Akmal walaupun ada sedikit rasa kecewa di hatinya tapi dia harus sabar untuk bisa bersama Kasih.
Kasih tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Manis banget senyumnya."
Dalam hati Akmal tak berkedip menatap Kasih.
"Gini aja, kita buat janji kapan gitu, Saya ikut kapan kamu bisanya, kalau begitu Saya boleh minta nomor Hp nya?."
Akmal menyodorkan ponselnya kepada Kasih, Dia berharap kali ini bisa mendapatkan nomor ponsel Kasih.
Namun Kasih masih terdiam di atas sepeda motornya, rasanya mau ambil Hp itu tapi ada rasa malu.
Akmal yang paham akan hal itu, mengambil dompetnya lalu memberikan secarik kertas kartu namanya kepada Kasih.
"Ini kartu nama Saya, di situ ada no HP Saya jadi tenang aja Saya nggak akan gangguin kamu, he he he.."
Canda Akmal yang aslinya udah gemas banget sama Kasih, susah amat dimintai no Hp.
"Oke, tapi Saya ajak teman ya kalau mau mengajak minum." Kata Kasih.
Ada secercah harapan membuat Akmal tersenyum senang.
"Okelah."
Akmal mengiyakan saja dari pada tak bisa nongkrong hanya untuk sekedar ngobrol dengan Kasih.
Akhirnya Kasih mengambil ponsel milik Akmal lalu mengetik nomor ponselnya di sana dan mengembalikan kembali ke Akmal setelah selesai.
"Terima kasih, ini kartu nama saya. Coba Saya Miss call ya."
Akmal pun melakukan panggilan ke dalam ponsel Kasih dan muncullah sebuah nomor yang sama dengan di kartu nama itu.
"Disimpan ya." Kata Akmal.
Kasih tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Saya permisi ya Mas, takut ditunggu Ibu."
"Oke, silahkan Kasih. Terima kasih dan maaf ya sudah mengganggu waktu pulang kamu."
Kasih menganggukkan kepalanya.
"Ya nggak papa Mas, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, hati - hatinya."
Kasih menjalankan sepeda motornya meninggalkan Akmal yang masih mengamati dirinya.
Akmal tersenyum sendiri, sambil berjalan ke arah mobilnya dia menyimpan nomor handphone yang sudah diberikan kasih tadi.
"Akhirnya nggak sia-sia ya, ha ha ha..."
Tawa Ridho yang bersandar di luar mobil Akmal.
"Terserah lah apa kata kamu, yang penting sudah dapat."
Akmal memamerkan nomor ponsel Kasih yang berhasil ia dapatkan hingga membuat Ridho terkekeh.
"Ayo, jadi nggak.?"
Akmal berjalan sambil tersenyum.
"Mau kemana?."
Ucap Ridho melihat Akmal berjalan ke arah warung.
"Makan nggak kamu."
"Oke...."
Ridho mengikutinya dan merangkul pundaknya.
Akmal memang sengaja tadi datang ke warung untuk bisa bertemu dengan Kasih, Dia bertekad harus mendapatkan nomor ponselnya.
Ridho mendukung saja yang menjadi rencana temannya itu, Akmal semenjak siang itu bertemu dengan Kasih dan gagal mendapatkan nomor ponselnya dikantor pun rasanya malas dan pekerjaannya agak terganggu lalu Ridho sebagai temannya pun memberinya semangat untuk mencoba lagi.
🌹🌹🌹🌹🌹
Malam telah tiba, dan Kasih masih sibuk dengan tugas kuliahnya. Lalu terdengar nada pesan masuk ke dalam ponsel pintar miliknya.
"Assalamualaikum, masih on jam segini."
"Pasti Septi ini, kebiasaan minta copy tugas." Kata Kasih sendiri sambil mengambil ponselnya.
"Kok nggak ada namanya, siapa ini.?"
Kasih berbicara sendiri sambil melihat layar ponsel miliknya.
Lalu Dia menekan foto profilnya dan nampak lah foto Akmal terpampang jelas disana.
"Mas Akmal."
Kasih mengambil kartu nama yang tadi siang di berikan oleh Akmal.
"Iya sama nomornya ini." Katanya sendiri.
"Jawab apa ya, udah terlanjur terbaca lagi."
Kasih malah bicara sendiri terus sambil melihat ponselnya memikirkan jawaban apa yang akan dia kirim.
"Waalaikumsalam, masih mengerjakan tugas kuliah."
Akhirnya pesan singkat balasan dari Kasih dia kirim.
Tak lama masuk lagi pesan.
"Sudah malam, kok belum istirahat."
Jam memang sudah menunjukkan pukul 21.00, biasanya cewek sudah tidur.
Kasih masih memandangi layar laptopnya sedang serius mengerjakan tugasnya dan belum membuka pesan dari Akmal.
Hingga masuk pesan baru lagi.
"Saya temenin ya😉."
Kasih yang merasa penasaran dengan pesan balasan dari Akmal, lalu Dia pun membukanya dan bisa tersenyum sendiri.
"Sudah hampir selesai, sebentar lagi istirahat."
Balasan dari Kasih.
"Jangan terlalu malam, nggak baik untuk kesehatan."
Kasih tersenyum saja belum membacanya hanya melihat saja dari notifikasi yang masuk, lalu melanjutkan untuk menyelesaikan tugas kuliahnya yang belum kelar.
Hingga setengah jam kemudian selesai juga tugas itu dan dia sudah merasakan badannya yang sangat capek dan mengantuk.
"Sudah tidur ya."
Ada pesan lagi masuk, karena lama tak dibalas oleh Kasih.
"Sudah malam Mas, selamat istirahat. Waalaikumsalam."
Begitu balasan yang dikirimkan oleh Kasih lalu ia benar-benar memejamkan kedua matanya karena sudah merasakan kantuk yang luar biasa.
🌹🌹🌹🌹
"Selamat istirahat, semoga kita dipertemukan di mimpi."
Ucap Akmal sendiri sambil memandangi layar ponselnya dan tersenyum senang.
"Tak akan menyerah aku, untuk semakin mengenal mu Kasih."
Akmal masih memandangi laptopnya, Dia juga masih mengecek pekerjaannya untuk esok hari.
Jadi pesan yang ia kirim tadi ke Kasih untuk menemani dia juga sibuk dengan laptopnya sendiri.
😍😍😍😍
masih arogan atau langsung baik😂