"Lalu bagaimana dengan aku mas? bagaimana dengan pernikahan kita?" Lirih nya dengan suara yang hampir tercekat.
"Kita akan tetap seperti ini sayang, mas mencintaimu."
"Tidak, ceraikan aku, menikahlah dengan dia."
"Aku hanya menginginkan seorang anak, kamu tidak bisa memberikan nya," Ucap nya dengan nada tinggi.
"Kamu menuduh aku mandul mas? Tega kamu mas..." Lirih Aira, ia sudah tidak tahan lagi menahan tangis nya.
Aira Putri Renjana sudah menikah selama lima tahun, namun setelah lima tahun pernikahan ia masih belum memiliki keturunan.
Kehidupan rumah tangga yang bahagia selama lima tahun itu, harus hancur karena tiba tiba, sang suami yang ia cintai membawa dan langsung memperkenal kan istri kedua nya yang sedang mengandung.
Hari itu membuat Aira seperti mimpi buruk yang tidak berkesudahan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Menjalani drama
"Aku tidak sejuju, ide mu itu gila sekali," Ujar Aira menolak.
"Menolak berarti sudah tau konsekuensi nya," Jawab Samudra.
"Oke, aku setuju," Balas Aira terpaksa.
"Nah begitu dong, jangan cerewet, telinga saya sakit," Kata Samudra.
"Terserah aku dong, ini mulut aku, kenapa kamu yang sewot," Jawab Aira ketus.
"Kamu harus belajar lemah lembut, biar nanti tidak keceplosan di depan keluarga ku," Ucap Samudra.
"Sulit, masalah nya di kamu," Kata Aira.
"Apa?" Tanya Samudra heran dengan tingkah laku wanita yang berada di depan nya itu.
"Kamu menyebalkan, jadi bawaan nya emosi terus," Jawab Aira ketus.
"Apapun alasan mu itu ga penting, yang penting nanti kamu bisa akting di depan keluarga ku," Ucap Samudra mengingatkan.
"Bawel amat, aku ngerti ko, sana pulang," Ucap Aira mengusir Samudra.
"Besok siang saya jemput, kita makan siang," Ucap Samudra.
"Ga mau," Tolak Aira.
"Denger ya, sebenarnya saya juga tidak mau berurusan dengan manusia yang bernama wanita, tapi saya terpaksa." Jawab Samudra tegas.
"Jam berapa?" Tanya Aira.
"Jam 13:00." Jawab Samudra, lalu ia melangkah kan kaki nya, pergi dari rumah Aira.
"Kenapa aku harus ketemu dengan laki-laki seperti dia," Ucap Aira dalam hati sambil melihat kepergian Samudra.
Lalu Aira melirik ke arahh surat yang sudah ia tandatangani, ia melihat kartu nama yang Samudra berikan.
"Samudra Mahendra Alexander."
Lalu ia membaca kartu nama yang laki-laki itu berikan, ia kaget setelah tau siapa laki-laki itu sebenarnya, "Celaka, dia pewaris Mahendra Alexander, pantas saja dia dengan percaya diri nya mengancam ku, tapi kenapa dia memilih ku dari ribuan wanita yang menginginkan nya."
Setelah itu Aira menceri ponsel nya, ia menelpon sahabat nya Aisyah.
"Syah, kamu lagi sibuk ga?" Tanya Aira di telpon.
"Kebetulan engga, kenapa cintaa?" Jawab Aisyah.
"Kita ketemu di caffe dekat rumah mu ya, ada yang perlu aku tanyakan, sangat penting," Ajak Aira.
"Ada masalah apa Ra? Kenapa kelihatan nya kamu serius," Tanya Aisyah di sebrang telpon.
"Inimah menyangkut hidup aku Syah, nanti aku jelasin," Ujar Aira, lalu ia melanjutkan nya,"Aku segera kesana, 20menit sampai,"
"Hati-hati di jalan." Ucap Aisyah.
Telpon pun tertutup, Aisyah bingung dengan sahabat nya, Aira tipe manusia yang tidak pernah mencari masalah, apalgi sekarang dia tinggal di negri orang.
Setelah beberapa menit, sampai lah Aira ke tempat yang sudah ia janjikan dengan Aisyah.
"Ada apa Ra?" Tanya Aisyah panik.
Lalu Aira memberikan sesuatu kepada sahabat nya itu.
Aisyah bingung, lalu ia melihat nya. Setelah ia melihat ia, ia kaget, lalu Aisyah berkata, "Maksud kamu apa Aira? Ada urusan apa kamu dengan mereka?" Tanya Aisyah takut.
"Kenapa nada bicara mu sangat cemas begitu," Kata Aira.
"Aira kamu mungkin kenal dengan keluarga Mahendra Alexander seorang pembisnis yang sukses di negara ini, tapi satu hal yang harus kamu tahu, keluarga mereka juga terkenal sangat bengis kepada musuh nya," Jawab Aisyah menjelaskan.
"Tapi aku bukan musuh nya," Kata Aira.
Aisyah menghela nafas mendengar jawaban sahabat nya itu,"Kamu ada urusan apa dengan pewaris Mahendra Alexander?" Tanya Aisyah.
Lalu Aira menceritakan masalah nya dengan Samudra.
"Syukurlah Aira, aku pikir kamu punya masalah dengan salah satu keluarga mereka," Ucap Aisyah lega setelah mendengarkan cerita sahabat nya.
"Ko kamu kaya gitu sih Syah, aku bingung gimana cara mengindari laki-laki menyebalkan itu," Ujar Aira.
"Kamu kan orang nya bertanggung jawab, jadi ya lakukan apapun yang sudah kamu janjikan,"Jawab Aisyah.
" Huff, tapi setelah mendengar cerita kamu, aku jadi takut deh sama keluarga nya, gimana kalo ketahuan boong, adu urusan nya nyawa ini mah," Ujar Aira.
Aisyah tertawa mendengar cerita sahabat nya itu, lalu ia berkata,"Kalo tuhan menakdirkan kalian bagaimana?" Tanya Aisyah iseng.
"Menakdirkan dalam hal apa dulu?" Tanya balik Aira.
"Berjodoh," Jawab Aisyah singkat.
Aira tertawa mendengar perkataan sahabat nya itu, lalu ia berkata,"Tidak akan ada yang mau sama wanita yang mandul seperti aku Syah, apalgi seorang pewaris seperti dia,"Jawab Aira.
"Kamu tidak mandul Aira, hanya saja belum waktu nya," Jawab Aisyah tegas.
Aira tersenyum menatap sahabat nya, lalu ia berkata,"Aku tidak akan jatuh cinta lagi, aku takut."
"Jangan trauma dengan luka masa lalu mu, biarkan luka itu menjadi pembelajaran untuk kedepan nya," Jawab Aisyah.
"Sebenarnya yang membuat aku terus-terusan kepikiran itu kenapa keluarga ku tidak menerima aku?" Ucap Aira.
"Aku sekarang keluarga mu," Jawab Aisyah.
"Setelah kematian ayah ku, semua nya berubah Syah, aku tidak punya lagi tempat pulang," Ujar Aira.
Aisyah memeluk sahabat nya itu, ia berusaha menenangkan Aira.
...
Keesokan hari nya, Aira terbangun saat pagi.
"Hoaammm, ternyata sudah pagi," Ucap nya menatap arah luar jendela.
Aira membuka ponsel nya, ia membaca beberapa pesan yang Samudra kirim.
"Kenapa dia sangat menyebalkan sekali," Ucap Aira dalam hati.
Lalu Aira membalas pesan dari Samudra, Aira menulis,"Iya, bawel amat jadi cowo," Balas Aira.
Tring...
(Jangan lupa nanti siang, kamu harus sudah siap-siap, biar saya tidak menunggu kamu) Pesan singkat dari Samudra.
"Ya'ampun nih laki bawel amat sih, mau mandi juga keganggu,"
Lalu Aira membalas pesan sengan suara nya, ia berkata,"Maaf ya, nanti siang ada kerjaan yang tidak bisa ditinggalkan,"Balas Aira berbohong.
"Tidak menerima alasan apapun," Balas Samudra dengan emot malas.
Aira tertawa melihat pesan dari Samudra.
Pada siang hari nya, Aira sudah bersiap-siap menunggu kedatangan Samudra.
Namun Aira bertekad untuk menjahili Samudra dulu, ia ingin bersembunyi seolah-olah Aira tidak ada di rumah.
Ting....
Suara bel berbunyi, itu berarti Samudra sudah datang.
Namun tanpa sepengetahuan Aira, ternyata Samudra memiliki kunci cadangan rumah nya, ia kaget. Sejak kapan dia mempunyai kunci cadangan rumah ku? huuf aku harus hati-hati, dia bisa melakukan segala nya.
"Aira Putri Niranjana," Panggil Samudra berteriak.
"Iyaa sebentar, aku sedang di toilet," Jawab Aira malas.
"Cepat, lama amat sih," Teriak Samudra
"Sabar, aku lagi mencuci tangan," Jawab Aira
"Kamu yang keluar, atau aku yang masuk kesana," Ujar Samudra.
Aira kaget, ia melotot kan mata nya tidak percaya dengan tingkah laki-laki menyebalkan itu,"Iya ini aku udah siap,"Jawab Aira keluar kamar.
"Gitu dong, jangan harus di ancam dulu baru mau," Ucap Samudra tersenyum.
"Menyebalkan udah,ditambah lagi tukang maksa," Kata Aira malas.
"Ayo sayang, nanti terlambat, niat ingin makan siang malah makan malam krna mendengarkan ocehan kamu," Ucap Samudra Tiba-tiba.
Aira kaget mendengar kata "Sayang"
Aira memutar bola mata malas dengan semua drama ini.
