Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Rencana licik Luna dan keluarganya
"Jadi sekarang kau memperdulikanku, apa aku menguntungkan bagimu?" Tanya Kirana dengan suara yang tenang namun sedikit dingin.
"Ya, aku perlu kau mendapatkan kerjasama dengan direktur eksekutif Perancis, dia akan segera turun dari kapal jam 09.00 nanti," kata Christian.
"Hm,, itu memang menguntungkan bagimu, tapi apa untungnya bagiku?" Tanya Kirana membuat Christian sekali lagi sangat terkejut.
Perempuan di depannya berani menghitung keuntungan?
"Heh,," Christian tersenyum konyol, "kau sudah mendapat banyak keuntungan setelah menikah denganku, jadi tidak ada yang perlu kau perhitungkan--"
"Kau benar, keuntungan yang aku dapatkan adalah disebut sebagai menantu bodoh, menjadi istri yang diabaikan oleh suaminya, menjadi bahan pelampiasan amarah dan dicemooh oleh semua orang. Sangat menguntungkan bukan? Ah,, aku lupa memberitahumu kalau aku bahkan beberapa kali harus mengais sisa-sisa makanan di tempat sampah keluargamu untuk bisa bertahan hidup!" Tegas Kirana sambil mengepal kuat tangannya, dia terlalu emosi mengingat setiap pergelakuan anggota keluarga Mataram pada Kirana di masa lalu.
Christian pun terkejut mendengar ucapan perempuan di hadapannya, dia tak menyangka kalau Kirana diperlakukan begitu buruk oleh keluarganya.
Melihat pria di hadapannya terkejut, maka Kirana merasa semuanya sudah cukup hingga perempuan itu berdiri sambil berkata, "Jangan harap aku mau membantu keluargamu. Jika bukan karena Tuan besar, Sudah lama aku meninggalkan keluargamu!"
Setelah berbicara, Kirana langsung pergi dari ruangan itu meninggalkan Christian yang terdiam sambil menggertakan giginya.
Ini benar-benar penghinaan bagi dirinya sendiri dan juga bagi keluarganya. Pertama kalinya seorang perempuan mengabaikannya! Tapi bagaimanapun Christian memikirkannya, itu cukup masuk akal. Siapa yang bisa tahan setelah mendapatkan perlakuan tidak layak dari keluarganya?
Sementara Kirana yang keluar dari ruangan tersebut, ia menghentikan langkahnya di depan pintu saat melihat Luna sedang berjalan ke arahnya.
Tampak raut wajah Luna penuh rasa kecut melihat kemunculan Kiranadi lantai 3, padahal perempuan Itu dilarang keras naik ke lantai 3.
"Apa yang kau lakukan di sini?! Bukankah kepala pelayan sudah memberitahumu kalau kau tidak boleh sekalipun menginjakkan kakimu di lantai tiga ini?!" Tegas Luna.
Kirana mengangkat sebelah alisnya, "kau belum tahu? Aku baru saja dijemput suamiku kemari," kata Kirana sebelum dia melenggang pergi meninggalkan perempuan itu.
Luna yang mendengar itu langsung mengerutkan keningnya dan bersamaan dengan itu pintu ruangan juga terbuka memperlihatkan Christian keluar dari ruangan itu yang langsung mengkonfirmasi ucapan Kirana.
"Christian, kau,, kau baru saja bertemu dengan Kirana?" Tanya Luna Yang Tak habis pikir kalau dua orang itu menghabiskan waktu mereka bersama dalam satu ruangan.
Padahal selama ini Christian tidak pernah mau satu ruangan dengan Kirana kecuali karena terpaksa saat tuan besar mengawasi mereka.
Tetapi sekarang Tuan besar tidak ada di kapal, jadi sangat aneh melihat dua orang itu bersama-sama dalam satu ruangan.
"Aku ada pertemuan," ucap Christian dengan datar sebelum dia pergi meninggalkan Luna.
"Ya, semoga beruntung," ucap Luna Sambil memandangi punggung Christian yang menjauh darinya.
'apa ini?' ucap Luna dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya, perempuan itu merasa sangat khawatir kalau dua orang itu mungkin akan menjadi akrab dan menjadi pasangan suami istri yang nyata.
'Aku tidak boleh membiarkan ini, aku harus melaporkannya pada Ayah!' ucap Luna dalam hati segera pergi dari sana untuk menemui ayahnya.
Setelah tiba di kamar orang tuanya, Luna melihat ibunya sedang sibuk membuka beberapa paper bag yang diletakkan di atas meja.
"Kau sudah datan, ini adalah barang-barang yang diberikan oleh rekan bisnis ayahmu pada ibu, pilihlah beberapa untuk dirimu," ucap Miranti.
Luna duduk di depan ibunya, "di mana Ayah?" Tanya Luna yang tidak peduli dengan isi paper bag di sana.
"Ayahmu sedang bertemu rekan bisnisnya. Tapi ada apa wajahmu masam begitu?" Tanya Miranti merasa heran dengan putrinya.
"Itu karena barusan aku melihat Kirana dan Christian keluar dari ruangan yang sama! Kira-kira apa yang mereka lakukan di ruangan itu?" Ucap Luna sambil menggerakkan giginya.
Miranti terkejut, "Mereka bersama?" Tanya Miranti.
"Ya, perempuan itu sudah menjadi ancaman yang sangat besar! Kita harus melakukan sesuatu untuk menghentikannya!" Tegas Luna.
Miranti mengganggukan kepalanya, "kau benar, perempuan itu harus diberi pelajaran," ucap Miranti.
"Tapi sekarang tidak mudah memberinya pelajaran, entah kenapa sekarang dia jadi lebih pintar dan lebih cerdik," gerutu Luna yang merasa sangat kesal dengan perubahan tingkah Kirana yang begitu tiba-tiba.
"Itu sangat mengancam kita, bagaimana kalau perempuan itu membocorkan soal identitasnya yang selama ini disembunyikan?" Ucap Miranti cemas.
"Apa? Identitas apa?" Tanya Luna tidak mengerti dengan ucapan ibunya.
Miranti menutup mulutnya, hal itu adalah sebuah rahasia!
"Ada apa bu?" Tanya Luna.
"Bukan apa-apa, ibu hanya asal bicara," kata Miranti.
"Hah,,, ibu ini, jadi apa yang harus kita lakukan untuk menyingkirkan Perempuan itu?" Tanya Luna dengan suara kesal.
Miranti juga tahu kalau apa yang dikatakan putrinya itu benar, hingga perempuan itu duduk memikirkan masalah tersebut dengan penuh keseriusan sebelum dia memiliki sebuah ide dalam kepalanya.
Maka Miranti kembali menatap putrinya dan mulai mendiskusikan ide tersebut.
Setelah beberapa saat berdiskusi, Luna akhirnya berdiri dengan sebuah senyuman puas di wajahnya, "jadwal turun dari kapal ialah pukul 11.00 jadi itu waktu yang tepat," kata Luna.
"Kau harus hati-hati, Ibu tidak mau kalau kau sampai terluka!" Tegas Miranti dijawab anggukan percaya diri Luna.
Luna pun segera bersiap-siap dan menunggu sampai pukul 11.00 di mana semua orang telah membawa koper mereka meninggalkan kapal pesiar tempat mereka berada.
Kirana pun berjalan sambil menenteng sebuah tas jadul yang ia bawa ke kapal pesiar.
Perempuan itu berjalan dengan tenang melewati jembatan penghubung pelabuhan dan kapal pesiar sampai tiba-tiba saja lengannya dicekal oleh seseorang membuat Kirana menatap ke belakang. Perempuan itu sangat terkejut ketika mendapati Luna yang memegang lengannya dan perempuan itu tersenyum padanya.
"Apa yang kau inginkan?" Ucap Kirana sambil menepis lengan Luna, Tetapi hanya dengan sentuhan yang begitu lembut tiba-tiba saja tubuh Luna malah terjatuh dari jembatan.
"Putriku!!" Teriak Miranti yang sedari tadi mengawasi gerak-gerik putrinya membuat semua orang yang ada di sana langsung menoleh ke arah sumber suara dan mereka semua terkejut mendapati Luna telah terjatuh ke bawah laut.
Christian yang ada di sana juga terkejut, dan dia langsung melihat ekspresi Kirana yang tampak mengerikan dirinya menatap perempuan yang terjatuh ke laut.
"Bereskan kekacauannya dan pastikan Luna baik-baik saja," ucap Christian pada asistennya karena dia tidak ingin kejadian tersebut mempengaruhi pandangan para rekan bisnisnya yang masih berada di sana.
Beberapa orang penjaga di pelabuhan pun langsung melompat ke laut untuk menolong Luna dan perempuan itu dengan cepat dibawa naik ke tempat yang aman.
'Akting yang bagus,' ucap Kirana dalam hati sambil melirik ke arah Christian dan melihat pria itu tampak menatapnya namun sedetik kemudian Christian memalingkan wajah darinya Dan segera pergi seolah-olah tidak memiliki urusan apapun di tempat itu.
Pada saat yang bersamaan juga, beberapa orang pengawal yang dibawa oleh ayah Luna langsung menghampiri Kirana dan mencekal Luna di kedua lengannya.
"Kau yang telah mendorong Nona kami ke laut, ikuti kami!" Tegas salah seorang pengawal sambil menarik Kirana pergi dari sana.
Sementara Luna yang sudah tenang, ia menatap ke arah jembatan di mana Kirana sedang dibawa pergi oleh dua orang pengawal milik ayahnya dan juga melihat bagaimana Christian mengabaikan perempuan itu hingga dia tersenyum penuh kemenangan.
'Bagus, rencananya berjalan dengan lancar! Sekarang semua orang mengetahui bahwa Kirana mendorong ku ke laut,' ucap Luna dalam hati.
Atooo anak buahnya si Yuwen?
Btw jangan2 itu anak asisten kan dah lama nikah ga bs hamil…