FOLLOW IG @THALINDALENA
Jika seluruh wanita di dunia ini sangat mengagumi dan mengidolakan Leo Launder yang merupakan penyanyi solois ternama dunia. Tapi, bagi Danna Capela, Leo tak lebih dari seonggok sampah. Kisah masa lalu Leo yang membuat gadis bernama Danna sangat membenci pria itu.
Tapi, bagaimana jadinya kalau mereka menghabiskan malam panas bersama, hingga pada akhirnya Danna mengandung benih Leo? Apakah Danna akan membuka hatinya atau justru sebaliknya?
Simak kelanjutannya, jangan lupa subcribe agar tidak ketinggalan notif update-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan untuk Danna
Ballroom hotel yang megah itu kini berkilauan penuh gemerlap, dipenuhi oleh sorot mata para tamu undangan dan kilasan kamera para wartawan yang tak henti mengabadikan momen. Keriuhan yang menggema menambah kegembiraan yang terasa di udara. Segala sambutan telah usai dengan gemilang, meninggalkan jejak rasa antusias dan harap yang meninggi.
Kini, puncak acara yang dinanti telah tiba. Sorotan lampu menerpa panggung utama dimana Lio dan Lara berdiri anggun bersanding. Mereka akan melakukan ritual pemotongan kue—simbol dari keberhasilan dan kesatuan. Tangan mereka saling genggam, memotong kue itu bersama-sama, seakan mengukir janji.
Hadirin bertepuk tangan, menghantar doa dan harapan.Tak lupa, sebuah segmen istimewa dihadirkan—penghargaan kepada para karyawan yang telah menghulurkan dedikasi tak terhingga. Sebuah pengakuan atas kecemerlangan dan kegigihan mereka dalam membawa perusahaan menjejakkan kaki di puncak kejayaan, menguatkan tali persaudaraan di antara mereka semua. Detik itu, panggung bukan sekadar tempat perayaan, tetapi juga altar penghormatan bagi mereka yang telah melampaui batas.
"Ada satu pengumuman yang perlu aku sampaikan kepada kalian semua," ucap Lio memegang mic seraya menatap para tamu undangan yang berpusat kepadanya. Lio terlihat sangat tampan, gagah, dan berwibawa menggunakan setelan tuxedo warna hitam, senada dengan dress yang digunakan oleh istrinya--Lara. "Malam ini ada penghargaan spesial untuk seseorang yang spesial. Orang ini sangat berarti untuk istriku, dan juga anak-anakku. Dan asal kalian tahu orang ini juga menjadi saksi perjuanganku dalam mendapatkan cinta istriku."
Semua tamu undangan jadi penasaran siapakah sosok itu yang sangat berarti untuk Tuan dan Nyonya Eugino.
"Mari kita sambut orang tersebut yang tak lain adalah Danna Capela!" seru Lio lalu mempersilahkan Danna naik ke atas panggung.
Danna menunjuk dirinya sendiri dengan raut bingung sambil menoleh ke kiri dan ke kanan. Ia tidak menyangka jika dirinya akan mendapatkan penghargaan dari tuannya sendiri.
"Danna, ayo!" seru Lara kepada Danna yang masih tampak kebingungan.
Danna dengan ragu beranjak berdiri, melangkah ke panggung.
Semua tamu undangan berdecak kagum melihat kecantikan dan ke anggunan Danna terlihat seperti wanita yang sangat berkelas. Tapi, mereka juga tidak akan mengira kalau Danna hanyalah seorang pelayan.
"Nyonya, Tuan, ini ... astaga, aku sangat terkejut sekali," kata Danna dengan mata berkaca-kaca, ia membekap bibirnya karena sangat terharu.
"Kau pantas mendapatkannya, Danna. Kami banyak berhutang budi kepadamu," ucap Lara seraya memeluk Danna.
Lio menyerahkan sendiri sebuah penghargaan kepada Danna berupa saham dan juga sertifikat perkebunan anggur seluas 10 hektar.
"Kau pernah cerita kepadaku jika kau ingin menjadi seorang pengusaha anggur 'kan?" ucap Lio kepada Danna.
Danna tersenyum dan menganggukkan kepala dengan berderai air mata lantaran sangat terharu dengan segala kebaikan Lio dan Lara.
"Tuan, terima kasih banyak. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Anda sangat baik sekali," ucap Danna tersedu-sedu seraya bersalaman dengan Lio.
"Anggap semua ini ucapan rasa terima kasihku atas pengabdianmu kepada keluarga kami. Mulai hari ini aku dan Lara melepasmu. Kau bukan lagi pelayan lagi di rumah kami," ucap Lio membuat Danna terkejut.
"Tuan, kenapa Anda memecatku? Aku masih ingin bekerja dan mengumpulkan banyak uang," isak tangis Danna semakin keras membuat semua tamu undangan ikut merasakan kesedihan dan kebahagiaan yang dirasakan Danna.
"Dasar Danna bodoh! Kami memecatmu karena kau sekarang sudah resmi menjadi pengusaha anggur!" sahut Lara sambil memukul kepala Danna, membuat para tamu undangan tertawa melihatnya.
"Ah, benarkah begitu?" Danna jadi cengok seraya mengusap air matanya.
"Iya, ini adalah ada sertifikat perkebunan anggur dan dan saham di perusahaan kami!" ucap Lara menunjuk dua berkas yang sudah dipegang Danna.
Kedua mata Danna seketika melotot lebar mendengar penjelasan Lara.
"Ya ampun, Danna! Kau masih saja tetap bodoh!" kesal Lara tapi juga gemas pada temannya itu.