Demi mendapatkan biaya pengobatan ibunya, Arneta rela mengorbankan hidupnya menikah dengan Elvano, anak dari bos tempat ia bekerja sekaligus teman kuliahnya dulu.
Rasa tidak suka yang Elvano simpan kepada Arneta sejak mereka kuliah dulu, membuat Elvano memperlakukan Arneta dengan buruk sejak awal mereka menikah. Apa lagi yang Elvano ketahui, Arneta adalah wanita yang bekerja sebagai kupu-kupu malam di salah satu tempat hiburan malam.
"Wanita murahan seperti dirimu tidak pantas diperlakukan dengan baik. Jadi jangan pernah berharap jika kau akan bahagia dengan pernikahan kita ini!"
Follow IG @shy1210_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 - Bukan Wanita Malam
Hari pernikahan sudah berada di depan mata. Namun, sampai saat Elvano sudah mengenakan pakaian pengantin pria, ia belum juga mengetahui bagaimana rupa calon istrinya. Bukan hanya tidak mengetahui rupa calon istrinya seperti apa, tapi Elvano juga tidak mengetahui asal usul istrinya.
Bukan hanya Elvano, Arneta pun demikian. Dia sama sekali tidak tahu bagaiman rupa calon suaminya. Arneta terlalu sibuk memikirkan operasi ibunya sampai tidak perduli dengan sosok suaminya.
"Kamu cantik sekali, Nona Arneta." Sebuah pujian yang keluar dari mulut seorang make up artist membuat Arneta yang sedang melamun memikirkan Bu Maria lenyap.
Arneta menatap wajah wanita itu dengan senyum. Dia hanya membalas pujian wanita itu seadanya. Jika wanita lain pasti akan bahagia di hari pernikahannya, berbeda dengan Arneta. Dia sama sekali tidak merasakan hal itu. Meski pun calon suaminya adalah pria kaya raya seperti yang pernah ia cita-citakan dulu.
Tak lama berselang, seorang wanita yang bekerja sebagai asisten Nyonya Rossa nampak masuk ke dalam kamar pengantin dan meminta Arneta untuk keluar karena acara pernikahan akan dimulai.
Arneta berjalan sedikit tertunduk menuju meja akad dimana ia akan dipersunting menjadi seorang istri dari pria yang sama sekali tidak ketahui bagaimana rupanya. Sementara sosok yang kini sedang menatap ke arah dirinya, nampak terkejut saat mengetahui siapakah calon istrinya.
"Dia!!" Elvano terbelalak kaget. Tidak menyangka jika calon istrinya adalah wanita yang sangat ia kenal. Karena terlalu acuh dengan pernikahannya, Elvano sampai tidak membaca dengan jelas nama mempelai wanita yang akan ia persunting.
Bukan hanya Elvano, Arneta turut kaget saat hendak duduk di kursi akad dan akhirnya melihat bagaimana wajah calon suaminya. "Elvano..." lirihnya dalam hati. Arneta tidak menyangka jika anak dari Tuan Keenan sekaligus calon suaminya adalah teman kuliahnya dulu.
Di tengah keterkejutan keduanya, mereka diminta untuk fokus mendengarkan sepatah kata dari penghulu sebelum pembacaan akad dimulai. Hingga tak lama berselang, Arneta tersentak kaget setelah mendengar jika mulai saat itu dia sudah sah menjadi istri dari Elvano.
"Apa ini mimpi? Bagaimana bisa aku menikah dengan dia?" Arneta sungguh tidak percaya dengan takdir yang sedang dijalaninya saat ini.
Pukul sebelas siang di saat serangkaian acara akad sampai makan bersama keluarga dan para tamu undangan selesai dilakukan, Arneta dan Elvano diminta untuk beristirahat di dalam kamar pengantin sebelum menyambut waktu malam hari dimana acara resepsi pernikahan mereka akan dilangsungkan.
Baru saja beberapa langkah masuk ke dalam kamar, Elvano menarik tangan Arneta dan menghempaskannya dengan keras. "Bagaimana bisa kau yang menjadi istriku saat ini! Apa yang sudah kau lakukan sehingga Papa memintamu menjadi istriku?!" Elvano bertanya dengan nada sedikit keras hingga membuat Arneta terjingkat kaget.
"A-aku..." Arneta tergagap. Lidahnya terasa sulit untuk difungsikan dengan normal. Setelah sekian lama tidak bertemu, wajah Elvano terlihat sangat menyeramkan hingga membuat dirinya jadi sedikit ketakutan.
"Kau pasti sudah melakukan cara kotor agar bisa menjadi istriku. Dan kau, melakukannya demi uang bukan?!" Tuduhan yang Elvano berikan kepada Arneta membuat hati Arneta sakit. Namun, Arneta tidak bisa membantah tuduhan Elvano karena memang seperti itulah faktanya.
Arneta tidak ingin diam begitu saja. Apa lagi tatapan mata Elvano sudah sangat tajam menatap kepadanya seakan ingin merobek jantung hingga hatinya. "Ya, aku memang melakukannya demi uang." Balasnya seadanya.
Elvano tersenyum sinis. "Sejak dulu kau memang adalah wanita mata duitan. Aku sungguh menyesal menikahi wanita seperti kamu. Lagi pula, kenapa Papa begitu ceroboh mencarikan aku istri wanita malam seperti dirimu? Sudahlah tidak suci, hina pula!" Elvano begitu menggebu-gebu menghina wanita yang baru saja dipersuntingnya itu. Jika saja tidak mengingat ancaman sang papa, mungkin saat ia mengetahui siapakah calon istrinya, Elvano akan membatalkan pernikahan mereka saat itu juga.
"Apa maksudmu? Kenapa kau mengataiku wanita malam?" Arneta tak terima dengan hinaan Elvano kali ini. Walau dulunya ia adalah wanita yang gila uang dan harta, namun, Arneta masih bisa menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita.
Tatapan mata Elvano berubah sinis. "Apa kau pikir aku tidak tahu pekerjaan kotor yang kau lakukan selama ini demi mendapatkan uang, huh? Kau bekerja menjajakan tubuhmu di klub milik Tuan Steven untuk mendapatkan uang!!"
Arneta tersentak. Apa yang dikatakan Elvano memang ada benarnya. Ia pernah bekerja dua malam di klub milik Tuan Steven atas tawaran dari teman sekolahnya. Tapi Arneta tidak menyangka jika saat itu Elvano mengetahuinya. Ingin sekali Arneta menjelaskan pada Elvano alasannya bekerja di sana. Namun, niat itu Arneta urungkan karena pria yang sudah berubah status menjadi suaminya itu begitu menggebu menghina dirinya, bahkan tidak peduli dengan hatinya yang sakit mendengar cacian, makian dan hinaan yang keluar dari mulut Elvano.
Kebencian yang terpendam di dalam hati Elvano pada Arneta, membuat Elvano memperlakukan Arneta dengan buruk sejak awal mereka menikah. Bahkan, di malam pertama mereka, Elvano pergi meninggalkan Arneta dan baru pulang di waktu subuh dengan kondisi tengah mabuk berat.
Satu hal yang membuat Arneta bingung dengan sikap Elvano, pria itu akan berubah baik kepada dirinya saat bertemu dengan Tuan Keenan dan Nyonya Rossa. Elvano memperlihatkan kepada kedua orang tuanya jika ia menerima Arneta sebagai istrinya dan menutupi segala kebencian di dalam hatinya pada Arneta lewat sandiwara yang ia mainkan.
Satu minggu setelah pernikahan mereka dilangsungkan, Elvano langsung membawa Arneta pindah ke sebuah rumah yang terbilang tidak terlalu besar dan mewah jika ditempati oleh pria kaya raya seperti Elvano.
"Kenapa rumah ini sepi sekali. Apa di sini hanya ada aku dan Elvano saja?" Arneta bertanya di dalam hati seraya menatap setiap sudut rumah yang masih terjangkau oleh penglihatannya.
Sementara itu, Elvano sama sekali tidak memperdulikan keberadaan Arneta. Dia mengacuhkan wanita itu hingga akhirnya Arneta jadi bingung sendiri harus menempati kamar yang mana.
"Bukannya aku adalah istri dari Elvano. Jadi sudah seharusnya aku tidur di kamar yang sama dengan dia bukan?" Setelah berpikir demikian, Arneta lekas memasuki kamar yang tadi ia lihat dimasuki oleh Elvano. Namun, baru saja selangkah kakinya masuk ke dalam kamar tersebut, Arneta sudah mendapatkan bentakan yang terdengar sangat keras oleh Elvano.
"Apa yang kau lakukan di dalam kamarku wanita murahan?!" Wajah Elvano terlihat merah padam menatap kedatangan Arneta. Sungguh, Arneta dibuat takut dan gemetar setiap kali melihat tatapan penuh amarah di wajah pria itu.
"A-aku ingin istirahat di sini dan menyusun barangku ke dalam lemari." Cicit Arneta.
"Siapa yang bilang kau akan tidur di kamar ini bersamaku? Kita memang sudah menjadi suami istri. Tapi menurutku, kau tetaplah orang asing yang tidak pantas berdekatan denganku. Karena aku tidak sudi terkena virus dari wanita murahan seperti dirimu. Sekarang juga, pergi kau dari sini!" Usir Elvano dengan berteriak.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak, komen, like dan rate bintang 5nya teman-teman🤗
*Gedegbgntsamael*
tapi penasaran sama hubungan el dan evan.apa el merasa orang tuanya bertindak tidak adil padanya yaa karena emang anak angkat,, semoga kedepan mereka berdua selalu rukun dan saling menjga