BERTAHAN LUKA

"Aku hamil mas." Ucap Ratna saat Jaka baru pulang dari kantor.

"Hamil? Kenapa bisa hamil?" Tanya Jaka.

"Ya wajar lah mas aku kan punya suami." Jawab Ratna.

"Tapi aku kan udah bilang kalau belum siap punya anak lagi. Kamu mikir dong hidup kita sekarang gimana, keuangan kita belum bagus." Ucap Jaka.

"Ya itu urusan kamu mas, kamu yang bikin anak ini tumbuh di sini, lagian kamu sering lembur kok gajinya juga ga naik-naik, katanya naik jabatan?" Ucap Ratna.

"Ya jangan tanya aku dong, tanya perusahaan sana." Jawab Jaka.

Tiga bulan kemudian.

"Na kamu tahu dasi aku ga?" Tanya Jaka.

"Ga tahu mas, emangnya dasi kamu ke mana sih kok banyak yang hilang?" Tanya Ratna.

"Aku lupa, apa jangan-jangan ketinggalan di kantor ya." Ucap Jaka.

"Ya udah deh aku ga usah pakai dasi, aku berangkat dulu." Pamit Jaka.

Semenjak Ratna hamil sudah tidak pernah mengantar jemput Keenar lagi, sebab setiap pagi Keenar selalu bareng Jaka dan setiap pulang dijemput oleh karyawannya. Sedangkan Ratna selalu naik taksi ketika pergi ke toko karena ia sudah tidak berani mengendarai motor sendiri.

Setelah Jaka dan Keenar berangkat, sebelum dirinya berangkat ke toko ia membersihkan rumah terlebih dahulu.

Ia mengambil sapu lalu membuka ruang kerja suaminya.

"Berantakan sekali meja Mas Jaka." Ucap Ratna.

Ratna meletakkan sapunya lalu ia membereskan buku-buku Jaka yang berserakan di meja.

Tak sengaja Ratna melihat selembar kertas yang terselip di dalam laptop pribadi suaminya.

Ia penasaran lalu menarik kertas itu yang ternyata itu adalah slip gaji Jaka.

"Hah jadi selama ini gaji Mas Jaka sebelas juta lebih, kenapa dia ga bilang sama aku." Gumam Ratna.

"Dan kenapa Mas Jaka cuma ngasih aku 5 juta, berarti Mas Jaka masih nyimpen 6 juta lebih tiap bulannya, tapi kenapa dia selalu bilang kalau ga punya uang, kemana perginya uang Mas Jaka." Ucap Ratna.

Ratna mengembalikan kertas itu ke posisi semula lalu ia melanjutkan kegiatannya.

Setelah selesai bersih-bersih rumah tiba-tiba Ratna kepengen makan rujak uleg yang pernah Amel buat dulu.

Ratna mengambil ponselnya lalu ia menghubungi Amel.

Ratna - Mbak aku lagi ngidam rujak kamu nih, bisa bikinin ga?

Amel - Bisa, kamu datang aja ke apartment aku jam 4 nanti setelah aku pulang kantor.

Ratna - Iya mbak, nanti aku beliin bahan-bahannya sekalian.

Ratna tersenyum senang lalu ia bersiap-siap hendak pergi ke toko.

Setibanya di toko Ratna melihat ada mobil mewah berwarna hitam terparkir di depan tokonya.

"Na ada yang nyariin." Ucap Bi Yayuk yang menghampiri Ratna

" Siapa bi?" Tanya Ratna.

"Ga tau." Jawab Bi Yayuk.

Ratna masuk ke dalam tokonya dan melihat ada seorang pria berjas hitam duduk di kursi.

"Ini bi?" Tanya Ratna.

"Iya Na." Jawab Ratna.

Pria itu menoleh ke belakang.

"Hai." Ucap Pria itu.

Ratna terkejut sampai ia membuka mulutnya.

"Rangga? Kamu beneran Rangga?" Tanya Ratna.

Ratna menghampirinya dan Rangga berdiri di hadapan Ratna.

"Apa kabar?" Tanya Rangga.

"Emmm ba....iiikkk, kamu gimana kabarnya?" Tanya Ratna balik.

"Seperti yang kamu lihat." Jawab Rangga.

Rangga menatap tubuh Ratna dan melihat perutnya sedikit buncit.

"Lagi hamil?" Tanya Rangga.

"Iya, anak kedua." Jawab Ratna sambil mengusap lembut perutnya.

Rangga memanggut-manggutkan kepalanya.

"Oh iya ada apa nih kamu tiba-tiba datang ke sini?" Tanya Ratna.

"Emmm boleh sambil duduk aja ga ngobrolnya?" Tanya Rangga.

"Oh iya iya boleh." Jawab Ratna.

Ratna dan Rangga duduk berhadapan di kursi .

"Jadi gini, rencananya minggu depan itu ada pesta kecil-kecilan di kantor papa aku, kamu bisa ngga menghandle konsumsinya?" Tanya Rangga.

"Untuk berapa porsi?" Tanya Ratna.

"Emm karyawannya ada delapan puluhan sih, tapi dibikin seratus aja gimana?" Tanya Rangga.

"Seratus? Wow aku banget nih?" Tanya Ratna.

"Iya, soalnya dengar-dengar dari karyawan papa aku mereka suka beli kue di sini, katanya kuenya enak-enak." Jawab Rangga.

"Emm boleh, mau diantar ke kantor apa kamu ambil ke sini?" Tanya Ratna.

"Kalau di antar aja gimana?" Tanya Rangga.

"Okeyy emangnya kantor papa kamu di mana?" Tanya Ratna.

"Itu." Rangga menunjuk ke arah gedung tinggi yang ada di depan toko Ratna

"Itu kantor papa kamu?" Tanya Ratna.

Rangga menganggukkan kepalanya.

Sore harinya setelah pulang dari toko Ratna langsung menghubungi Amel untuk meminta alamat apartmentnya.

Sebelumnya ia juga sudah membeli bahan untuk membuat rujak.

Setibanya di depan apartment kebetulan Ratna bertemu dengan Amel yang baru saja pulang dari kantor.

"Langsung masuk aja Na." Ucap Amel.

Mereka berdua berjalan masuk ke dalam apartment sembari mengobrol.

"Kamu bawa apa aja?" Tanya Amel.

"Ini aku bawa jambu air, mangga muda, sama timun." Jawab Ratna.

"Aku lupa ga beli cabai mbak, mbak ada kan?" Tanya Ratna.

"Ada kok." Jawab Amel.

'Klek'

Pintu terbuka, Ratna dan Amel masuk ke dalam apartemen.

Ratna melihat setiap sudut ruangan yang sangat luas itu.

Ruangannya bersih dan tertata rapi.

Ratna meletakkan barang bawaannya di atas kitchen set kemudian ia masuk ke dalam kamar Amel.

"Agas ga kamu ajak ke sini?" Tanya Ratna.

"Engga, kan dia sekolah di sana." Jawab Amel.

Ratna melihat isi kamar Amel dan matanya tertuju pada salah satu gantungan baju yang berisi beberapa dasi.

"Dasi-dasi itu mirip punya Mas Jaka yang hilang." Batin Ratna.

"Apa jangan-jangan mereka..... Ahh apaan sih pikiran gue kok negatif terus." Ucap Ratna dalam hati.

Tak sadar ternyata sedari tadi Amel mengajaknya ngobrol namun Ratna sama sekali tidak meresponnya.

"Na." Panggil Amel

"Eh iya mbak." Jawab Ratna.

"Kamu kenapa sih kok malah bengong?" Tanya Amel.

"Ah engga, mbak aku mau numpang ke toilet ya." Ucap Ratna.

"Iya di sana." Jawab Amel sambil menunjuk pintu toilet yang ada di sebelah kamarnya.

Ratna masuk ke dalam toilet dan menyelesaikan hajatnya. Setelah itu ia berdiri di depan cermin dan tak sengaja matanya melihat ke arah keranjang yang berisi pakaian kotor.

"Seperti celana dalam cowok." Ucap Ratna.

Ratna mengambil celana dalam itu dan mengangkatnya.

"Hah.. Ini kan punya Mas Jaka." Ucap Ratna.

Ratna hafal betul celana dalam milik suaminya karena setiap hari ia yang mencucinya.

"Berarti apa yang dikatakan wanita itu benar, Mas Jaka berselingkuh dengan Mbak Amel di belakang aku."

Flashback

Sore itu kebetulan Ratna tengah melayani pembelian sendirian.

"Mbak pemilik toko ini ya?" Tanya wanita itu.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Ratna.

"Istrinya Jaka?" Tanya Sinta.

"I..iya mbak ini siapa? Temannya Mas Jaka?" Tanya Ratna.

"Ya saya teman lamanya Jaka." Jawab Sinta.

"Oh iya ada sesuatu yang mau saya sampaikan ke mbak." Ucap Sinta.

"Apa ?" Tanya Ratna

"Jaga suami mbak baik-baik." Jawab Sinta.

"Maksudnya?" Tanya Ratna karena ia tidak paham dengan maksud Sinta

"Dia ga sebaik yang kamu pikir." Jawab Sinta lalu ia pergi keluar dari toko Ratna.

Semenjak itu Ratna selalu curiga dengan Jaka. Setiap hari Ratna memeriksa ponsel Jaka namun tidak ada yang mencurigakan di sana.

Setiap hendak mencuci baju Jaka, Ratna selalu menciumnya terlebih dahulu namun tidak ada bau wangi selain parfum suaminya.