"Aisyah mau kah kau menikah denganku?" Tanya Leon dengan harap-harap cemas. Aisyah tak segera menjawab dia bingung. Walaupun hatinya juga sudah terbuka untuk Leon.
Ada sesuatu yang sedang Aisyah selidiki yaitu kecelakaan ayah kandungnya.
Akan kah pernikahan Leon dan Aisyah terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Elena pulang kerumah orang tuanya dengan keadaan kacau sekali. Wajahnya sudah sembab dan hidungnya merah.
PLAK
"Ma-mamah?"
Elena memegang pipinya yang sudah panas akibat tamparan mamahnya. "Dasar anak tidak punya harga diri. Untuk apa kamu mengemis cinta sama lelaki syalan itu hah?"
"CUKUP MAH! ELENA CAPEK MAH. KENAPA MAMAH SELALU IKUT CAMPUR URUSAN ELENA."
Dengan kasarnya tane Inez menarik Elena dan membawanya ke kamar mandi. Dia menyalakan shower lalu mengguyur anaknya dengan air yang dingin.
Elena berteriak memohon maaf pada mamahnya. Bahkan papahnya hanya diam saja ketika melihat anak semata wayangnya di sik sa oleh istrinya.
Tante Inez melempar selang shower itu ke tembok. Tubuh Elena sudah basah kuyup. Bukan sekali dua kali Elena mendapatkan siksaan seperti ini. "Sekali lagi kamu menemui lelaki itu, mamah enggak akan segan-segan menyiksa kamu lebih parah dari ini."
Tante Inez pergi meninggalkan anaknya yang sudah basah di bawah shower itu. Elena menangis histeris dia meringkuk. "Leon aku butuh kamu hiiks hiks hiks..."
-
-
Dua wanita yang mencintai Leon kini sedang menangis di tempatnya masing-masing. Aisyah bahkan memblokir nomor Leon untuk sementara.
Dia kembali lagi ke atas ke apartment itu. Dia masuk ke kamar satunya lagi. Dia meringkuk di kasur dan melanjutkan tangisannya.
-
Leon mencoba menghubungi nomor Aisyah tapi tidak tersambung terus. Akhirnya dia menelepon memakai telepon rumah ke nomor Aisyah, dan sambungan itu bisa.
Namun tak di angkat angkat. Dan terakhr Leon meneleponnya lagi akhirnya di angkat oleh Aisyah.
"Aisyah, kamu kemana hah? Kenapa nomorku kau blokir?"
"Maaf mas, aku ngantuk."
TUT TUT TUT
Leon menatap gagang telepon rumahnya. "Ada apa yah dengan Aisyah? Kenapa dia blokir aku? Apa aku punya salah?" Gumam Leon pelan.
Dia pun akhirnya tidur karena memang sudah larut malam.
-
-
Leon mengetuk pintu apartment Aisyah pagi-pagi sebelum berangkat kerja.
DUGH DUGH DUGH
Dan pintu itu dibuka oleh Aisyah langsung. "Mas ada apa? Aku belum mandi." Ucap Aisyah pelan dengan mata yang sudah bengkak akibat semalaman menangis.
"Mata kamu kenapa? Jawab Aisyah! Apa aku punya salah? Ayo Aisyah jangan diam saja. Aku bukan cenayang yang tau isi hati kamu." Leon agak sedikit meninggi.
Aisyah masuk ke dalam dan duduk di sofa. Leon mengikutinya masih dengan emosinya. "Jawab Aisyah!"
"Mas, kalau mas masih mencintai Elena aku mundur!"
Leon yang mulai paham kemana pembicaraan Aisyah dia berdiri dan menatap lekat mata Aisyah.
"AKU UDAH BILANG AKU HANYA MENCINTAIMU AISYAH. APA KAU TIDAK SADAR? BERBULAN BULAN AKU MEMPERJUANGKANMU."
Ucap Leon yang berapi-api. "Aku sudah tidak mencintai Elena lagi jauh sebelum aku pulang ke Indo. Aku-aku sangat mencintaimu Aisyah dan aku ingin kita menikah." ucapa Leon semakin melemah. Entah harus dengan cara apa lagi mengejar cinta Aisyah wanita yang sulit di taklukan.
Tanpa mereka sadari bahwa perdebatan mereka di dengar oleh tante Rosma dibalik pintu. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Ternyata pak Leon cinta sama Aisyah. Aduh bodoh kau Rosma, kenapa kemarin pakai bahas cowok lain." Rosma memukul mukul jidatnya.
-
-
"Tapi aku lihat semalam mas dan El_"
"Kamu enggak tahu kan akhir dari obrolan kami apa? Yang kamu dengar mungkin kata cinta dari Elena. Tapi aku sama sekali tidak menanggapinya. Terserah kau saja mau percaya atau tidak!" Ucap Leon dengan wajah sendunya.
Dia pergi dari sana dan membanting pintunya keras. Aisyah masih mematung berdiri di sana. Dia menatap lurus ke depan dengan berlinang air mata.
"Mas maafin aku hiks hiks hiks "
Dia mengejar Leon keluar apartmentnya dan ketika ingin turun tangga ada tangga yang menarik Aisyah siapa lagi kalau bukan Leon. Ingin rasanya lelaki itu memeluk Aisyah saat ini juga tapi mereka belum halal.
Tatapan Aisyah dan Leon bertemu. "Kita makan dulu yah sayang." Ucap Leon lembut. Aisyah mengangguk pelan. Dia menuruti ke inginan Leon.
Keduanya sudah bersiap dan menuju caffe sebelum kerja. Leon dan Aisyah bicara dari hati ke hati. Leon menatap Aisyah dengan penuh cinta.
"Aisyah, apapun yang terjadi tolong percaya sama aku. Enggak perlu ragu soal apapun! Aku hanya cinta dan sayang sama kamu. Wanita itu hanya masa laluku. Kamu adalah masa depanku!"
"Iya mas maafin aku udah egois. Harusnya aku dengerin mas dulu. Maaf aku yang terlalu ke kanakan. Aku belum dewasa mas." Lirih Aisyah.
"Secepatnya kita akan menikah aku akan mengurus semuanya. Kamu enggak usah kerja yah. Kita cari gaun pengantin dan mahar. Nanti surat surat Ray yang urus." ucap Leon. Dia mengeluarkan kotak kecil berisi cincin berlian untuk Aisyah. Dia juga memakai kannya. "Cantik sekali"
"Makasih mas."
Aisyah sudah menerima Leon sebagai calon suaminya dia akan memulai hidup baru bersama Leon. Hatinya sudah mantap memilih Leon sebagai pendamping hidupnya kelak. Dia juga akan bicara dengan ibunya pelan pelan.
-
-
-
Leon membawa Aisyah memilih mahar. Aisyah sendiri tak neko-neko. Dia menurut saja apa yang di katakan Leon. Akhirnya Leon dan Aisyah memutuskan mahar 1 set perhiasan dan alat shalat. Aisyah ingin pernikahannya menjadi pernikahan yang Samawa.
Selesai dari toko itu kini mereka menuju toko baju milik designer ternama. Designer yang pernah mengurus gaun pengantin kedua kakaknya.
"Halo tuan Leon, senang berjumpa dengan anda. Jadi ini tuan calon istrinya." Ucap Designer itu dengan ramah.
"Iya dia calon istriku tolong carikan gaun terbaik untuk kita."
BLUSH
Aisyah tersipu malu akan kata kata Leon. "Apa calon istri? Cieee kok rasanya pengen loncat yah hehehe!" Gumam Aisyah batinnya.
"Baik tuan kami akan membuat design yang baru. Mari kita ukur dulu." Ucap Designer itu yang menyuruh staffnya mengukur badan Aisyah juga Leon.
Selesai dari sana Leon dan Aisyah pergi ke makam mendiang mamahnya Leon. Dia ingin meminta restu pada mamahnya.
"Mah, Aisyah udah terima lamaran Leon. Mamah akan punya menantu. Leon sangat menyayangi Aisyah, mah. Doakan Leon dari atas sana ya mah" Lirih Leon