Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
masih REVISI
"Haloo.... Permisi, apa kami boleh masuk, menunggu di luar kaki kami sudah capek ngak ada kursi." cemberut gadis cantik dengan berusia 7th itu.
"Haa...." kaget semua orang di dalam sana melihat ada sepasang anak yang menatap polos kepada mereka.
"Astaga, bunda sudah bilang, tunggu bunda di ruangan bunda saja, kalian sudah pasti ke lelahan, kenapa tidak beristirahat saja di ruangan bunda sih...." gerutu Alisa merangkul pundak ke dua anaknya.
"Maaf Bunda, tapi kami juga ingin melihat keadaan oma buyut, siapa tau kehadiran kami bisa membut oma cepat sembuh." polos Arsyi menatap sang bunda.
"Ohhh... Begitu, boleh sayang, tapi kalian apa ngak lelah." tanya Alisa dengan suara lembutnya.
"Tidak, tadi kami sudah istirahat sebentar, sekarang sudah tidak lelah lagi." sahut Arsyi.
Arsya berjalan ke arah Rafael yang masih berdiri mematung menatap ke dua anak kecil itu, wajah anak laki-laki itu sangat mirip dengan dirinya hanya mata dan hidung mirip Alisa, dan yang perempuan mempunyai wajah perpaduan dirinya dan Alisa.
"Haloo... Ayah, kenalin aku Arsya, aku abang, aku terlahir 5 menit sebelum adik." tutur Arsya lebih memilih mengenalkan dirinya kepada sang ayah yang sedang menatap kaku kepadanya.
Rafael tak bisa berkata kata, lidahnya sangat kelu melihat pemandangan di depan matanya, sungguh anak laki laki itu sangat mirip dengan dirinya.
"Ayah, apa kah kau mau diam saja, tidak mau memeluk kami, apa kau tidak merindukan kami? padahal kami datang jauh jauh kesini ingin bertemu dengan mu" sendu Arsya.
Bruk.....
Rafael merosot di ubin itu, menatap sendu wajah sang anak, sungguh dia tidak bisa berkata kata saat ini, banyak rasa yang membuncah di dalam dadanya, yang tidak dapat dia ungkapkan dengan kata kata.
"K-kalian anak anakku? " tanya Rafael menangkup wajah Arsya.
Arsya mengangguk polos.
Tanpa banyak kata lagi, Rafael lansung memeluk laki laki itu.
"Maafin Ayah hiks... Maafin ayah tidak ada di sisi kalian, ayah salah membuat bunda kalian memilih pergi dari ayah, sehingga ayah tidak bisa merasakan momen momen indah bersama kalian hiks, ayah pikir ayah hanya punya anak satu, perempuan atau laki laki ayah tidak masalah, ternyata Tuhan memberi ayah anak kembar laki laki dan perempuan sekaligus hiks... Maafin ayah." Raung Rafael mengeratkan pelukannya di tubuh bocah laki laki itu.
Uhuk....
Uhuk....
"Ayah, apa kau berniat membunuhku, pelukan ayah sangat erat, aku bisa mati karena pelukan ayah." omel Arsya meronta minta di lepaskan oleh sang ayah.
"Astaga. Maaf maaf nak, ayah tidak sengaja." ucap Rafael penuh sesal dan merenggangkan pelukannya.
"Huuff.... Haa... Haa.... Hampir mati aku di tangan ayah ku sendiri, baru bertemu saja sudah ingin membunuhku, apa dia tidak terima wajahnya ku salin semua di wajah tampan ku ini." misu misu Arsya, dia memang sedikit sesak di peluk sang ayah, namun tidak lah separah itu, dia tidak ingin sang ayah terus menyalahkan dirinya, apa lagi saat ini ada omanya yang butuh ketenangan, dia tidak ingin ruangan itu penuh air mata, dan banyak drama, masalah mereka bisa di bicarakan nanti nanti saja, tapi oma buyut mereka ketenangan saat ini.
"Astaga, anak ini, bicara apa kamu hu.... Mana mungki ayah ingin membunuh mu, susah payah ayah mencari kalian, sekarang sudah bertemu sama kalian, ya kali ayah ingin membunuh mu." kesal Rafael mendengar celotehan anaknya itu.
"Haiii.... Kau tau, ayah sangat senang wajah ayah kau duplikat semua, jadi saat bunda mu merindukan ayah, ada kau yang bisa di lihat oleh bundamu sepuas hati, biar lah ayah saja yang merana tidak melihat wajah bunda mu, biar ayah sendiri memendam kerinduan kepada bunda mu itu." cerocos Rafael.
Alisa hanya melengos, agar tidak melihat ke arah Rafael, wajahnya sudah memerah menahan malu, tau taunya suaminya itu menebak isi kepalanya, yang memang suka sekali memandang wajah sang anak, di kala dia sangat merindukan suaminya itu.
"Lebay.... padahal di setiap ruangan kerja mu semua penuh kau tempeli foto kakak ipar, bahkan di dalam mobil sudah kau jadikan museum." cibir Amora.
Rafael mendelik kesal menatap sang adik, bisa bisanya dia buka kartu.
Alisa melongo tidak percaya mendengar perkataan Amora itu, sungguh dia tidak menyangka Rafael jadi segila itu.
"Namanya orang rindu sama istri, wajar lah di tempeli dimana mana foto istriku, biar semua orang tau, klau aku punya istri cantik." ketus Rafael.
"Heleh.... Sekarang ngaku punya istri, nanti istrinya di usir sama mamanya diam lagi, berdiri kaya patung pajangan baju di toko." cibir Raffi, giliran istri sudah hilang baru kaya orang gila"
Pak Raka dan opa Sean geleng geleng kepala melihat kelakuan anak anaknya itu.
Sungguh dia terharu melihat kehangatan yang terjadi di ruangan itu, sudah lama sekali kehangatan itu tidak pernah dia rasakan lagi, semenjak Alisa pergi dari rumah, kehangatan dan canda tawa itu pun ikut hilang, semoga apa yang dia rasakan saat ini tidak akan pernah hilang lagi.
"Sudah sudah, jangan berantam mulu, malu sama cucu cucu ku ini." omel pak Raka.
"Haii... Cantik, siapa namamu nak, apa opa buyut boleh memelukmu." ucap opa Sean merentangkan tangan.
"Namaku Arsyi opa buyut, tentu saja opa boleh memelukku sampai puas." kekeh Arsyi, bocah itu lansung berlari masuk kedalam pelukan opa buyutnya.
"Opa sangat merindukan kalian, opa pikir opa tidak akan bisa melihat kalian untuk selamanya." ucap opa Sean dengan suara serak.
"Kami juga sangat merindukan opa, maaf kami baru datang." ucap Arsyi yang juga memeluk erat tubuh ringkih opa buyutnya.
"Tidak apa apa sayang, yang penting opa bisa melihat kalian dan bunda kalian, opa senang kalian hidup dengan baik di luar sana." opa Sean mengecupi pipi Arsyi dengan penuh kerinduan.
"Hihihihi..... Geli opa." kekeh Arsyi kegelian karena pipinya di ciumi oleh opa buyutnya itu.
"Akhirnya papa punya cucu perempuan juga." kekeh pak Raka yang tidak pernah lepas memandang Arsyi, karena dia memang sangat merindukan mempunyai cucu perempuan, karena anak anak Raffi dan Amora semua laki laki, dan dia tidak menyangka cucu perempuan yang sangat dia rindukan ternyata sudah besar dan sangat cantik.
Dalam suasana baru biru itu, tiba tiba monitor yang oma Prita berbunyi sangat kencang, membuat mereka kaget.
Tut....
Tut....
Tuttt......
"Oma......."
Bersambung.....
Haiii..... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika
anak kami ber nama Miftahul Aldiansyah.
yang hari2 kami panggil Aldi 😢
bantu doanya temen2 semua semoga anak kami di tempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT Aamiin 🤲.
dan doakan kami selalu sabar dan ikhlas dengan takdir yang Allah tentukan untuk kami 🙏🙏🙏
kami baru di tgl 8 bulan 😢
anak kami pulang tgl 13- 03-2024
awal Romadhon 😭😭😭😢