NovelToon NovelToon
Kaisar Yang Terbakar

Kaisar Yang Terbakar

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Khairatin Khair

Di dunia yang dikendalikan oleh faksi-faksi politik korup, seorang mantan prajurit elit yang dipenjara karena pengkhianatan berusaha balas dendam terhadap kekaisaran yang telah menghancurkan hidupnya. Bersama dengan para pemberontak yang tersembunyi di bawah tanah kota, ia harus mengungkap konspirasi besar yang melibatkan para bangsawan dan militer. Keadilan tidak lagi menjadi hak istimewa para penguasa, tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan dengan darah dan api.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairatin Khair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Di tengah pertempuran yang memekakkan telinga, Ares berdiri tegak di depan pasukan pemberontak, tubuhnya diselimuti oleh energi hitam yang berdenyut dengan intensitas yang menakutkan. Kekuatan yang berasal dari benda misterius yang ia temukan di Kuil Bayangan terus mengalir melalui tubuhnya, memberi Ares kekuatan luar biasa—tetapi dengan harga yang semakin tinggi. Setiap detik yang berlalu, ia merasakan kendali atas dirinya sendiri semakin menghilang.

Gelombang demi gelombang pasukan bayangan terus datang, dan Ares tahu bahwa mereka tidak akan berhenti sampai Valyria jatuh sepenuhnya. Namun, dengan setiap serangan yang ia lancarkan, dengan setiap gelombang energi hitam yang ia lepaskan, Ares merasakan sesuatu yang gelap menguasainya, seolah-olah kekuatan itu perlahan-lahan mengambil alih pikirannya.

"Lepaskan semuanya," bisik suara dari dalam benda itu, semakin mendesak dan kuat. "Kau harus menggunakan kekuatanku sepenuhnya jika kau ingin menang. Jangan takut padaku, Ares. Bersama kita tak terkalahkan."

Ares menggertakkan giginya, berusaha menahan rasa takut yang mulai tumbuh di dalam dirinya. "Aku tidak bisa kehilangan kendali," gumamnya pada dirinya sendiri, meskipun di dalam hatinya, ia tahu bahwa waktu terus berlari habis.

Di sekelilingnya, pasukan pemberontak bertempur mati-matian, namun mereka jelas kewalahan oleh jumlah dan kekuatan musuh. Sosok-sosok bayangan yang tampak tak berwujud bergerak cepat, menyerang dengan kebrutalan dan ketepatan yang mematikan. Meskipun Ares berhasil menahan sebagian besar serangan dengan kekuatannya, ia tahu bahwa mereka tidak akan bertahan lama tanpa solusi yang lebih baik.

Liora, yang berjuang di samping Ares, tiba-tiba melompat ke arah musuh dengan pedang terhunus. Ia menghantam salah satu sosok bayangan dengan kekuatan penuh, tetapi serangannya seolah-olah menembus udara kosong. "Mereka tidak bisa dihancurkan dengan cara biasa!" teriaknya, napasnya tersengal-sengal.

Ares tahu Liora benar. Serangan fisik mereka hampir tidak berguna melawan pasukan ini. Satu-satunya hal yang menghentikan mereka sementara adalah kekuatan gelap yang ada dalam genggamannya. Tetapi setiap kali dia menggunakannya, Ares bisa merasakan batas antara dirinya dan kekuatan itu semakin kabur.

Saat serangan berikutnya dari pasukan bayangan menghantam mereka, Ares membuat keputusan cepat. Dia mengangkat benda itu di depan dirinya, membiarkan kekuatan hitamnya keluar dengan kekuatan penuh. Cahaya hitam yang pekat menyelimuti seluruh area di sekitarnya, menghantam musuh dan mendorong mereka kembali.

Namun, kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Energi itu terasa lebih liar, lebih kuat—dan jauh lebih sulit dikendalikan.

"Ares, kau harus berhenti!" teriak Liora, matanya penuh kekhawatiran. "Kekuatan itu... semakin liar. Kau tidak bisa membiarkan dirimu terseret ke dalamnya!"

Ares mendengar peringatan Liora, tetapi suara di dalam kepalanya semakin keras, semakin mendominasi. "Biarkan aku mengambil alih. Hanya dengan kekuatanku, kau bisa menang. Hanya dengan menyerah padaku, Valyria bisa diselamatkan."

Dalam sekejap, Ares merasa seperti dua kekuatan sedang bertarung di dalam dirinya—satu adalah dirinya sendiri, yang berusaha mempertahankan kendali, sementara yang lain adalah energi gelap yang mencoba menguasainya. Pertarungan di luar kini mencerminkan pertempuran yang berkecamuk di dalam dirinya.

"Aku... tidak bisa," desis Ares, tangannya gemetar saat dia berusaha menahan aliran kekuatan yang semakin liar.

Namun, saat berikutnya, sosok berjubah hitam yang sebelumnya menghilang muncul kembali dari kegelapan. Dengan mata merah menyala yang memancarkan kebencian dan kekuatan, sosok itu melangkah ke tengah medan pertempuran, tatapannya tertuju langsung pada Ares.

"Ares Arvenius," kata sosok itu dengan suara yang bergema di seluruh medan. "Kau telah menggunakan kekuatan yang bukan milikmu. Sekarang, kau akan menanggung konsekuensinya."

Sosok itu mengangkat tangannya, dan seketika, bayangan di sekeliling mereka mengencang, seperti dinding yang menutup rapat di sekitar pasukan pemberontak. Serangan dari pasukan bayangan semakin brutal, semakin intens, dan Ares tahu bahwa waktunya semakin sempit.

"Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan yang kau curi?" lanjut sosok itu. "Aku adalah kegelapan Valyria. Aku adalah bayangan yang mengendalikan kekaisaran selama berabad-abad. Kau hanyalah alat yang akan aku gunakan—atau hancurkan."

Ares merasakan kemarahan membara di dalam dirinya. Selama ini, ia telah bertarung untuk kebebasan Valyria, namun sekarang dia berhadapan dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari yang pernah dia bayangkan. Dan, lebih buruknya lagi, kekuatan itu mencoba memanfaatkan dirinya untuk tujuan gelap.

"Ares, kau tidak bisa bertahan lebih lama!" Suara Liora memecahkan pikirannya yang kacau. Dia melihat Liora berjuang keras melawan salah satu bayangan, dan Ares tahu bahwa jika dia tidak segera melakukan sesuatu, semuanya akan berakhir.

Tanpa pikir panjang, Ares memutuskan untuk bertarung dengan kekuatan terakhir yang ia miliki. Dia tahu bahwa menggunakan kekuatan ini bisa menghancurkannya, tapi dia tidak bisa membiarkan Valyria jatuh ke tangan bayangan ini.

Ares menggenggam benda itu erat-erat dan membiarkan kekuatan hitamnya mengalir sepenuhnya. Dalam hitungan detik, cahaya hitam meledak keluar dari tubuhnya, menghantam seluruh medan perang dengan kekuatan yang luar biasa. Bayangan yang mengelilingi mereka terlempar mundur, dan sejenak, pertempuran itu terhenti.

Namun, ketika Ares kembali melihat sosok berjubah hitam itu, ia menyadari bahwa musuhnya tidak terluka. Sebaliknya, sosok itu tersenyum lebar, seolah-olah menikmati setiap detik dari kekuatan yang dilepaskan Ares.

"Aku sudah katakan," kata sosok itu sambil tertawa pelan. "Kekuatan itu bukan milikmu. Setiap kali kau menggunakannya, kau hanya semakin mendekatkan dirimu pada kehancuran."

Ares merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia tahu bahwa sosok itu benar. Kekuatan ini sedang memakan dirinya dari dalam, dan setiap kali ia menggunakannya, batas antara dirinya dan kegelapan semakin tipis.

Namun, sebelum dia bisa bertindak, sesuatu terjadi. Dari langit yang gelap, cahaya perak yang terang tiba-tiba muncul, menerangi medan pertempuran. Seluruh pasukan bayangan tampak terhenti, seolah-olah mereka terpaku oleh cahaya tersebut.

Ares mendongak, dan di tengah cahaya itu, ia melihat seorang wanita berambut putih melayang turun dengan anggun. Wajahnya cantik namun penuh dengan kekuatan yang luar biasa, dan matanya bersinar seperti bintang-bintang di langit malam.

"Siapa dia?" gumam Liora, matanya membelalak karena takjub.

Wanita itu mendarat dengan lembut di tanah, memandang Ares dengan tatapan lembut namun tegas. "Aku adalah apa yang selama ini kau cari," katanya, suaranya mengalir seperti aliran air jernih. "Dan aku datang untuk membantumu."

Ares, meskipun lelah dan bingung, merasakan kedamaian yang aneh di sekelilingnya. Cahaya yang terpancar dari wanita itu tampaknya menenangkan kekuatan gelap di dalam dirinya, membuatnya bisa bernapas lebih lega.

Sosok berjubah hitam itu menatap wanita tersebut dengan kemarahan yang mendalam. "Tidak mungkin... Kau tidak seharusnya ada di sini!"

Wanita itu tersenyum tipis. "Bayang-bayang Valyria mungkin kuat, tetapi cahaya selalu hadir, bahkan di tempat tergelap sekalipun."

Ares memandang wanita itu dengan penuh harap. "Siapa kau?" tanyanya.

Wanita itu menatapnya dengan lembut. "Aku adalah bagian dari kekuatan yang Ragnar coba kuasai, tapi dia gagal. Kau, Ares Arvenius, adalah satu-satunya yang bisa menyeimbangkan bayangan dengan cahaya. Aku di sini untuk menunjukkanmu jalan."

Ares merasa sesuatu di dalam dirinya mulai terhubung dengan cahaya yang dipancarkan oleh wanita berambut putih itu. Seolah-olah ada keseimbangan yang perlahan muncul di antara kegelapan yang telah menguasainya dan cahaya yang kini menyinari medan pertempuran.

"Terhubung?" tanya Ares, suaranya penuh dengan kebingungan. "Apa maksudmu?"

Wanita itu melangkah mendekat, tatapannya lembut namun penuh ketegasan. "Kau adalah kunci, Ares. Selama ini, kau hanya melihat kegelapan dan kekuatan yang tersembunyi di dalam dirimu. Tapi kekuatan itu tidak harus menjadi kutukan. Dengan keseimbangan antara bayangan dan cahaya, kau bisa menghentikan kehancuran Valyria."

Ares menatapnya, perasaan takut dan ragu berkecamuk di dalam dirinya. "Aku tidak tahu apakah aku bisa. Kekuatan gelap ini... semakin kuat setiap kali aku menggunakannya."

Wanita itu tersenyum, matanya bersinar dengan keyakinan. "Itu karena kau mencoba melawan sendirian. Tapi kau tidak harus melakukannya sendirian. Cahaya dan bayangan selalu ada bersama-sama, Ares. Kau harus menemukan keseimbangan di dalam dirimu."

Sementara itu, sosok berjubah hitam mengamati percakapan itu dengan kemarahan yang semakin mendalam. "Kau pikir kau bisa menyelamatkannya dengan kata-kata kosongmu?" teriaknya, suaranya bergetar dengan kemarahan. "Aku adalah kegelapan yang telah membelenggu Valyria selama berabad-abad! Tidak ada yang bisa menghentikan aku sekarang, apalagi cahaya kecil yang tidak berarti!"

Wanita berambut putih menatap sosok itu dengan tenang. "Cahaya kecil? Kegelapanmu mungkin telah menguasai Valyria, tapi setiap bayangan hanya ada karena ada cahaya yang menciptakannya. Sekarang, saatnya bagi Ares untuk memilih. Apakah dia akan jatuh ke dalam kegelapan sepertimu, atau menemukan keseimbangan untuk menghancurkanmu."

Ares, yang kini berdiri di antara cahaya dan kegelapan, tahu bahwa ini adalah saatnya untuk membuat keputusan. Dia merasakan kekuatan besar dari benda misterius yang ada di dalam genggamannya, tetapi dia juga tahu bahwa menggunakan kekuatan itu sendirian akan menghancurkannya. Di sisi lain, ada cahaya yang ditawarkan oleh wanita berambut putih—cahaya yang bisa memberikan harapan untuk Valyria, tapi juga membawa tantangan besar.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Ares, suaranya penuh kebingungan.

Wanita itu tersenyum lagi. "Percayalah pada dirimu sendiri, Ares. Kekuatan ada di dalam dirimu, tetapi bukan hanya dari bayangan. Gabungkan kekuatan kegelapan dan cahaya, dan kau akan menemukan keseimbangan yang dapat menghentikan bayangan ini."

Ares memejamkan mata sejenak, menarik napas dalam-dalam. Di dalam pikirannya, dia merasakan dua kekuatan besar saling bertarung—kekuatan kegelapan yang liar dan berbahaya, dan cahaya yang menenangkan dan menyeimbangkan. Ia tahu bahwa ia tidak bisa lagi memilih satu sisi saja. Dia harus menemukan cara untuk menggabungkan keduanya, untuk menggunakan kekuatan yang ada di dalam dirinya dengan bijak.

Ketika Ares membuka matanya kembali, ia merasa lebih tenang, lebih fokus. "Aku mengerti sekarang," katanya, suaranya tegas. "Aku tidak akan membiarkan kegelapan menguasai aku, tapi aku juga tidak akan mengabaikan kekuatan itu. Dengan cahaya dan bayangan, aku akan menghentikanmu."

Sosok berjubah hitam itu menatap Ares dengan kebencian yang mendalam. "Kau tidak akan berhasil, Ares. Kegelapan ini akan menelanmu."

Namun, Ares hanya tersenyum tipis. "Kau salah."

Dengan satu gerakan tegas, Ares mengangkat benda misterius itu dan memanggil kekuatan kegelapan yang ada di dalamnya. Namun, kali ini, ia juga membiarkan cahaya dari wanita berambut putih itu menyatu dengan kekuatannya. Dua kekuatan yang tampaknya bertolak belakang mulai menyatu, menciptakan aura yang belum pernah ia rasakan sebelumnya—kekuatan yang seimbang.

Di bawah perintah Ares, energi hitam dan cahaya perak mulai berputar bersama, menciptakan ledakan kekuatan yang dahsyat. Pasukan bayangan yang mengelilingi mereka mulai terhenti, perlahan-lahan menghilang dalam kilauan energi yang luar biasa.

Sosok berjubah hitam, yang tadinya tampak tak terkalahkan, kini terlihat gentar untuk pertama kalinya. "Tidak mungkin... Kau tidak mungkin bisa menguasai kedua kekuatan itu!"

Ares melangkah maju, auranya penuh dengan energi yang memancar dari perpaduan cahaya dan bayangan. "Aku tidak menguasainya sendirian. Aku menggabungkan kekuatan ini bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk menciptakan keseimbangan. Keseimbangan yang akan menghancurkanmu."

Dengan satu ayunan terakhir, Ares melepaskan gelombang energi yang begitu kuat, menembus sosok berjubah hitam itu dengan kekuatan penuh. Bayangan di sekeliling sosok itu bergetar dan hancur, dan untuk pertama kalinya, musuh yang selama ini mereka hadapi tampak lemah.

"Kau mungkin telah menang... kali ini," sosok berjubah hitam berbisik dengan suara penuh kebencian, sebelum akhirnya tubuhnya hancur menjadi bayangan yang tersebar di udara.

Medan pertempuran hening. Sosok bayangan itu telah lenyap, dan sisa pasukan pemberontak yang selamat berdiri dalam keheningan penuh kekaguman.

Ares berdiri di tengah-tengah mereka, tubuhnya masih diselimuti oleh energi yang mulai memudar. Dia merasakan kelegaan besar, tetapi juga kesadaran bahwa pertempuran ini hanyalah permulaan. Keseimbangan telah ditemukan, tetapi jalan ke depan masih panjang.

Wanita berambut putih melangkah maju, menatap Ares dengan bangga. "Kau telah membuat pilihan yang benar, Ares. Tapi ingat, keseimbangan bukanlah sesuatu yang tetap. Kau harus terus menjaga keseimbangan itu di dalam dirimu. Kekuatan ini bisa menjadi senjata atau bisa menjadi kehancuran, tergantung pada bagaimana kau menggunakannya."

Ares mengangguk pelan, lalu menatap ke langit yang perlahan-lahan mulai cerah. "Aku akan terus menjaga keseimbangan ini. Dan aku akan memastikan bahwa Valyria tidak jatuh lagi ke dalam bayang-bayang."

Dengan itu, Ares merasa sebuah babak baru dalam hidupnya telah dimulai—sebuah babak di mana ia tidak lagi hanya prajurit yang mencari balas dendam, tetapi penjaga keseimbangan antara cahaya dan bayangan.

1
Delita bae
mampir 😁 bagus cerita nya😊😇🙏
Apin Zen
Penjelasannya enak dibaca😍
خيراة.: terima kasih🤩
total 1 replies
Yurika23
Jendral Ragnar jadi inget Ragnar Lothbrok di Viking...keren...
cerita othor keren nih...
Yurika23
keren Thor...bahasanya enak dibaca
Delita bae: semangat untuk karya baru nya😁💪
خيراة.: makasiih..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!