Di tengah hujan yang deras, Jane Rydell, melihat seorang pria terkapar, di pinggir jalan penuh dengan luka.
Dengan tanpa ragu, Jane menolong pria itu, karena rasa pedulinya terhadap seseorang yang teraniaya, begitu tinggi.
Hendrik Fernandez, ternyata seorang pria yang dingin dan kaku, yang tidak tahu caranya untuk bersikap ramah.
Membuat Jane, gadis berusia dua puluh tiga tahun itu, dengan sabar menunjukkan perhatiannya, untuk mengajarkan pada pria dingin itu, bagaimana caranya mencintai dan di cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1.
Jane yang baru pulang dari kerja paruh waktunya, berjalan dengan hati-hati, karena hujan yang begitu deras.
Ia memegang payungnya dengan erat, agar tidak diterpa angin yang mulai terasa kencang.
Ia berjalan menuju apartemen nya, yang tiba-tiba mendadak terkejut melihat seorang pria, tergeletak di pinggir jalan, dekat jalan menuju apartemennya.
Ini sudah larut malam, biasanya daerah lokasi apartemen nya, jarang adanya kejadian tindak kejahatan.
Memang ibu kota sering terjadi tindak kriminal, Jane membuang hal yang mengerikan tentang sosok pria yang terkapar itu.
Ia merasa, kalau lelaki itu, mungkin bukan korban dari tindak kriminal.
Dengan langkah sedikit ragu, Jane memberanikan diri mendekati pria yang terkapar tersebut.
Ia sedikit membungkuk, dan melihat pria itu, ternyata terluka. Mata Jane terbelalak, pria itu ternyata benar-benar korban tindak kejahatan.
Karena hujan membasahi tubuhnya, darah yang keluar dari luka pria itu, tidak begitu terlihat kentara, karena di guyur oleh air hujan.
Dengan memberanikan diri, Jane semakin dekat menghampiri tubuh pria itu, dan mencoba memeriksa keadaan pria itu.
Jemari telunjuknya, ia dekatkan ke depan hidung pria tersebut, apakah masih hidup atau sudah mati.
Ternyata masih hidup.
Melihat keadaan pria itu, sepertinya ia di keroyok oleh beberapa lelaki, sampai babak belur seperti itu.
Rasa peduli Jane yang tinggi, membuat ia tidak sampai hati membiarkan pria tersebut tergeletak di pinggir jalan begitu saja.
Melihat penampilan pria itu, sepertinya lelaki itu lebih dewasa beberapa tahun darinya.
Mungkin di atas lima atau tujuh tahun, melihat penampilan nya yang dewasa, dengan tubuhnya yang panjang.
"Tuan!" panggil Jane, mengguncang tubuh pria itu dengan pelan.
Tubuh yang terkapar itu tidak merespon.
"Tuan!" panggil Jane lagi.
Tetap tidak ada reaksi, membuat Jane jadi kebingungan untuk menolong pria tersebut.
Apa lagi di tengah hujan deras begini, tidak ada seorang pun yang lewat dari jalan itu.
Jam sudah menunjukkan, hampir jam sebelas malam, tentu tidak ada seorang pun yang akan lewat lagi.
Bagaimana ini? pikir Jane kebingungan.
Kalau ia memanggil taksi, untuk membawa pria itu ke rumah sakit, hujan deras begini, dan jam segini di daerah lokasi apartemen nya, sangat sulit untuk menemukan taksi.
Jane kemudian berpikir, ia mengetatkan jaket hujannya, agar ia bisa menarik pria itu tanpa menggunakan payung.
Jane kemudian menutup payungnya, lalu mengaitkan gagang payung, pada tali tasnya.
Kemudian Jane membalikkan tubuh pria, yang berbaring telungkup itu. Dan memperlihatkan wajahnya, di terangi lampu jalan yang temaram.
Jane beberapa detik membeku, menatap wajah pria itu, yang ternyata begitu tampan.
Sepertinya pria itu orang kaya, terlihat dari kemeja yang ia pakai, walau sudah robek, akibat di keroyok.
"Tuan!" panggil Jane lagi, seraya menepuk lembut pipi pria itu.
Pria tersebut tetap tidak merespon, ia diam tidak bergerak.
Dengan tubuh mungilnya, Jane membulatkan hati untuk menarik tubuh pria itu dari berbaringnya.
"Uff!!"
Jane dengan sekuat tenaga, akhirnya berhasil membuat tubuh pria itu duduk di aspal jalan.
Lalu ia pun menarik tangan lelaki itu, untuk berdiri dengan sekuat tenaga.
"Eng...!"
Akhirnya Jane mendengar gumaman lirih dari pria itu, yang nyaris tidak terdengar.
"Tuan! anda sudah sadar.. Ayo bangun! anda tidak boleh terlalu lama di sini, luka anda perlu di obati, tubuh anda akan demam tinggi, karena terlalu lama terkena air hujan!" sahut Jane di depan wajah pria itu.
Pria itu merespon apa yang di katakan Jane, tubuhnya ia gerakkan untuk berdiri.
Jane mengaitkan tangan pria itu ke atas bahunya, dan mulai memapah tubuh pria itu menuju apartemen nya.
Karena langkah kaki pria itu, yang begitu lemah dan lamban, membuat mereka sampai ke apartemen Jane, dengan waktu lima belas menit.
Setelah pintu apartemen Jane terbuka, ia langsung memapah pria itu masuk ke dalam kamar mandinya.
Pria itu sepertinya pingsan lagi, setelah tubuh besar pria itu ia letakkan di lantai kamar mandi.
Tubuh basah Jane yang terkena air hujan, berkeringat karena memapah pria itu, yang terasa begitu sangat berat.
Jane membuka jas hujannya, dan meletakkan nya di sudut lantai kamar mandi.
Jane memandang pria yang kembali pingsan tersebut. Ia akhirnya dapat dengan jelas, melihat wajah pria itu.
Wajah dengan rahang tegas, terlihat begitu tampan, dengan bulu mata yang panjang.
Kemudian mata Jane melihat ke arah tubuh pria itu, dengan kemeja yang sudah terlihat robek di beberapa bagian.
Jane melihat ada beberapa luka, yang masih mengeluarkan darah.
Jane bergegas mengisi air hangat ke dalam bathtub, agar ia bisa membantu pria itu membersihkan tubuhnya.
Bersambung....
Hai teman-teman Readers... jumpa lagi di novel baruku...
Semoga suka dengan jalan ceritanya.. salam kenal bagi yang baru mengikuti novelku... 🥰🥰