NovelToon NovelToon
Kultivasi Raja Bayangan

Kultivasi Raja Bayangan

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: secrednaomi

Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.

Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.

Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.

Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 35 — Siluman Laba-laba

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, Liu Yuwen dan Aruna akhirnya tiba di gua yang dimaksud.

Gua itu memiliki mulut gua yang sangat besar, gelap dan tampak dalam, meski melihatnya dari jauh Liu Yuwen bisa melihat ada secercah cahaya yang berada dalam gua tersebut.

Liu Yuwen yakin secercah cahaya itu merupakan sinar dari tanaman Teratai Naga karena memang tanaman itu bisa mengeluarkan cahaya.

Liu Yuwen tidak langsung masuk ke sana melainkan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu.

Liu Yuwen menaruh kereta kudanya cukup jauh dari gua itu, ia yakin jangkauan pertarungannya dengan laba-laba yang Aruna maksud akan meluas ke sekitarnya.

"Tuan, apa anda yakin akan melawan laba-laba itu?" Aruna tampak khawatir dengan keputusan Liu Yuwen sesudah melihat gua itu lagi.

"Aku bisa menanganinya, percayalah padaku..." Liu Yuwen tersenyum lalu tangannya mengelus kepala Aruna. "Tetaplah disini, aku akan kembali dengan cepat."

Liu Yuwen menyuruh Aruna tetap di kereta mereka, meski lokasinya jauh dari gua itu namun Aruna masih bisa melihatnya.

Sesudahnya, Liu Yuwen kemudian pergi mendekati gua tersebut, baru belasan meter dari tempat itu Liu Yuwen merasakan ada nafsu membunuh yang terpancar ke arahnya dari dalam gua.

"Tempatnya tidak mendukung, bagaimana kalau kau keluar dari sana..." Liu Yuwen tersenyum tipis, ia kemudian mengeluarkan pedangnya dari cincin ruang.

Liu Yuwen melapisi pedangnya dengan sejumlah qi lalu melepaskan gelombang pedang ke dalam gua tersebut selama beberapa kali, tidak lama kemudian suara desisan terdengar sangat keras.

Desisan itu membuat kuda-kuda yang dibawa Liu Yuwen meringkik ketakutan, Aruna yang melihat dari jauh hanya menelan ludah sembari berdoa agar Liu Yuwen bisa selamat.

Beberapa detik kemudian laba-laba itu akhirnya keluar gua, seekor mahluk yang memiliki ukuran lima kali lipat dari ukuran gajah dewasa.

Dari ukurannya, Liu Yuwen menebak usia siluman di depannya lebih tua dari serigala yang ia hadapi di Hutan Kegelapan.

"Kurasa ini tidak akan berangsur cepat..." Liu Yuwen tersenyum canggung sebelum mengalir qi pada pedangnya.

Tanpa menunggu lagi, Liu Yuwen kembali melepaskan gelombang pedang pada siluman tersebut selama beberapa kali.

Karena ukurannya yang besar, laba-laba itu tidak bisa menghindar sehingga serangan Liu Yuwen mengenainya dengan telak.

Laba-laba itu hanya mendesis kesakitan ketika gelombang pedang Liu Yuwen mampu melukai tubuhnya, hanya saja luka itu terlalu dalam karena kulit laba-laba tersebut ternyata cukup keras.

"Kulitnya lebih tebal dari yang aku bayangkan.." Liu Yuwen menyipitkan matanya, ia sadar mengalahkan siluman sebesar ini tidak akan berlangsung mudah. "Kalau begitu bagaimana jika serangan langsung."

Liu Yuwen kemudian bergerak cepat mendekati laba-laba itu.

Merasa terancam, siluman tersebut langsung menyemburkan jaring ke arah Liu Yuwen.

Liu Yuwen tidak menghindar melainkan ia menebas jaring itu dengan pedangnya, tidak sampai di sana, ia kemudian mengalirkan qi ke dalam mulutnya lalu menyemburkan bola api yang sangat besar.

"Elemental Api — Hembusan Bola Api!"

Laba-laba itu terkejut ketika Liu Yuwen mampu melepaskan bola api seukuran tubuhnya, sebelum ia bereaksi bola api tersebut tiba-tiba meledak ketika sudah di dekatnya.

Tubuh laba-laba itu terpental ke belakang, Liu Yuwen memanfaatkan waktu tersebut untuk mempersempit jarak antar keduanya sebelum memberikan tebasan pada setiap kaki laba-laba itu.

"Ini..."

Aruna membuka mulutnya lebar serta kesulitan berkata-kata dengan apa yang ia saksikan.

Aruna sudah menduga Liu Yuwen memiliki kemampuan beladiri yang tinggi namun tidak menduga akan sekuat ini. Meski dari jarak yang jauh, Aruna bisa melihat Liu Yuwen mampu mendesak laba-laba raksasa itu tanpa kesulitan.

Dalam waktu yang singkat, Liu Yuwen sudah memberikan luka di sekujur siluman tersebut.

Laba-laba itu berusaha menyerang balik tetapi karena Liu Yuwen bergerak dengan kecepatan tinggi membuat matanya tak bisa mengikuti pergerakan pemuda itu.

Liu Yuwen berniat memotong setiap kaki laba-laba itu namun sejenak dia menatap mata pedangnya yang kini sudah memiliki retakan sehelai rambut.

"Bisa-bisa pedangku lebih dulu patah sebelum laba-laba itu terbunuh..." Liu Yuwen berdecak pelan, kini ia menyesal tidak membeli senjata berkualitas pusaka sebelum berangkat kesini.

Liu Yuwen tidak punya waktu untuk mengeluhkan hal tersebut karena laba-laba itu sedang meregenerasi luka ditubuhnya dengan cepat.

Setelah berpikir sejenak Liu Yuwen menyarungkan pedangnya kembali lalu mulai melakukan serangan berbeda kali ini.

Liu Yuwen mengalirkan qi ke kepalan tangannya cukup besar sebelum melakukan perubahan jenis.

"Seni Elemental Es..."

Liu Yuwen meninju tanah di bawahnya dengan kuat sebelum kemudian dua bongkahan es besar tiba-tiba muncul dari dalam tanah. Liu Yuwen meninju tanah lagi, dua bongkahan es itu bergerak dan segera menghimpit tubuh laba-laba itu hingga terjebak.

Laba-laba itu meronta keras sambil berusaha keluar namun Liu Yuwen tidak membiarkan hal itu terjadi, ia melompat ke atas tubuh laba-laba tersebut lalu mulai melepaskan pukulan yang kuat ke arah tubuhnya.

Satu pukulan dialiri qi yang cukup besar, Liu Yuwen melepaskan pukulan secara bertubi-tubi membuat siluman itu mendesis kesakitan karena tulang-tulang ditubuhnya seolah akan bergeser.

Meski meronta dengan sekuat tenaga, pergerakan laba-laba itu tetap terbatas karena terhimpit dua bongkahan es besar. Disebabkan tidak bisa menahan rasa sakit dari serangan Liu Yuwen, akhirnya laba-laba itu kehilangan kesadarannya.

Liu Yuwen segera menarik pedangnya kembali lalu menghunjamkannya ke kepala laba-laba tersebut untuk mengakhiri hidupnya.

"Sudah terlalu lama aku tidak bertarung seperti ini, cukup merepotkan tapi lumayan menyenangkan..." Liu Yuwen menyeka keringat di dahinya.

Empat bulan berjualan pil memang membuat Liu Yuwen sedikit lupa adrenalin bertarung sesungguhnya, pertarungannya dengan siluman laba-laba tersebut telah membangkitkan insting bertarungnya kembali.

Liu Yuwen mencongkel permata siluman yang berada di dalam tubuh laba-laba itu yang seukuran batu besar, ia kemudian menyimpannya di dalam cincin ruang sebelum berjalan mendekati gua.

Di gua itu cukup gelap dan hanya ada penerangan dari Teratai Naga yang bisa bersinar sendiri, Liu Yuwen bisa memaklumi kenapa laba-laba itu bisa berdiam diri didekat tanaman tersebut karena tanaman itu membuat suhu disekitarnya terasa hangat.

Melihat tanaman Teratai Naga tumbuh dengan indah, Liu Yuwen tersenyum lebar dan langsung memetiknya.

"Ini lebih dari cukup, aku tinggal mencari dua tanaman lagi..." Liu Yuwen menjadi antusias, ia segera menyimpan baik-baik Teratai Naga itu di cincin ruangnya.

Saat Liu Yuwen keluar dari gua, ia menemukan Aruna sedang berlari ke arahnya.

Aruna langsung memeluk tubuh Liu Yuwen dengan begitu erat, khawatir pemuda itu kenapa-napa.

"Aku baik-baik saja, sudah kukatakan laba-laba itu bukan tandinganku..." Liu Yuwen mengerti kegelisahan Aruna.

Aruna yang tersadar telah memeluk Liu Yuwen begitu saja segera melepaskannya, pipi gadis manis itu merona.

1
خيرل حديۃ وارو
angkut semua aja Yuan er...heheh
Paru Human
awal cerita yg seru
خيرل حديۃ وارو
Luar biasa
Ajna dillah
bantai
Jokosis
kok brenti....
Ajna dillah
bunuh
Dian Mardianto
top
Dian Mardianto
marathon ke100.. mantab Thor.. baru ninggalin jejak..
Dian Mardianto
mantab mantrabbbb..
YIN'S YAN'S
kerennn ☺️👍
Ajna dillah
berkeliyaran di hutan lama tapi gak menemukan suatu tinggalan atao warisan
Ajna dillah
semangat kuatkan tubuh
Ajna dillah
nyimak
Irfandi
r2rgfgeg erb4v!
Jumadi 0707
mantap mantap gitu thor
Andre Oetomo
keren
Note 2
kata2 yg melegenda
Note 2
wong sitok iki kudu ndang di pateni mbahayani sekte liyane
Note 2
apakah sourou adalah putri bulan yg kelak akan kembali ke asalnya alam langit
Note 2
apa ndk ada array/formasi yg bs nahan kekuatan agar tdk keluar/merembes keluar biar tdk d ketahui org lain
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!