Tak Seperti Yang Dulu

"Kok kamu ngga pake seragam, La? Ngga ke sekolah?", tanya Nindi yang bermaksud mengajak Nala berangkat sekolah bersama.

"Di sekolah udah ngga ada kegiatan kan, Nin?"

"Ya ngga sih, tapi kan bisa kumpul-kumpul gitu lah."

Nala tersenyum tipis.

"Maaf ya, aku ngga ke sekolah. Kabarin aja kalo ada pengumuman apa."

"Emang kamu mau ngapain kalo ngga ke sekolah Nala???"

"Aku mau cari kerja, Nin!", jawab Nala.

"Cari kerja apa sih, La? Ijazah aja kita belum punya. Siapa coba yang mau kasih kerjaan? Kerja apa coba? Art?", tanya Nindi.

Nala membenarkan ucapan Nindi. Memang pekerjaan apa yang akan orang berikan pada gadis yang belum lulus sekolah?

"Art juga ngga masalah, Nin! Yang penting aku cari kerja dulu!", jawab Nala.

Nindi tak bisa memaksa temannya tersebut. Nala memang tak pandai bergaul sepertinya yang punya banyak teman.

Nala terlalu pendiam untuk sekedar memiliki teman baru. Dan Nindi pikir, punya hubungan dengan Zayn akan merubah sikap Nala.

Tapi ternyata...Nala masih seperti ini. Justru sekarang Nala semakin tertutup pada Nindi.

"Ya udah, nanti aku kasih info kalo ada apa-apa!", kata Nindi pada Nala.

"Makasih ya Nin!", ujar Nala. Sepeninggal Nindi, Nala pun memakai pakaian yang rapi seadanya.

Gadis itu terus berjalan menyusuri jalanan. Setelah tiba di dekat pertokoan, Nala bertanya satu persatu apakah ada toko yang membutuhkan karyawan.

Sayangnya, semua memang membutuhkan ijazah sebagai syarat untuk bekerja. Padahal cuma karyawan toko baju dll.

Nala menghela nafas panjang. Lelah kakinya melangkah tak membuatnya menurunkan semangatnya.

"Ayo, Nala! Jangan putus asa! Rezeki sudah ada yang mengaturnya!", kata Nala menguatkan diri sendiri.

Sedang di sekolah, Zayn mencari keberadaan Nala. Gadisnya tak nampak sejak ia tiba di sana.

Sahabat dekat Nala satu-satunya pun terlihat berkumpul dengan teman sekelasnya tanpa Nala.

"Cari siapa sih Zayn? Nala?", tanya teman Zayn. Zayn tak menjawabnya. Harusnya temannya tahu, hal itu tak perlu di tanyakan.

"Udah tahu pake di tanya segala sih bro! Udah samperin aja temen si Nala itu! Tanya cewek Lo di mana, gitu aja bingung!", sahut yang lain.

"Emang masih jadi cewek Lo, Zayn? Lo kagak jadi putus sama Nala?",tanya yang lain.

Zayn menoleh pada temannya tersebut.

"Jangan putus lah kalo kata gue mah! Kasian anak orang udah di pake masa di buang!", nasehat teman Zayn.

"Kalo mau nasehatin tuh ngaca dulu, Lo tuh yang hobi celup sana sini! Zayn mah kagak! Nala doang!", teman yang lain ikut menimpali. Semua menertawakan teman Zayn yang satu itu. Hanya Zayn yang masih setia dengan wajah datarnya.

Seperti pucuk di cinta ulam pun tiba, Nindi dan teman-temannya lewat di samping Zayn dkk.

"Nindi??!!", teriak teman Zayn. Teman-teman Zayn juga teman Nindi pun menoleh.

Pasalnya mereka tak menyangka jika Nindi pun di kenal oleh genk Zayn.

"Iya?", sahut Nindi sedikit kikuk.

Teman Zayn menyenggol bahu Zayn. Meminta Zayn untuk bertanya sendiri pada Nindi tentang Nala.

"Ehem, Nala ngga keliatan. Kemana?", tanya Zayn.

Suara Zayn yang Maco dan terdengar cool oleh para pemujanya cukup membuat Nindi oleng beberapa detik.

Mungkin benar, di mata mereka Nala terlalu beruntung menjadi kekasih Zayn.

Andai mereka tahu apa yang terjadi antara Zayn dan Nala. Apakah masih di bilang beruntung???

💫💫💫💫💫

Segini dulu ya, lagi ....astaghfirullah bgt pokokna mah 😩😩😩