Vanila Fedora, gadis berusia 27 tahun itu tiba-tiba di culik oleh kedua orang tuanya yang dulu sudah menelantarkan dirinya. Wanita itu dipaksa menikah dengan mantan suami kakaknya demi anak kecil yang bernama Baby Fiona Barnett. Vanila juga di paksa oleh Calvin Barnett pria yang akan menjadi suaminya untuk melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Barnett. Seperti apa kehidupan rumah tangga Vanila dan Calvin ? Yuk kepoin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Calvin lalu menatap ke arah Edgar yang ternyata sedang tersenyum menatap kepergian Vanila.
“Ekhmm.” Calvin berdeham, sampai membuat sadar Edgar yang sedang melamun melihat kepergian Vanila. Senyumannya bahkan menghilang saat melihat wajah masam sahabatnya.
“Maaf, aku hanya kagum pada Vanila. Dia banyak berubah, aku gak nyangka dia sedewasa itu. Dulu di kampus dia anak rajin dan juga pintar.” Puni Edgar.
Calvin pun tersenyum bangga, walau jujur dia tidak tau seperti apa Vanila dulu.
“Aku gak nya gka dia berubah menjadi wanita cantik, dulu dia juga cantik, tapi sekarang dia…” ucapanya tidal Edgar lanjutnya namun senyuman di bibir Edgar mampu membuat Calvin kesal.
Deg!
Dada Calvin terasa panas dan nyeri secara bersamaan saat mendengar punian yang keluar dari bibir sahabatnya itu.
“Sial! Kenapa aku tidak suka mendengar Edgar memuji Vanila.” Gumamnya dalm hati, ia bahkan sampai menyentuh dadanya yang terasa panas.
Calvin menatap tidak suka pada Edgar yang menatap luruh ke arah Vanila yang semakin menjauh.
“Jangan menatap istriku seperti itu.” Ucap Calvin, ia laku beranjak lebih dulu.
“I-istri? Maksud mu Vanila? Kenapa kamu bilang dia istrimu?” Tanya Edgar sambil mengekori sahabatnya itu.
“Karena aku sudah menikahinya.” Jawab jujur Calvin.
“Kamu menikah lagi? Bukankah kamu sangat mencintai Bella? Lalu kenapa kamu menduakanya?” Tanya Edgar tidak percaya, dia tidak mau percaya jika wanita sebaik Vanila mau menjadi yang ke dua.
“Sudahlah jangan ikut campur dalam urusan rumah tanggaku, ayo kita fokus kembali pada pekerjaan.” Ucap Calvin sambil mempersilahkan Edgar masuk ke dalam ruang meeting, di mana mereka harus membicarakan soal pekerjaan.
Edgar tidak kunjung masuk, karena itu artinya jika dirinya masuk ia tidak akan bisa bertanya masalah pribadi, karena Edgar tau seperti apa Calvin saat bekerja.
“Tidak sebelum kamu menjawab pertanyaanku.” Ucap Edgar.
“Apalagi yang kamu pertanyakan Ed? Semuanya sudah jelas, lagian itu bukan urusanmu.” Ucap Calvin, tidak seperti bisaanya Edger tertarik dalam urusan pribadinya.
“Kenapa kamu menikahinya?” Tanya Edgar lagi.
Calvin menghela nafasnya kasar. “Karena Baby menginginkanya.” Jawab Calvin jujur. “Masuk atau kita batalkan meeting kita.” Ancam Calvin.
Dengan perasaan kecewa Edgar pun masuk ke dalam ruang meeting.
Sementara di negara lain, kini Bella menangis dengan tersedu-sedu di pelukan sang Papi.
“Maafkan Papi, Nak. Ini yang terbaik untuk kita semua.” Ucap Papi Alex.
“Tapi Mami, Papi jahat mengasingkann ku ke sini.” Ucap Bella dengan penuh perasaan kecewa.
“Maaf, Papi sungguh minta maaf. Mami dan Papi banyak berharap agar kamu sembuh—“
“Tapi aku sudah sembuh, bahkan setahun yang lalu Aku sudah sembuh Pih, kenapa aku masih di asingkan begini?” Tanya Bella lagi.
“Tapi kamu belum bisa mengontrol emosimu, Papi mau kamu tidak memikirkan apapun yang terjadi di sana, kamu pokus pada dirimu sendiri dan bahagiakan dirimu sendiri. Papi dan Mami akan selalu mendukungmu Nak, berdamailah dengan dirimu sendiri.” Ucap Papi Alex sambil terisak.
Bella menggelengkan kepalanya, dengan suara serak ia menolak di peluk sang Papi.
“Kalian masih saj perduli pada Vanila yang sudah mengambil ginjalku, sejak awal kalian berdua memang hanya sayang pada Vanila bukan padaku. Kalian berdua pilih kasih, kalian membujuku agar aku mendonorkan ginjalku untuknya tapi apa yang aku dapat? Kalian berdua hanya mementingkan kebahagiaan Vanila. Lalu aku? Aku seperti ini juga karena kalian!” Pekik Bella dengan panjang lebar, ia lalu berlari ke kamar dan membanting pintu dengan kuat.
Papi Alex menyentuh dadanya hang terasa sakit, sungguh di mana letak kesalahanya sampai kedua putrinya selalu menyalahkan dirinya dan istrinya.
Jika waktu berputar, Alex akan tetap membujuk Bella untuk mendonorkan ginjalnya.
.
To be continued…
ga bertele tele..
q suka thooor..