Obsesi Sang Paman

"Wah.. Wah.. Wah.." Terdengar suara tepuk tangan dari pintu masuk, Gani yang sedang merayu Sarah langsung mengalihkan pandanganya.

Ia melihat sosok yang tak asing di matanya, lalu dengan spontan Gani langsung berdiri dan tersenyum menyapa pria di depannya.

"Hallo Pak Andrew, senang bertemu dengan anda." Gani kembali merapikan jas miliknya dan bersikap sopan.

Andrew tersenyum dan melihat Sarah, wanita itu memalingkan wajahnya. Hingga tak beberapa lama Sarah pun langsung bangkit dan segera pergi, tapi tangan Sarah langsung di tahan oleh Andrew. Sarah seketika menatap ke arah Andrew, pria itu malah menarik Sarah hingga masuk ke dalam pelukannya.

"Apa yang sedang Pak Gani diskusikan dengan wanita cantik ini." Tanya Andrew seraya memegang tangan Sarah dan mendekatkan tangan serah ke hidungnya untuk mencium wangi tangan wanita itu.

Gani terkejut saat melihat pemandangan di depannya, "Kami sedang mendiskusikan kerja sama." Jelas Gani dengan tatapan mata yang bingung.

"Apa sudah selesai?" Tanya Andrew dengan tatapan lembut namun membuat pria di depannya sangat gugup.

"Sudah-sudah, saya tinggal menandatangani nya." Jelas Gani yang langsung mengambil dokumen kerja sama dan menandatangani dokumen tersebut, lalu ia segera menyerahkannya kepada Sarah.

Sarah sedikit terkejut, kenapa pria paruh baya itu malah terlihat takut dengan Andrew. Hingga Gani pun langsung berpamitan kepada Andrew, saat melihat Gani pergi. Sarah segera melepaskan diri dari Andrew.

Sarah masih tidak bisa melupakan apa yang terjadi di antara mereka berdua, ia bukan wanita yang munafik. Ia juga menikmati setiap sentuhan dari pria itu, tapi meski demikian Sarah masih merasa kesal karena Andrew malah tetap memperkosanya meski pria itu tahu jika ia masih perawan.

Sarah mengambil dokumen yang sudah di tanda tangani oleh Gani, ia lalu bergegas pergi meninggalkan Reno dan juga Andrew.

Andrew melihat Reno yang sudah tepar tak sadarkan diri karena efek alkohol, pria itu sama sekali tidak peduli dan memilih untuk mengejar Sarah.

"Kenapa kau bersama dengan pria bajingan itu, apa kau tahu jika aku tidak datang kau bisa di mangsa habis oleh pria itu." Ucap Andrew seraya berjalan mengikuti Sarah.

Sarah berhenti dan menatap ke arah Andrew, ia mengejek pria di depannya. "Kau dan dia juga sama, kalian sama-sama bajingan." Jelas Sarah dengan tatapan marah.

Andrew terdiam, ia tahu kata bajingan yang di maksud Sarah adalah perbuatannya saat ini. "Aku tidak seperti pria itu, aku berbeda." bela Andrew tentang dirinya sendiri.

Sarah memutar bole matanya kesal, "Jika kau berbeda, kenapa kau tidak berhenti saat tahu aku masih perawan!? Kenapa kau malah melanjutkan kegiatan itu." Tanya Sarah dengan nada kesal, padahal Andrew tahu jika ia masih perawan tapi pria itu malah tetap melakukan hal itu yang akhirnya membuat ia harus kehilangan keperawanan nya di usia 28 tahun.

"Sut.. Jangan keras-keras jika berbicara." Ucap Andrew, ia menarik tangan Sarah dan membawanya ke balkon hotel yang cukup sepi.

Mata Sarah masih menatap tajam sosok Andrew, "Aku tahu aku salah! Tapi menghentikan hal itu tidak semudah yang kau pikirkan." jelas Andrew.

"Hahaha.. Lantas kenapa kau melakukan hal konyol itu! Bahkan tanpa di ancam atau di perlakukan buruk pun, aku akan meninggalkan Reno." Jelas Sarah dengan kesal, sudah tidak ada alasan lagi banyak untuk bertahan dengan pria itu.

Andrew terdiam sejenak, "Kau akan bercerai dengannya?" Tanya Andrew dengan tatapan serius.

"Iya, dan keponakan kesayangan mu itu bisa langsung jadi istri Reno. Dan katakan kepada keponakan mu itu, sebaiknya hentikan sikap memalukan nya." Jelas Sarah yang menghina Dara di depan Andrew.

Andrew sama sekali tidak marah saat Sarah menghina Dara, ia masih tertegun dengan keputusan Sarah yang akan bercerai dengan Reno.

"Baiklah.. Jika kau akan bercerai, maka aku akan menikahi mu." Jelas Andrew dengan keputusan yang sudah bulat.

Sarah terkejut saat mendengar hal itu, "Maaf Pak Andrew, tapi saya menolak untuk menikah dengan anda!" Jawab Sarah tanpa pikir panjang.

"Kenapa?" Tanya Andrew yang terkejut, selama 20 tahun melajang semua wanita selalu ingin menikah dengannya, tapi Sarah malah tidak mau.

"Aku sudah tidak memiliki urusan lagi dengan mu." Jelas Sarah, ia bukan wanita yang gampang luluh hanya karena beberapa rayuan kecil dari seorang pria. Terlebih Sarah ingat bagaimana Andrew menghinanya habis-habisan.

Sarah langsung berbalik pergi, tapi Andrew kembali memegang tangan Sarah agar wanita itu tidak pergi.

"Paman Andrew sebaiknya kau lepaskan tangan ku!" Maki Sarah.

Andrew tertawa geli melihat Sarah, wanita itu seperti seekor kucing kecil yang masih liar. "Jangan panggil aku Paman, kau bisa memanggilku.. sayang." Jawab Andrew.

Sarah tertawa geli mendengar hal itu, pria yang sudah berumur 40 tahun di depannya tapi berlaga seperti seorang anak muda. "Kau harusnya sadar diri, usia mu sudah tak muda lagi. Jangan berbicara seperti anak mu, itu membuat telinga ku geli mendengarnya." Jelas Sarah.

Andrew tersenyum mengejek, "Usia ku memang sudah tua, tapi wajah dan tubuh ku masih terlihat sangat muda.. Bahkan stamina ku di atas ranjang lebih hebat daripada anak muda."