NovelToon NovelToon
Little Girl And The Secrets Of The World

Little Girl And The Secrets Of The World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Horror Thriller-Horror / Epik Petualangan / Dunia Lain / Perperangan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: YareYare

menceritakan seorang anak perempuan 10tahun bernama Hill, seorang manusia biasa yang tidak memiliki sihir, hill adalah anak bahagia yang selalu ceria, tetapi suatu hari sebuah tragedi terjadi, hidup nya berubah, seketika dunia menjadi kacau, kekacauan yang mengharuskan hill melakukan perjalanan jauh untuk menyelamatkan orang tua nya, mencari tau penyebab semua kekacauan dan mencari tau misteri yang ada di dunia nya dengan melewati banyak rintangan dan kekacauan dunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YareYare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

nab 17. Perang Besar Bagian 2

Dua hari sebelum rakyat Magi keluar dari Hutan Treeden,

Pada siang hari yang mendung, para rakyat melanjutkan perjalanan mereka menuju kota. Terlihat Levia dan Helix ikut bersama mereka.

"Aku khawatir dengan Hill. Bagaimana kita bisa menemukannya? Sialan, unicorn itu pergi begitu saja," kata Levia dengan cemas.

"Tenanglah, Levia. Aku juga khawatir padanya, tapi kita tak bisa melakukan apa-apa sekarang. Setiap tempat di luar hutan ini sudah sangat berbahaya. Kita bisa mendengar suara teriakan pertempuran mereka, terus menggema sepanjang malam. Bahkan sekarang, suaranya semakin ramai," jawab Helix mencoba menenangkan.

Sementara itu, di tempat yang tak diketahui, Hill masih terbaring tak sadarkan diri di punggung kuda coklat. Kuda itu minum di pinggir sungai, lalu melanjutkan perjalanan menjauh dari arah Magi. Kuda itu seakan tak menyadari bahwa Hill sedang tergeletak lemah di punggungnya.

Di saat yang sama, di berbagai penjuru negara Magi, pertarungan berkecamuk. Negara-negara lain mulai muncul dari segala arah, mengejutkan mereka yang sudah ada di sana. Tak disangka, banyak negara yang datang, dan hal ini memicu bentrokan hebat demi menguasai Magi yang kini hancur. Banyak prajurit dengan zirah yang berbeda-beda, masing-masing dengan lambang negaranya. Satu hari telah berlalu sejak perang dimulai, dan kini ada tujuh pasukan yang terlibat dalam pertempuran untuk memuaskan ambisi mereka menguasai Magi. Negara-negara yang membawa ribuan pasukan bertempur sengit, sementara mereka yang hanya membawa sedikit pasukan terpaksa bertahan.

Meskipun kekacauan tengah melanda, peraturan dasar dalam peperangan dunia ini masih diingat oleh semua pihak: jangan menyerang tempat pengobatan. Setiap negara yang terlibat dalam perang ini segera mendirikan tempat perawatan untuk prajurit mereka yang terluka. Mereka membawa para dokter yang tugasnya memastikan prajurit yang terluka tetap hidup. Tempat pengobatan itu dilindungi oleh sihir pelindung yang sangat kuat, mencegah agar tidak ada serangan sihir atau panah yang tidak sengaja mengenai tenda pengobatan. Jika sebuah tenda besar dengan bendera hijau di atasnya terlihat, itu menandakan tempat yang aman untuk para dokter dan prajurit yang terluka.

Jika bendera hijau itu hilang dari tenda, itu berarti semua prajurit negara tersebut telah gugur, dan para dokter di sana akan dibiarkan pergi menjauh. Dokter sangat dihargai di dunia ini, karena hanya sedikit orang yang menguasai ilmu pengobatan. Namun, jika kebencian dan keserakahan menguasai hati prajurit, perang ini bisa berubah menjadi pembantaian. Beberapa pihak yang penuh kebencian bahkan tak akan mengindahkan aturan tersebut dan akan menyerang tempat pengobatan, membunuh semua orang, bahkan para dokter sekalipun. Namun, serangan terhadap tempat pengobatan jarang terjadi, karena banyak yang masih menghormati aturan ini.

Waktu terus berlalu, dan di setiap penjuru Magi yang dipenuhi pertarungan, banyak prajurit yang gugur. Beberapa berlari menuju tempat pengobatan dengan kondisi parah, ada juga yang menggendong rekan mereka yang sekarat. Namun, sebelum mencapai tempat pengobatan, mereka diserang dan akhirnya gugur. Di siang hari yang mendung, ledakan sihir terdengar di mana-mana, dan asap hitam mulai menyelimuti setiap tempat. Pemandangan itu sangat mengerikan, penuh dengan suara teriakan. Keinginan untuk menguasai Magi semakin menguasai hati para prajurit. Setiap negara tidak ingin kalah. Mereka terus melawan dan bertahan.

Di udara, banyak penunggang wayvern dari berbagai negara yang saling bertarung. Beberapa dari mereka melepaskan sihir api, angin, dan air ke bawah, menyerang pasukan daratan. Beberapa prajurit di bawah terkena serangan udara, sementara yang lainnya berusaha menahan serangan tersebut dengan sihir pelindung atau tameng. Panah terus diterbangkan ke berbagai arah, beberapa ada yang mengenai penunggang wayvern di udara, beberapa lainnya tidak.

Tempat pengobatan yang dimiliki oleh setiap negara dipenuhi dengan prajurit yang terluka dan sekarat. Para dokter bekerja keras untuk mengobati mereka. Sementara itu, tujuh pasukan negara yang terlibat dalam perang saling bertarung dengan rakus, berusaha membuktikan siapa yang terkuat dan berambisi untuk menguasai Magi. Di reruntuhan kota Magi yang sudah hancur, pasukan Yidh semakin banyak. Dengan keahlian sihir mereka yang sangat kuat, negara-negara musuh mulai kesulitan melawan Yidh, yang terus mengeluarkan sihir elemen dan sihir unik lainnya.

Di tengah Hutan Treeden, pasukan Magi terus berjalan. Mereka tidak memiliki banyak prajurit berpengalaman akibat serangan besar yang terjadi sebulan lalu. Di antara mereka hanya ada rakyat biasa yang sihirnya tidak terlalu kuat, dan hanya sedikit dari mereka yang bisa menggunakan sihir unik. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki pengalaman pertempuran. Jumlah mereka hampir mencapai seribu, namun di antara mereka ada ratusan ras peri yang akan membantu. Ras peri terkenal dengan kelincahan mereka yang luar biasa. Walaupun mereka tidak terlalu kuat, hanya ratu peri yang memiliki kekuatan dan sihir yang sangat besar.

Meskipun begitu, semangat rakyat Magi dan para peri tetap berkobar. Mereka terus berjalan di tengah hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar, yang tersebar tidak terlalu rapat dan juga tidak terlalu berjauhan. Di depan mereka, terlihat ratu peri dan Raja Van memimpin, sementara di tengah rombongan, Levia dan Helix juga ikut serta.

"Semoga Hill tidak apa-apa," kata Levia, masih cemas. "Aku sangat mengkhawatirkannya. Di sisi lain, aku merasa sedikit tenang karena dia tidak ada di tengah peperangan itu. Dan dia juga tidak ada di sini, artinya dia tidak akan terlibat dalam pertempuran yang mengerikan ini, jadi dia mungkin aman. Aku harap dia baik-baik saja di luar sana."

"Betul, Levia. Aku juga berharap dia baik-baik saja," jawab Helix. "Ngomong-ngomong, aku bukan berasal dari Magi. Tidak apa-apa kan aku ikut campur di sini?"

"Ya, kau kan sudah tidak punya tempat tinggal. Jika kita berhasil merebut kembali Magi, kau bisa tinggal di sini. Anggap saja sekarang kau warga Magi."

"Benar juga. Mungkin penulis sengaja menempatkanku di sini, saat aku meninggalkan kota, agar aku bisa cepat mendapat tempat tinggal baru. Jadi dia tidak perlu repot membuat cerita baru tentang bagaimana aku mendapatkan tempat tinggal baru. Pembaca pasti bosan jika ada terlalu banyak bab yang tidak penting."

"Kau ini ngomong apa sih? Kadang-kadang kau bicara hal-hal yang sulit dimengerti," kata Levia dengan heran.

Di reruntuhan bekas kota Magi,

"Lapor, Jenderal, sudah lima jam Riza membuka satu lingkaran sihir teleportasi. Dia sudah mulai kelelahan di Yidh," lapor seorang prajurit.

"Suruh dia tutup dulu lingkarannya. Menggunakan sihir teleportasi tanpa henti dalam waktu lama memang sangat menguras energi. Pasukan kita akan fokus bertahan sekarang, simpan energi kalian untuk pertempuran yang lebih penting," jawab Jenderal dengan tegas.

Sementara itu, di tenda tempat pengobatan Yidh, terlihat seorang pria bertudung hitam sedang duduk, memandang jauh ke arah pertempuran yang masih berlangsung.

... Aku sering datang ke sini, tapi aku tidak menyangka akan ada begitu banyak negara dari Benua Ground yang berusaha mengambil alih Magi. Ternyata bukan hanya negara-negara di Benua Yidh yang haus akan kekuasaan, di sini pun sama. Apakah mereka tidak menyadari atau mulai melupakan asal mula semua ini? Ah, sepertinya hujan mulai turun...

"Oi, Pedagang! Kenapa kau duduk terus? Cepat masuk ke lingkaran teleportasi sebelum ditutup!" teriak seorang prajurit.

"Oh, baiklah," jawab pria bertudung hitam itu sambil berdiri.

"Siapkan juga banyak makanan untuk pengiriman berikutnya," tambah prajurit itu.

Pria bertudung hitam itu adalah seorang pedagang Yidh yang biasa mengirim persediaan ke pasukan Yidh yang ada di Magi. Setelah mendengar perintah itu, dia berjalan menuju lingkaran teleportasi. Perlahan, lingkaran sihir itu memudar dan akhirnya menghilang.

Sementara itu, di tengah Hutan Treeden, para rakyat Magi terus berjalan. Di depan mereka, terlihat Ratu Peri terbang sambil menutup matanya.

... Sepertinya hujan mulai turun. Saat ini di wilayah Magi, ada tujuh negara yang sedang berperang: Yidh, Acton, Ner, Joxa, Aceast, Tirr, dan Holl. Mereka semua membawa banyak pasukan, namun sepertinya Ner sudah mulai kehilangan banyak prajuritnya. Tunggu, aku merasakan ada pasukan baru yang mendekat ke Magi. Pasukan ini berbeda dari yang lainnya. Mereka sangat berbahaya, namun bergerak lambat. Mereka berasal dari barat... Dilihat dari zirah dan lambangnya, mereka adalah negara Midra. Ini buruk, sangat buruk. Ratusan orc bersama mereka!

Bagaimana bisa Midra memiliki pasukan orc? Orc adalah monster yang tinggal di utara! Sepertinya banyak hal yang tidak biasa mulai terjadi. Midra sudah mulai memasuki wilayah Magi. Ini gawat... Orc sangat kuat.

Sementara itu, di berbagai medan pertempuran, hujan mulai turun dengan deras. Langit sangat mendung, dan suara petir terus mengguntur. Pertempuran berlangsung tanpa henti, dengan para penunggang wyvern yang saling bertarung di udara. Tiba-tiba, sebuah petir besar menyambar salah satu penunggang wyvern hingga terbakar habis, tubuhnya gosong. Meski begitu, kejadian itu tidak membuat pasukan gentar. Mereka terus melanjutkan pertempuran.

Hujan semakin deras, sementara waktu terus berjalan. Hari mulai gelap, dan malam pun tiba. Meskipun gelapnya malam, suasana di sekitar pertempuran tetap terang oleh nyala api yang membakar beberapa tempat, serta sihir api yang terus meluncur ke segala arah. Pertempuran masih berlangsung dengan sengit.

Tiba-tiba, makhluk besar muncul di langit barat. Makhluk-makhluk itu berwarna hitam, berdiri sekitar 3 hingga 6 meter tinggi, dengan sebagian memegang pedang dan sebagian lagi memegang senjata pemukul besar. Mereka muncul dengan cepat, lalu mulai menyerang siapa saja yang berada di dekatnya.

"Orccccc!" teriak salah seorang prajurit.

Kedatangan orc-orc itu menambah kericuhan di medan perang. Pasukan mulai menyerang para orc dengan panah, sihir, dan pedang. Beberapa orc tumbang, namun banyak juga yang bertahan dan terus menyerang tanpa henti. Situasi menjadi semakin kacau. Ribuan orc muncul dari langit barat, dan di antara mereka, terlihat beberapa alat pelontar besar. Para orc menduduki pelontar-pelontar itu, dan prajurit menarik tuasnya, melemparkan orc-orc itu ke berbagai arah dengan kecepatan tinggi.

Lima orc terlempar dan mendarat di dekat tempat pengobatan Negara Ner. Mereka segera bangkit dan menghancurkan segala sesuatu di sekitar mereka, menyerang para prajurit yang berada di sana. Tempat pengobatan itu pun hancur total, tak ada yang tersisa.

"Bahaya! Tubuh orc ini sangat keras, pedangku sampai patah!" teriak salah seorang prajurit.

"Fireball!" teriak yang lainnya.

"Terus serang orc itu!" perintah komandan.

Di berbagai penjuru, pasukan terus bertempur, mencoba mengalahkan orc-orc yang tiba-tiba muncul dari langit. Meski begitu, beberapa pasukan tetap fokus bertarung dan mengabaikan serangan orc. Ada juga yang bekerja sama untuk mengalahkan mereka.

Hujan semakin deras, malam semakin larut, dan jumlah korban terus bertambah. Beberapa negara berusaha keras melindungi tempat pengobatan mereka dari serangan orc. Negara Ner, yang sebelumnya memiliki tempat pengobatan, akhirnya kehilangan semuanya. Pasukan Negara Ner pun mulai menghilang, dan pada akhirnya negara itu gugur. Tak ada yang tersisa, bahkan dokter mereka pun tidak selamat.

Sementara itu, di tempat pertempuran di Yidh, seorang komandan berkata dengan suara cemas, "Orc ini tak ada habisnya! Kami sudah kehilangan banyak korban. Tetap lindungi tempat pengobatan kita! Pasukan, tembakan sihir ke arah barat! Mungkin ada seseorang di sana yang mengendalikan makhluk-makhluk ini."

Tak lama kemudian, beberapa prajurit Yidh melepaskan sihir elemen ke arah barat. Di kejauhan, pasukan Midra tampak sedang memantau dengan cermat kekacauan yang terjadi. Di tempat mereka, suasana sepi tanpa pertempuran. Mereka berdiri di dekat hutan barat yang berbatasan dengan Hutan Treeden. Tiba-tiba, sebuah sihir elemen melesat cepat menuju pasukan Midra.

"Menghindaaarrr..."

Beberapa prajurit Midra langsung terkena sihir tersebut. Sihir elemen terus muncul tanpa henti, memaksa pasukan Midra untuk berusaha menghindarinya. Salah satu alat pelontar yang mereka gunakan terkena sihir dan segera terbakar. Beberapa orc yang berada di sekitar pasukan Midra juga tersambar sihir, dan dua di antaranya terbakar hidup-hidup. Beberapa prajurit pun tak luput dari serangan sihir tersebut.

Sihir dari Yidh terus meluncur deras ke arah pasukan Midra. Api mulai merembet ke seluruh penjuru hutan tempat mereka berkumpul, membakar dengan perlahan. Para prajurit Midra mulai mundur menjauh dari hutan yang terbakar, sementara beberapa penyihir di barisan mereka mengeluarkan sihir pelindung untuk bertahan dari serangan yang terus datang.

Namun, di tempat Yidh, orc-orc besar kembali muncul dari langit barat. Mereka terlempar ke arah pasukan Yidh yang sedang menembakkan sihir ke arah barat. Begitu mereka mendarat, orc-orc itu segera bangkit dan mulai menyerang siapa saja yang ada di sekitar mereka, menciptakan kekacauan baru di medan perang.

"Saya rasa kita tak punya pilihan lain," kata seorang komandan dengan nada cemas. "Hubungi Riza, suruh dia mengeluarkan sihir teleportasi dan kirimkan tiga kesatria Yidh. Hanya mereka yang bisa dengan mudah mengalahkan para orc ini."

Sementara itu di tengah hutan treeden, terlihat para warga yang sedang beristirahat mencoba tidur, terlihat levia dan helix berbaring.

"Hey levia bukan kah di luar sedang hujan deras, tetapi kenapa disini tidak ada satu tetes pun air hujan".

"Itu karena pohon pohon ini, mereka menahan hujan dari luar, mereka seperti membantu kita untuk beristirahat dengan nyaman sebelum kita sampai disana, ngomong ngomong apa yang sedang kau pegang itu helix".

"Oh ini, ini adalah cincin yang ku temukan saat unicorn tiba tiba membawa ku, aku tidak tau untuk apa cincin ini, tapi seperti nya ini berharga".

"Unicorn sialan itu, aku akan membunuh nya jika aku bertemu lagi, dia pengkhianat".

"Memang nya kamu bisa?".

"Hmm seperti nya tidak".

Mereka pun perlahan mulai mengantuk lalu tertidur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!