Pedang Pusaka menceritakan tentang seorang manusia pelarian yang di anggap manusia dewa berasal dari Tiongkok yang tiba di Nusantara untuk mencari kedamaian dan kehidupan yang baru bagi keturunannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cut Tisa Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siasat Balasan
"Mereka adalah pengawal terpercaya jenderal". Seru jenderal besar Bao.
"Beliau ini adalah putra mahkota". Ucap jenderal Shu sambil menunjuk ke arah Siaw Jin.
Sambil tersenyum Siaw Jin berkata,
"Jenderal tentu tidak mengenaliku".
"Benarkah beliau putra mahkota?" tanya sang jenderal ragu.
Sambil berdiri Siaw Jin memegang tangan jenderal Bao tiba tiba yang membuat prajurit pengawal sang jenderal hampir mencabut senjata mereka.
"Kebaikan paman akan ku ingat sampai mati". Siaw Jin berkata dengan penuh semangat.
"Ah,, pangeran,, hormat kepada paduka. Semoga panjang umur laksaan tahun". Dengan tiba tiba jenderal Bao menjatuhkan diri berlutut sambil mengucapkan hal itu di ikuti para prajurit pengawal.
"Sudah lah paman jenderal, sebut saja aku Siaw Jin dan jangan sampai penyamaran ku terbongkar". Seru Siaw Jin kembali sambil duduk di tempatnya tadi.
Sambil menceritakan pengalaman Siaw Jin seperti yang di dengarnya, jenderal Shu makan bersama mereka semua.
"Karna melihat keanehan dari cara mereka, aku tidak langsung membunuh Siaw Jin yang kusangka penjahat pemerkosa. Setelah mengetahui semuanya, kami pun membuat sandiwara bahwa Siaw Jin telah ku bunuh dan ku bawa kemari jenderal". Tutup cerita jenderal Shu.
"Kalau begitu, keadaan benar benar gawat. Di kota raja banyak pejabat yang setia kepada kaisar secara bersamaan melakukan kesalahan fatal. Ada tiga orang yang sudah di penggal kepalanya. Selebihnya masih dipenjara". Jenderal Bao berkata sambil mengerutkan keningnya.
"Sepertinya kita semua harus menghadap sri baginda kaisar jenderal. Jika tidak, masalah ini akan terus berlarut dan semakin membuat lemah kerajaan". Seru jenderal Shu bersemangat.
"Benar, hanya itulah satu satunya cara agar semua masalah ini terang". Sahut jenderal Bao yang menyelesaikan sarapannya.
Hari itu juga mereka semua bersiap siap untuk berangkat ke kota raja. Siaw Jin yang menyamar memakai kumis dan jenggot serta menjadi satu dengan para prajurit pengawal itu sama sekali tidak kelihatan seperti dirinya sendiri.
Dalam pandangan Mengshi dan Mengyau, Siaw Jin malah tampak lebih gagah dengan pakaian tentara nya itu.
Dengan berkuda dan sebagian duduk di kereta mereka melakukan perjalanan yang lumayan jauh.
Saat singgah, mereka selalu makan di dalam kamar penginapan dengan dijaga ketat oleh prajurit.
Saat itulah Siaw Jin mengetahui bahwa jenderal Bao telah mengetahui rencana hartawan Ki dan telah meminta Losian untuk meminta pertolongan Xiansu, panglima Bu dan para bawahan panglima Bu yang dulu menjadi pasukan khusus kota raja.
Mendengar hal itu, Siaw Jin pun tampak berseri wajahnya. Akhirnya dia bisa berjumpa kembali bersama Losian dan Xiansu serta dua murid Xiansu yang dulu sangat dekat dengannya.
***~###~***
Naya berkuda dengan tenang melewati hutan lebat yang tidak ada rumah satupun di daerah sana.
Dengan tenang dia menunggangi kudanya yang memang telah menjadi salah satu hobby dan keahliannya berkuda.
Dari balik semak semak, muncul puluhan orang berpakaian ringkas yang sebagian memakai baju tentara asing dan sebagian besar merupakan orang dunia persilatan yang kasar dan lengkap dengan senjata.
Puluhan orang itu menghadang perjalanan nya. Bahkan ada sebagian yang berkata kotor dan mesum sambil tertawa cengengesan dan terbahak bahak.
Dari pandangan mata puluhan pria itu, dapat di lihat bahwa mereka seperti serigala serigala yang lapar ingin menerkam mangsa yang sedang duduk di atas kuda hitam.
"Minggir kalian Jika tak mau celaka!!" Bentak Naya dengan suara biasa saja.
"Kami baru mau minggir setelah kau membiarkan kami mencelupkan anu sekali seorang. Hahahaha".
Ucapan seorang yang bertindak sebagai pemimpin rombongan itu membuat wajah Naya merah padam.
"Kau celup saja pada wanita yang ada di sisi kananmu sampai berhasil". Ucapan Naya mengandung tenaga sihir yang amat kuat dan dahsyat.
Suara tertawa mereka terhenti seketika saat melihat pemimpinnya menyodorkan pinggang ke depan ke arah salah seorang anak buahnya yang kini berlarian ketakutan menyangka pemimpin nya sudah gila.
Tanpa ada satupun yang sadar hawa kekuatan sihir sangat kental menyelimuti sekitar mereka.
"Ayo siapa lagi yang mau celup celupan. Silakan celup kepada gadis cantik yang ada di dekat kalian masing masing". Kembali Naya berseru, kali ini dengan suara yang lebih kencang dan kuat.
Mereka semua pun mengikuti jejak komandan mereka. Yang keluar dari mulut mereka adalah suara suara desah kenikmatan yang dalam pandangan masing masing mendapatkan gadis gadis cantik, namun sebenarnya kawan mereka sendiri bahkan masing masing mereka menjadi korban celup celup dari teman sebelahnya.
Sungguh merupakan pemandangan yang aneh. Puluhan lelaki sambil memejamkan mata memeluk dan menci*m temannya sendiri sesama pria.
Naya segera melanjutkan perjalanan nya menuju ke arah timur. Dia benar benar sudah muak berada di hutan itu.
Untung keadaan hatinya sedang baik. Jika suasana hatinya sedang buruk, nasib mereka pasti akan menjemput ajal masing masing.
Setelah semua nya sadar, komplotan pria kasar itu bingung dan merasa jijik dengan kelakuan mereka sendiri.
Bahkan ada yang sampai muntah muntah setelah sadar saling bertukar cairan.
Puluhan orang itu memaki mengumpat dan berbagai hal mereka katakan. Ada yang bilang hantu hutan, hantu gunung, manusia iblis, iblis betina, dan lain lain.
Bulu tengkuk mereka pun meremang dan tunggang langgang mereka semua melarikan diri ke arah barat berlawanan dengan arah Naya pergi tadi.
Sedangkan Naya dengan santainya mengendarai kudanya secara perlahan sambil menikmati indah nya pemandangan.
Setibanya di perbatasan Tibet, Naya singgah sebentar di rumah keluarga Sie Han.
"Eh, Naya sendiri saja? Mau kemana?" Sapa nyonya Sie saat mengetahui siapa yang datang.
"Aku melarikan diri dari rumah karena ayah dan ibu tidak setuju dengan keputusanku bibi, masalah lamaran Sie Liong untuk ku, maafkan aku bik, terpaksa ku tolak. Karena aku hanya akan menikah dengan pemuda yang mampu mengalahkan ku". Jawab Naya sambil berdiri memegang kendali kudanya.
"Masuk dulu nak Naya, kita ngobrol di dalam. Kebetulan paman mu sedang keluar sebentar".
"Tak apa Bik, aku akan melanjutkan perjalanan ku. Tolong bibi sampaikan, jika memang Sie Liong ingin menjadi jodohku, dia harus sanggup mengalahkan ilmu ku".
"Mana mungkin anak ku mampu mengalahkan mu. Kau memiliki ilmu yang hebat dari orang tuamu nak".
"Aku tidak bilang ilmu sihir, ilmu membaca kitab, ilmu apapun selain ilmu silat. Yang ku maksud ialah mengalahkan ku dalam ilmu beladiri bik". Jawab Naya dengan nada lembut.
"Baiklah, akan bibi sampaikan Naya. Hati hati di jalan". Seru Can Bilan yang tampak masih sangat cantik meski usianya tak lagi muda.
"Permisi bik, maaf jika aku mengganggu atau menyinggung. Aku hanya berusaha jujur".
"Aku mengerti Naya. Baik baik di perantauan ya". Balas nyonya Sie sambil melambaikan tangan dan tersenyum ramah.
Naya pun melanjutkan perjalanan nya seorang diri melewati lembah demi lembah, bukit demi bukit, gunung demi gunung, hanya untuk berlari mencari jati diri dan cinta sejati.
***~###~***
Puluhan orang yang tadi bertemu dengan Naya dan berhasil dikerjainya adalah pasukan yang di pimpin oleh Toaba dan Jiba.
Mereka sengaja di kirim tuan Ki untuk menghancurkan dan memporak porandakan tempat Xiansu yang di cap sebagai musuh tuan Ki dan sekaligus menjadi musuh guru Twaba dan Jiba.
Atas perintah tuan Ki, mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai ke gunung himalaya dimana mereka akan segera berjumpa dengan para penghuni perbatasan india.
BERSAMBUNG. . .