Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Di dalam kamar yang tak terlalu luas Mila menatap kosong ke arah langit-langit kamarnya, dengan perasaan yang tak bisa di jelaskan dengan kata-kata.
Mila menangis dalam diam hatinya yang terasa begitu sesak, saat mengingat kembali semua perkataan demi perkataan pedas orang-orang yang sudah memandang nya sebelah mata.
"Apa salahku jika aku memang tak bisa menjadi seorang ibu, ini bukan suatu penyakit yang menular tapi mengapa mereka memang rendah wanita sepertiku"
"Mengapa mereka bersikap seolah-olah aku ini adalah parasit yang mengganggu kehidupan mereka" Ucap Mila dengan penuh kesedihan.
Air mata Mila pun terus mengalir tanpa henti, Mila pun berusaha meredam suaranya menutupi wajahnya dengan bantal agar Mia tak mendengar suara isak tangisnya.
Namun terlambat tanpa Mila sadari sedari tadi adiknya sudah menyaksikan bagaimana rapuhnya Mila saat ini.
"Kau tenang saja kak aku akan mencoba mencari keadilan untukmu dan calon bayimu yang sudah tiada sebelum kau mengetahui keberadaannya. Aku berjanji padamu akan menyeret Hendra dan keluarganya untuk bersujud di bawah kakimu, karena mereka sudah salah membuang permata berharga demi sebongkah batu kerikil seperti wanita itu" Gumam Mia lirih.
Mia sudah mengetahui bahwa Diana tak seperti yang terlihat, karena sudah beberapa hari ini meia selalu mengikuti kemana pun Diana pergi untuk mengorek informasi lebih dalam lagi. Agar ia bisa membuka topeng Diana sekaligus membersihkan nama kakaknya di keluarga Hendra. Ia akan berusaha membersihkan citra kakaknya dan memberi tahu dunia bahwa Mila adalah wanita normal dan bukan pembawa nasib buruk seperti yang selalu di katakan mantan ibu mertua nya.
"Hendra akan aku pastikan kau menyesal seumur hidupmu" Ucap Mia dengan sorot mata yang penuh dengan api dendam kemarahan.
*
*
Di ruangan kerja Juna terus menguap sambil mengutak-atik laptopnya mencari informasi yang bosnya minta.
Juna mengerutkan keningnya saat melihat pria yang menjadi suami Mila dan lebih tepatnya mantan suami dari mila. "Tunggu, bukankah itu Hendra kakaknya Riri jadi dia adalah. Sial, kenapa aku tidak mengetahui hal ini dari awal." Juna merasa sangat bodoh tidak mengetahui seluk-beluk keluarga dari kekasihnya sendiri.
Dengan cepat ia menghubungi kekasihnya tak perduli dengan jam yang sudah menunjukkan hampir pagi, bagi Juna tugas yang diberikan oleh bosnya itu sangat penting dari apapun juga.
Lama Juna menunggu panggilan nya tersambung dengan ponsel kekasihnya, namun panggilan itu tak kunjung di jawab oleh Riri.
Juna pun tak pantang menyerahnya ia terus melakuka panggilan itu berulang-ulang kali sampai akhirnya sambungan itu pun terhubung.
"Sayang sekarang ceritakan siapa Mila padaku" Saat terhubung dengan Riri, juna langsung bertanya tanpa berbasa-basi terlebih dahulu pada kekasihnya.
[eapa maksudmu aku tidak mengerti] Ucap Riri dengan suara serak khas bangun tidur.
"Sayang tolong ceritakan siapa Mila padaku dengan secara detail karena ini adalah tugas dari tuan muda untuk mencari info tentang Mila"
[Tuan muda siapa?]
"Sayang jangan bercanda, ini waktunya kita serius"
[Ck.. Juna sebenarnya kau sedang membicarakan siapa, apa kau tidak melihat ini baru jam satu malam kau sudah mengganggu waktu istirahatku]
Juna menghela nafasnya saat mendengar jawaban dari kekasihnya itu. Kemudian Juna pun mulai bercerita tentang bagaimana pertemuan Mila dan tuan kecil saat pertama kalinya mereka bertemu. Dan kini tuan mudanya pun menginginkan informasi secara detail tentang bagaimana kehidupan Mila.
Dalam sambungan telepon Riri mendengarkan apa yang kekasihnya yang sedang membuat Mila padanya.
Riri pun mengangguk mengerti dengan apa yang sudah di katakan oleh kekasihnya, ia pun mulai menceritakan awal mula Mila datang pada keluarganya dan selalu menjadi menantu ideal untuk keluarganya, namun pada akhirnya Mila mendapatkan cacian dan makian dari ibu mertua nya serta penghianatan sang suami karena ia tak kunjung hamil.
"Terimakasih sayang atas informasinya, aku sangat mencintaimu sekarang tidurlah maaf jika aku sudah mengganggu waktu istirahat mu" Ucap Juna sebelum Panggilan berakhir.
"Kasihan sekali nona mila aku tak menyangka orang baik sepertinya mendapatkan suami sepayah hendra"
Setelah bun mendapatkan semua informasi Mila dari kekasihnya, ia langsung mengirimkan email pada bosnya dan kembali melanjutkan tidurnya yang terganggu.
*
*
Pagi harinya Mila sangat sibuk karena ia bangun sedikit terlambat dari biasanya, "Mia kakak pergi duluan ya'' Ucap Mila sambil memegang tasnya dan pergi keluar dari rumahnya.
"Iya kak hati-hati di jalan" mia menatap kepergian sang kakak yang sedikit terburu-buru.
Mila berjalan menyusuri jalan raya untuk mendapatkan angkutan umum atau taksi yang akan membawanya ke mansion, namun karena jam berangkat kerja seperti ini sangat sulit baginya untuk mendapatkan tumpangan seperti itu.
"Hahh kenapa sulit sekali mencari kendaraan di jam sibuk seperti ini, tuan kecil pasti sudah menungguku untuk mengantarkannya ke sekolah" Gumam Mila sambil terus menatap jam yang berada di pergelangan tangannya.
Mila berjalan sedikit cepat agar cepat sampai di mansion tepat waktu, dari pada harus menunggu kendaraan umum yang akan membuatnya terlambat.
Tiiinn ....
Suara bunyi klakson mobil terus berbunyi di belakangnya. Namun Mila tak memperdulikan hal itu karena menurutnya mila sudah berjalan di tempat yang benar, dan tak menghalangi laju kendaraan yang melintas di sana.
Pikiran Mila kini tetap pokus pada Kenzo yang mungkin sedang menunggunya di mansion, dan mungkin saja karena hal itu juga membuat Ravin akan menjadi murka padanya.
"Mila tunggu" Teriak seseorang dari dalam mobilnya.
"Mila apa kau mendengarku" teriaknya lagi karena sedari tadi ia membunyikan klakson dan berteriak pada wanita yang kini sedang berjalan terburu-buru, namun tak di respon sama sekali oleh Mila.
Bukan Mila tak mendengar ada seseorang yang memanggilnya. Namun ia hanya tak ingin melihat wajah orang yang sudah menyakitinya dan memberikan luka terdalam di hidupnya.
"Mila tunggu aku ingin bicara sebentar dengan mu" Ucap Hendra yang turun dari mobilnya kini berjalan dengan cepat mengejar Mila.
"Taksi" Mila menyetop taksi dan tak memperdulikan keberadaan pria yang terus mengikutinya sedari tadi.
Namun sebelum Mila masuk ke dalam taksi yang ia pesan, Hendra lebih dulu memegang tangannya dan menariknya sedikit kasar membuat Mila jatuh ke dalam pelukan pria itu.
"Lepaskan aku?" Ucap Mila tanpa ekspresi.
"Mila aku sangat merindukanmu." Sahut Hendra yang memeluk Mila dengan sangat erat menyalurkan kerinduannya. Namun Mila tetap berusaha untuk lepas dari pelukan Hendra ia merasa sangat jijik dengan pria yang ada di hadapannya kini.
"Lepaskan aku hubungan kita sudah berakhir jadi aku mohon jangan pernah mengangguku lagi'
"Hubungan diantara kita belum berakhir Mila"
"Apa maksudmu?" Tanya mila dengan wajah penuh dengan kebingungan.
Bersambung..
Kau hanya perlu menunggu waktu saat Tuhan menunjukkan sisi lain dr wanita pujaan suamimu .Maka saat itulah ia akan sadar dan smoga kau bs betsikap bijak.
maaf mengkritik sedikit,ada beberapa kejadian yang terlalu dipaksakan atau agak terburu2 kesannya, jadi feelnya kurang mengena.
terus semangat berkarya thor...🥰🥰