Bukan bacaan untuk bocil.
Blurb...
"Hem..ternyata cewek cupu ini cantik juga"
Gumam Albian, saat menanggalkan kacamata tebal dari wajah Khanza.
Demi memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Albian yang notabenenya adalah pria paling populer di kampus, sampai rela berpacaran dengan Khanza si gadis cupu dan penyendiri.
Berkat pesona yang dimilikinya. Albian berhasil membuat gadis cupu dan lugu seperti Khanza, kini pasrah berada di bawah kungkungannya.
"A-aku takut Al. Bagaimana kalau aku hamil?"
Tanya Khanza saat Albian menanggalkan kancing kemeja oversize miliknya. Namun Albian yang otaknya sudah diselimuti kabut hawa nafsu tidak mendengarkan ucapan Khanza. Meniduri gadis cupu itu adalah bagian dari taruhan mereka.
"Tenang saja sayang, semua akan baik-baik saja kok"
Ucap Albian sembari menelan salivanya saat melihat gunung kembar milik Khanza yang padat dan menantang.
ikuti kisah selengkapnya dengan membaca karya ini hingga selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan aku nak
"Ini rumah gue"
Beritahu Rosaline ketika mereka memasuki sebuah rumah megah nan mewah.
Khanza hanya bisa menatap kagum pada seisi rumah itu, karna ini adalah kali pertama bagi dirinya memasuki sebuah rumah yang tak ubahnya seperti istana.
"Karna gue gak tau dimana rumah lo dan sepertinya lo juga gak mau pulang ke rumah, jadi untuk malam ini lo boleh nginep di rumah gue"
Jelas Rosaline, gadis cantik itu tak tega melihat Khanza terlunta-lunta dijalanan. Takut juga kalau Khanza sampai berbuat nekat lagi.
"Orang tua gue gak ada di rumah kok, mereka sedang mengantar kakak gue berobat ke luar kota. Jadi lo gak usah banyak mikir"
Jelasnya lagi seakan bisa membaca kecemasan di wajah Khanza.
"Terima kasih Ros"
Lirih Khanza.
"Hem, istirahatlah"
Rosaline tak ingin banyak bertanya lagi pada Khanza, karna percuma saja gadis malang itu pasti tidak akan menjawab pertanyaan darinya.
"Huhf! gadis yang malang"
Gumamnya sembari berlalu pergi meninggalkan kamar tamu yang di tempati oleh Khanza sekarang.
***
Setelah Rosaline keluar dari kamarnya, Khanza langsung merebahkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang yang nyaman itu, ranjang yang jauh lebih bagus dari yang ia miliki di kamarnya sendiri.
Sarah hanya memberi Khanza sebuah kasur busa yang tipis, padahal Khanza tau kalau orang tuanya mampu membelikan yang lebih layak dari itu.
Yudi adalah seorang PNS dan menjabat sebagai sekretaris desa. Dengan gaji bulanannya, tentu saja Yudi bisa memberi kehidupan yang layak untuk istri dan juga anak-anaknya. Tapi ketidak adilan selalu terjadi pada Khanza di rumah itu.
"Maafkan aku nak, karna telah membawamu dalam bahaya"
Lirih Khanza sembari mengusap perutnya yang masih rata, Rasa bersalah tiba-tiba merasuk ke dalam hatinya karna hampir membuat janin yang tak berdosa itu ikut celaka bersamanya.
"Yang dikatakan Rosaline memang benar, aku adalah gadis bodoh yang pikirannya sempit"
Khanza merutuki dirinya sendiri, cairan beningpun kembali membasahi pipinya.
Karna merasa lelah dengan hari berat yang dilaluinya hari ini, tak butuh waktu lama untuk gadis malang itu agar bisa tertidur.
***
Pagi-pagi sekali Khanza terbangun karna merasakan mual yang luar biasa. seisi perutnya seperti di kocok serta kepalanya yang terasa berputar.
Oek..oek..
Khanza memuntahkan isi perutnya, namun hanya angin saja yang keluar karna sejak kemari Khanza memang belum makan. Hanya beberapa potong sasimi saja yang masuk ke perutnya kemarin.
"Khanza lo kenapa?"
Panik Rosaline saat mendengar suara gaduh di kamar yang di tempati Khanza.
"Gapapa Ros, kayaknya cuma masuk angin"
Dusta Khanza, tak mungkin ia mengatakan pada Rosaline kalau dirinya tengah mengandung.
"Yakin cuma masuk angin?"
Rosaline tak percaya begitu saja dengan ucapan Khanza.
Tak ada jawaban dari Khanza, namun gadis itu menganggukkan kepalanya.
"Lo gak lagi hamil kan?"
Tebak Rosaline, dia bukanlah gadis polos yang tidak mengerti apapun. Mengingat foto telanj*ng Albian dan Khanza yang sempat viral di grup wa kampus mereka, bukan hal aneh jika kini gadis itu sedang mengandung.
"Hiks"
Mendengar perkataan Rosaline Khanza kembali terisak, rasanya seperti mimpi jika di dalam rahimnya kini tengah bertumbuh sebuah kehidupan baru.
Huhf!
Rosaline membuang napas berat. Melihat Khanza menangis ia semakin yakin kalau tebakannya benar.
"Lo udah kasih tau Albian kalau lo sedang hamil anaknya?"
Rosaline begitu yakin jika Khanza mengandung benih dari Albian. Mengingat tak ada lelaki lain lagi yang pernah dekat dengan gadis itu selain Albian.
Rosaline juga yakin Albian tidak akan sudi menyentuh gadis itu jika bukan demi menang taruhan.
#Like and komennya jangan lupa ya teman-teman ^^#