Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dulu Dihina Sekarang Dikejar
Besok harinya.
“Kenan! Kamu belum bangun jam segini?” teriak Kiya sang kakak
“Ada apa?” sahutnya dengan suara malas.
“Lima belas menit lagi gue tiba di sana kalau Lu belum bangun akan dobrak pintu apartemenmu,” ancam sang kakak dengan tegas.
Kenan hanya mendengus kesal ancaman ala killer itu, ia mengabaikan ocehan sang kakak . Pria bertubuh tegap itu membalikkan tubuhnya menatap jam dinding yang menggantung di kamar, jarum jam pendek bertengger di angka delapan,
“ Kenan!”
“ IYA!” sahut Kenan ketus.
“Jangan iya, iya saja Kenan! Dari kemarin kita sudah janji jam sembilan kita sudah di rumah Mami!” teriak wanita itu dengan kemarahan, “aku datang kesana, kalau kamu belum siap saat aku tiba, awas kamu. Aku bakar apartemenmu,” gertaknya lagi.
Mendengar ancaman sang kakak, Kenan Mahesa bangun.
.
Kenan lelaki yang sangat arogan ia tidak pernah memikirkan perasaan siapapun , ia hanya mendengar kata tiga orang ini , Mami dan kedua kakak perempuanya, selebihnya ia akan bersikap bodo amat. Ia buru-buru memungut bekas pengaman dari atas tempat tidur dan membuangnya ke tempat sampah, lalu buru-buru mandi. Tidak lama kemudian wanita yang dipanggil Killer Woman itu tiba juga di sana.
Saat ia menekan bel, Kenan langsung membuka pintu ia sudah berpakaian rapi, wanita cantik itu masuk ke dalam apartemen sang adik.
“Kenan, sampai kapan kamu seperti ini. Kenapa kamu tidak menikah saja agar ada satu lobang yang kamu pakai dan ada orang yang mau mengurus hidupmu,” ujar sang kakak dengan nada kesal.
“Jangan urusin hal pribadiku,” ujar Kenan dengan datar.
“Karena kamu adikku, aku peduli sama kamu. Semua orang sudah berubah, kenapa kamu tidak pernah berubah. Zara akan tertawa melihat seperti Pak Pengacara.”
“Jangan membawa-bawa nama gadis manja di depanku,” ujar Kenan dengan jengkel.
“Kamu menyebut dia gadis manja, apa karena dia kemarin menolak menikah? Tentu saja kelasnya sudah berbeda sekarang Kenan. Gadis yang dulu kamu hina, kamu permalukan sekarang sudah berubah jadi wanita yang sangat cantik, sementara orang yang selama ini menghinanya terlihat seperti gembel,” sindir Kiya.
“Anak baik-baik yang kalian banggakan itu, akan kembali mengejarku sampai mati-matian.” ucap Kenan dengan percaya diri.
“Kamu masih merasa dirimu laki-laki paling tampan Kenan. Kamu tidak tahu, wanita secantik dia bisa mendapatkan sepuluh lelaki ganteng sepertimu sekaligus. Aku mendengar orang tuanya menjodohkannya dengan seorang pengacara bernama Sean. Mungkin kamu mengenalnya,” ujar Kiya.
“Dia akan mengejar-ngejarku lagi. Tidak ada seorang wanita manapun di dunia ini yang menolak pesonaku. Setelah aku mengajaknya menikah kemarin aku yakin dia sudah berpikir keras, lalu dia akan setuju.”
“Kenapa kamu tidak minta maaf datang ke rumah Zara. Mami ingin mereka akur lagi dengan tetangganya.”
“Aku tidak akan mendatanginya dia sendiri yang akan datang padaku,” ucap Kenan dengan percaya diri.
“Oh begitu, kita akan lihat. Suatu nanti kamu yang akan bertekuk lutut di depannya, tidak seharusnya kamu menyakiti gadis baik seperti dia Kenan.”
.
.
"Apa perlu aku membeli cincin tunangan untuk aku dan Zara? Mulai besok aku akan tinggal di rumah mami, supaya bisa bertemu Zara tiap hari,” ucap Kenan dengan percaya diri.
Mendengar hal itu sang kakak merasa kepalanya ingi mengeluarkan asap. "Apa kamu menganggap semua wanita itu sama? Apa kamu pikir Zara dan keluarganya mau menerimamu Kenan?"
"Tentu mau, aku lelaki yang sukses, "ujar Kenan dengan sangat yakin.
Wanita itu melotot kesal melihat sikap egois sang adik.
****
Malam itu Kenan pulang ke orang tuanya, rumahnya bertetangga dengan Zara.
Setelah beberapa lama ia Zarak ke kamarnya lalu membuka laci, mengeluarkan sebuah buku diary lama. Sudah tujuh tahun buku diary itu ada di sana, selama ini ia tidak pernah tertarik untuk membaca. Tapi kali ini entah kenapa ia ingin melihat apa yang ditulis Zara di sana saat mereka sekolah dulu. Kenan membuka lembar demi dan membacanya.
Ada tulisan dalam lembaran.
[ Jika kalian bertanya siapa cinta pertamaku. Aku akan menjawab Kenan Mahesa , aku sudah jatuh cinta padanya saat kami masih duduk di bangku SD, konyol memang tapi itulah yang terjadi. Aku mencintaimu Kenan] tulisnya dalam buku tersebut.
Pikiran Kenan melintas ke masa lalu, tiba-tiba Zarara datang ke kantin belakang lalu menyodorkan sebatang coklat pada Kenan dan mengungkapkan perasaannya. Kaget, malu itulah yang dirasakan Kenan saat itu. Ia mendorong tubuh Zara sampai terjatuh. Kenan tidak tahu kalau Zara dipaksa sama Mayang dan Ditto untuk melakukannya.
“Dasar perempuan aneh!” usir Kenan dengan kesal. Ia bahkan tidak memberi Zara kesempatan menjelaskan.
Semenjak dipermalukan seperti itu, Kenan berubah seperti iblis, ia terus menghina dan membiarkan teman-temannya membully Zara.
[Kita tidak perlu seribu alasan untuk bisa jatuh cinta pada seseorang. Karena cinta bisa datang pada siapapun. Namun cukup satu alasan untukku membenci seseorang] by Zara Falisha
Kenan masih membaca tulisan dalam buku diary lama milik Zara. Hingga menemukan sebuah fakta yang mengejutkan. Kenan sampai duduk membaca tulisan curhatan panjang Zara dalam buku tersebut.
Tidak seharusnya ia menyakiti Zara hanya karena wanita itu jatuh cinta padanya. Ia berdiri menatap jendela kamar Zara lampunya masih menyala, ia berdiri di balkon melihat Sean ngobrol akrab dengan Zara. Ia menyimpan buku diary itu kembali.
“Kenan, sini turun Mami mau bicara!” panggil sang Ibunda.
Lelaki berahang tegas itu turun . “Ada apa, Mi.”
“Duduk sini ngapain di atas sendirian.” Gita menyodorkan piring berisi potongan buah,
“Mami ingin mengenalkanmu dengan anak teman mami.”
“Tidak.” Tolak Kenan dengan wajah dingin
“Sampai kapan kamu menolak menikah Kenan?”
“Kalau aku sudah siap.”
Sang kakak mendengar obrolan maminya dan Kenan .” Zara sebentar lagi menikah masa kamu tidak.”
“Tidak masalah bagiku,” ujar Kenan dengan wajah datar.
“Coba dulu kamu tidak menolaknya , padahal Papi sama Om Zafar sudah sepakat menjodohkan kalian berdua,” ujar Mami Kenan.
Kenan menoleh ke arah Maminya, “itu benar, Papi sama Zafar tadinya ingin menjodohkan kalian, tapi sekarang tidak lagi.” Cletuk sang kakak.
“Biarkan saja, nanti juga akan jadi milikku.”
“Kenan jangan macam-macam, keluarga kita hampir perang gara-gara ulahmu, jadi jangan melakukan apapun lagi.” Wanita itu memperingatkan putranya dengan tegas
“Kita bertetangga, kalau kamu membuat ulah lagi kita semua tidak akan merasa nyaman. Lagian kamu yang mencampakkannya dulu, jadi sekarang lupakan saja.”
Kenan hanya diam dengan sorot mata mendominasi, keluarganya tidak bisa menebak isi pikirannya. Ia akan melakukan apapun yang ingin ia lakukan.
“Aku akan menyingkirkan siapapun yang ingin menikahi Zara.”
Mami dan kedua kakak perempuanya melongo dengan mulut sedikit terbuka.
“Apa kamu ingin membunuh Mami? Dulu kamu menolak dan mempermalukan Zara, lalu kenapa sekarang kamu ingin mendekatinya?”
“Karena aku ingin menikahinya.
Bersambung