Allea Hizka Zirah. Wanita polos nan lugu, telah bersepakat dengan pacar nya akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Segala sesuatu yang di butuhkan untuk melangsungkan acara sudah beres, hanya tinggal menunggu hari dan tanggal yang di tentukan.
Namun tak di sangka, mempelai pria tidak menghadiri acara pernikahan yang akan di langsungkan. Sontak hal itu mengundang riuh di acara yang di gelar dengan besar-besaran. Begitu juga dengan keluarga wanita yang menanggung malu.
Apa yang menjadi penyebab mempelai pria tidak hadir? Apakah adanya selisih paham? Apakah setelah kejadian yang menimpah Allea akan menimbulkan trauma yang mendalam? Atau malah sebaliknya?
Mari kita ikuti keseruan cerita ini yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keycapp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASIH MENUNGGU MU.
Hingga terang berganti gelap, tak kunjung ada nya kedatangan mempelai pria. Allea tetap saja menangis dan menangis, tak memperdulikan keadaan da sekitarnya. Fokus nya hanya menunggu kedatangan sang calon suami, dan akan tetap percaya bahwa sang suami akan datang menghampiri nya.
" Sayang kamu harus makan, dari tadi pagi kamu gak makan. Nanti kamu gak punya tenaga buat nungguin calon suami mu," sedari tadi semua orang membujuk Allea untuk memakan nasi, yang tadi nya hangat sekarang sudah dingin karna tak kunjung di sentuh sama sekali.
" Gak mau! Lea hanya mau makan bareng sama Deniro, mau sepiring berdua. kayak nya seru deh!" sumringah Allea, ketika membayangkan dirinya dan Deniro makan sepiring berdua.
Akibat ketidak tahanan Oma Riana melihat cucu nya yang sedari tadi membantah, dan pada akhirnya ia akan turun tangan. Setelah beberapa jam ia menahan diri untuk tidak ikut campur, yang nantinya akan meninggikan sedikit emosi. Akhirnya ia akan tetap melakukan nya.
" Lea kamu mau makan atau tidak?" Tanya Oma Riana dengan tegas, dan datar.
" Sudah mah, mamah istirahat aja. Biar kamu yang bujuk Allea," Dadi Tito memberhentikan aksi mamah nya.
" Apa katamu?! Lihat sedari tadi bujukan kalian berhasil meluluhkan dia, setelah beberapa jam lama nya?!" Oma Riana melayangkan tatapan elang ke pada Dadi Tito.
" Kamu harus makan, kamu lebih mementingkan dia atau Oma? Kamu gak mau lagi Oma hidup lebih lama? Jika kamu mau melihat Oma lebih lama lagi, silahkan makan dan habis kan makanan ini. Tapi jika kamu memang gak ingin Oma hidup lebih lama lagi, silahkan jangan makan dan jangan sentuh itu. Bila perlu buang dari balkon ke bawah," ucap oma Riana dengan tidak menatap ke arah Allea, alias membuang muka.
Allea terkejut dengan ucapan Oma nya barusan, tanpa basa-basi ia segera menyergah sepiring nasi itu. Lalu menghabiskan nya dengan cepat, tanpa di sadari nya Oma Riana mengulum senyum nya. Merasa lucu dengan tingkah cucu nya.
" Nice. Sekarang tinggalkan kami berdua di sini, kalian beristirahat lah. Aku akan akan beristirahat dengan cucu ku," ucap Oma Riana kepada mereka semua yang berdiri di samping ranjang di kamar Allea.
" Baik!"
Mereka semua pergi meninggalkan kamar Allea, menyisakan Oma Riana dan Allea di dalam nya.
" Oma berbaring lah di samping Allea, Lemah peluk Oma. Lea kangen Oma," tak terasa air mata Allea mengalir begitu saja.
" Aish... kamu tidak lagi anak kecil," jawab Oma Riana dengan mengambil posisi berbaring di samping Allea.
" Siapa bilang? Aku tetap anak kecil kok di keluarga ini!" Sentak Allea tak terima, walaupun mengetahui kalau ucapan Oma nya hanya candaan semata saja.
" Hah! Sudah lama sekali rasanya kita tidur seranjang," ucap Oma Riana setelah ia berbaring sempurna di samping cucu kesayangan nya.
" Iya Oma," senyum Allea dengan memeluk Oma nya dengan erat.
" Oma gak suka kamu kelihatan lemah seperti sekarang ini, sedari dulu Oma ingin melatih fisik dan batin kamu supaya tidak lemah seperti sekarang. Tapi melihat ke posesif-an Mommy dan Daddy mu terhadap mu, sehingga semua itu di urungkan. Dan pada akhirnya kamu seperti ini, Oma akan terima kesedihan kamu sekarang ini. Tapi esok-esok kamu gak boleh lagi sedih dan menangis, lihat Mommy dan Daddy mu, sangat terpukul dengan keadaan kamu sekarang ini. Pikirkan mereka, oma juga gak suka melihat keadaan kamu sekarang ini." Ucap Oma Riana dengan panjang dan lugas.
" Oma. Selama ini aku bergantung kepada nya, dia selalu memercayai dan gak pernah sekali pun membuatku kecewa. Aku selalu berbagi keluh kesah kepada nya, semua apa yang ada di diriku selalu di apresiasi oleh nya. Bahkan hal kecil pun, dia selalu excited tentang ku apapun itu. Membelaku di depan teman-temannya, bagaimana caranya Oma aku bisa secepat itu lupa. Terutama aku di tinggal nikah, gak semudah itu oma. Seluruh hati ku sudah ke serahkan kepada nya," jawab Allea dengan mengeluarkan semua isi hati nya, berharap Oma nya mengerti.
" Oma ngerti, tapi jangan terlalu percaya kepada laki-laki. Mulut laki-laki itu manis di luar, pahit di dalam. Sudah lah berusaha lah melupakan nya, masih banyak laki-laki di luaran sana yang mengajarkan. Kamu itu cantik, bisa di katakan bahwa kamu sangat mudah memikat laki-laki. Bagaimana dengan oma yang di tinggalkan opa kamu? Bahkan tidak akan pernah lagi bertemu, tapi apa? Perlahan Oma bisa melupakan semua nya, oma sadar gak selama nya Oma akan berlarut dalam kesedihan. So tirulah oma," ucap Oma Riana.
Sejenak ia tersenyum mengingat mendiang suami nya yang juga sangat baik. Bahkan lebih baik dari sekian banyak nya laki-laki di dunia ini, namun masa mereka berdua sudah habis. Oma Riana hanya akan menjalani kehidupan nya, dengan keluarga lainnya.
Allea tak menanggapi nya, ia memejamkan mata nya dan air matanya nya yang mengalir begitu saja. Dan tak lama kemudian ia terlelap dalam tidur, mungkin sudah terlalu lelah dalam tangis nya seharian ini.
*
Malam sudah berganti terang, Allea membuka mata nya dan tak mendapati Oma nya di sana. Dilihat nya jam yang sudah menunjukkan pada pukul 08:14, sejenak ia termenung dan melihat pakaian yang ia kenakan. Lagi-lagi air matanya terjatuh dengan sembarangan, memory nya berputar kepada kenangan yang sudah lama tercipta dengan orang yang sudah tidak menampakkan diri nya sejak beberapa hari ini.
" Sayang nya Mommy udah bangun?" Sapa mommy Queen membuka pintu, dengan membawakan segelas susu.
" Sudah Mom," jawab nya dengan malas.
" Ini kamu minum susu dulu, rencananya Dady mau mengajak kita semua jalan-jalan. Yok mommy bantu buat ganti baju nya," ucap Mommy Queen dengan menyodorkan susu yang ia bawakan.
" Lea gak ikut, Lea masih mau nunggu Deniro. Kalian pergi saja," tolak Allea yang sangat tidak mood pergi keluar, selain itu juga ia akan selalu menunggu kedatangan Deniro.
" Ayo lah sayang, hanya sekedar meringankan pikiran. Tidak lama kok," Mommy Queen berusaha membujuk putrinya.
" Allea gak mau! Lea mau sendiri, Mommy pergi aja. Lea pengen sendiri," sentak Allea.
Hati Mommy Queen di cubit mendengar ucapan putrinya. Putrinya mengusir nya. Namun tak ingin menambah kekacauan, akhirnya Mommy Queen memilih untuk pergi saja.
" Sayang. Gagal, bahkan dia mengusir ku dari dalam. Tapi tidak apa-apa, semua nya akan kembali normal seiring berjalan nya waktu." Beritahu Mommy Queen kepada Dady Tito.
Mendengar hal itu, Dady Tito hanya membuang nafas nya dengan kasar.
...****************...
Hay hay... Buat yang nungguin aku udah update ya.