Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Satria merasa jengah mengepalkan tangan dan berbicar dengan nada tinggi.
"Itu buka yg aku butuhkan saat ini ,Ayah !Kenapa dengan begitu terang terangan Ayah menggagalkan orang orang yg kusuruh untuk
memata matai wanita itu. "
Suara getaran emosi di dalam suara Satria mencerminkan betapa kecewa hatinya .
"Apa kamu tidak capek memata matai istrimi terus ??"
Kening Satria mengerut .
"Maksudnya Ayah ?"
"Daripada sembunyi sembunyi seperti ini kenapa tidak coba kamu perbaiki semuanya saja ? Istrimu butuh arahan bukan di biarkan seperti ini."
Satria kini mengerti mengapa ayahnya selalu menyuruhnya untuk berhenti . Wiratama memang memegang memegang teguh pernikahan hanya sekali seumur hidup ,ketika ada hal yg bisa di perbaiki maka cobalah untuk di perbaiki dulu .Itu yg ayahnya camkan
sebelum janji suci menikahi Catrine.
"Ayah mendukung wanita itu berselingkuh?"
Wiratama menggeleng cepat ."Ayah bukannya mendukung hanya saja kamu harus paham perceraian hanya membuat namamu tercoreng di luar sana ."
"Apa karena perselingkuhan gila itu Satria harus menanggungnya hanya untuk mempertahankan nama ? Bodoh ..!Bodoh namanya ! Satria tidak ingin menanggung apapun di dalam hidup yg jelas jelas orang tersebut tidak ada keuntungannya untuk Satria."
Suasana di ruangan itu semakin memanas, Satria belum menempelkan bokongnya di kursi empuk depan meja kerja sang Ayah .Emosinya sudah berada di pucuk sedari di perjalanan ia tahan hanya agar bisa bertemu cepat sang Ayah.
"Jika orang lain mendengar kamu bercerai dengan Catrine karena wanita itu berselingkuh citramu yg akan tercoreng semuanya akan berimbas pada nama baik perusahaan."
"Satria tidak perduli ,!Apa ayah sebagai lelaki akan diam saja melihat istrinya berselingkuh memilih memaafkan semuanya begitu saja lalu menjalani hidup seakan semuanya tidak terjadi ?Bulshit ...! Satria masih punya harga diri dan yg merasakan aku ,bukan Ayah .."
Wiratama tetap terdiam ,tatapannya meneliti setiap rasa yg menyelimuti wajah putranya .Terlihat jelas emosi yg begitu kuat menguasai hati Satria , wajahnya merah padam , matanya berkaca-kaca .Semakin lama urat-urat di sekitaran lehernya menjadi tercetak begitu jelas ,menunjukan betapa tegangnya suasana antara ke duanya .
"Ayah juga pasti tau anak yg di kandung dia bukanlah anak Satria dan ayah juga tau siapa pria yg menghamilinya . Satria tau betul selama ini ayah tidak diam saja ,jika tidak berani bicara dengan ibu maka Satria lah yg akan berbicara."
Wiratama bangkit dari kursi , menggebrak meja penuh dengan emosi .
"Satria jangan gila kamu .!"
"Kenapa ?Delapan bulan Satria memberi waktu untuk ayah ".
"Ini bukan waktu yang tepat Satria.!".
"Lalu kapan ??" Satria tidak kalah berteriak tak perduli jika nantinya akan di anggap sebagai anak durhaka.
"Ibumu baru saja kambuh kemarin malam ,karena memikirkan kalian berdua ,Apa kamu tau ?? Tidak tau kan ?"
Satria terpaku , emosinya mulai menurun . Bagaimana mungkin ibunya kambuh dan tak ada seorangpun yg memberi taunya .Selama ini kabar tentang kesehatan ibunya begitu jarang terdengar .Satria mengira kondisi sang ibu justru semakin baik di banding tahun tahun sebelumnya.
"Jadi ayah mohon turunkan egomu untuk saat ini demi ibu ,demi kita semua ya ??"
Suara Wiratama memelan , wajahnya mengisyaratkan permohonan dan putus asa . Sebenarnya ia tidak ingin mengorbankan kebahagiaan anaknya tetapi mengingat sang istri memiliki penyakit jantung ia pun tidak siap untuk itu .
Satria tidak mengucapkan apa apa , posisinya saat ini memang sedang tidak menguntungkannya .Harus selama apa lagi dirinya bersabar .
****
Orang gila mana yg ke club sore hari di saat keadaan club belum open ? Orang gila itu adalah Satria bahkan membuat sang pemilik
tergesa-gesa membuka usahanya lebih awal .
Tanpa rasa risih ,banyak karyawan lalu lalang
mempersiapkan club yg beberapa jam lagi akan buka .Bahkan Satria sudah menghabiskan dua gelas dan tiga batang rokok .
"Kenapa lagi lu ? Bikin gue repot aja ,niat hati mau ke sini hanya ngecek doang malah nemenin orang gila macem gini ."
Satria tidak menyahuti ucapan sahabatnya ,ia asyik menyesap rokoknya mengeluarkan asap hingga menabrak wajah pria di sampingnya.
"Istri lo bikin masalah lagi ?". Tebaknya ,karena tidak ada alasan lagi Satria jika mengunjungi clubnya pasti sedang ada masalah .Pria itu bukan termasuk orang yang
suka bermain wanita.
"Rokok .!" Ujar Satria sembari mengulurkan tangannya ,rokok yg terakhir sudah di hisap hingga habis .
"Enggak modal banget deh rokok aja minta ."
"Nanti gue transfer."
Senyum di wajah William terbit ,tanpa babibu lagi memberikan kotak rokok mengeluarkannya sebatang tak lupa menyalakan korek buat Satria.
"Gue ke belakang dulu nih ,liat anak anak ."
Satria mengangguk ,tinggalah dirinya seorang diri di sofa paling pojok .Semakin malam semakin ramai pengunjung tak salah karena ini adalah club ternama di ibukota .Orang orang yg datang semuanya dari kalangan elit
yg mencari kesenangan setelah penat menghadapi kehidupan.
Suara dentuman musik mulai terdengar lebih keras dari dance floor . Beberapa kali pula Satria mengacuhkan para gadis yg berusaha menggodanya.
Tidak tau lagi ini sudah botol ke sekian yg dia habiskan dia memanggil kembali pelayan . Sahabatnya datang menghampiri .
"Astaga Lo udah mabok itu ,stilop tambah lagi lo bisa hangover."
Satria tersenyum miring, "Hangover ?Bahkan gue bisa habisin semua minuman di gudang lo itu ."
"Bener bener mabok lo,atau mau nyi**pin cewek ? Gue punya beberapa stok nih mantep ajib ."
"Shit. " Satria mendorong keras William ,hingga pria itu hampir saja terbentur
Ke sandaran kursi .
Bukannya marah ,pria bermata sipit itu malah tertawa terbahak .Pertahanan sahabatnya ini memang teguh sekali .
"By the way ,gimana tentang proses perceraian lo?"
Melihat wajah Satria yg berubah murung kini William mengerti pasti kembali di persulit , mereka berteman bukan setahun atau dua tahun .Dari bangku SMA mereka sudah seperti saudara sebelum semuanya terbelah karena Andrew .
Mengingat hal tersebut membuat William geram ,jika waktu bisa di putar tidak akan dia menganggap Andrew sebagai sahabat nya .
"Gue rasa ,gue sedang jatuh cinta Will ,"
Ucap Satria ,dengan suara pelan .Benar kata William sahabatnya ini sudah mulai mabuk di sertai Satria yg tersenyum senyum sendiri .
"Hah ..jatuh cinta ??sama Catrine??"
Satria terbahak ,menampar pelan pipi sahabatnya beberapa kali .
"Ngimpi .."
"Apa sih elo gak jelas banget ,ayo dah gue anter lo pulang ."
William berusaha mengangkat tubuh Satria dengan susah payah .Jika tidak segera di pindahkan pasti pria itu akan membuat repot dirinya. Satria mempunyai kebiasaan mabuk yg buruk .
"Will gue lagi jatuh cinta ,, Cinta.."
"Ngelindur lo ,Diem .Gue berat nih mapah lo kayak mapah gajah sumpah .Mana ada orang yg lagi banyak masalah gini ,tubuhnya tetap gemuk ."
"Gue masih denger ya ,gue gak gemuk tali sixpack."
William..