Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
"Aku tak pernah merasa repot jika berhubungan denganmu dan juga Reva" jawab Arsen.
"Baiklah, kalau begitu aku tak akan sungkan untuk terus merepotkanmu tuan" cicit Alisya.
"Silahkan saja jika kau mau Nyonya" sahut Arsen dengan menaik turunkan alisya menggoda Alisya.
"Om Alsen cepat, nanti Leva telat ini" teriak Reva dari dalam mobil yang melihat Arsen dan mama nya malah asik mengobrol.
"Sudah ayo, itu putrimu sudah triak-triak" ajak Arsen pada Alisya .
mereka berdua memasuki mobil menyusul Reva yang sudah terlebih dulu duduk di samping kemudi dengan wajah cemberut.
"Kenapa wajah nya begitu sayang" tanya Alisya
"ngoblol aja telus Leva nya di lupain, nda tau apa Leva na mau belangkat cekolah" gerutu Reva membuat Alisya dan Arsen melipat bibir nya menahan tawa.
"Masih pagi girl, jangan marah-marah nanti cantik nya berkurang" ucap Arsen dengan fokus mengemudi.
"Malah nda malah Leva tetap cantik" sahut Reva dengan mengibaskan rambut panjang nya, membuat Arsen gemes ingin menguyel nguyel pipi chuby nya itu.
"Cih, terlalu percaya diri sekali anda" decih Arsen.
"Cepat om jalan na, janan nomong telus, Leva cudah tangen cama Ley" ucap Reva sambil memegangi kedua pipinya.
"Hei, kau masih kecil sudah tau kangen kangenan" sahut Arsen tak terima dengan kelakuan Reva.
Alisya jengah melihat mereka yang terus berdebat, dia membiarkan nya saja. Dia memilih melihat luar jendela dari pada ikut campur perdebatan mereka.
"Bialin om Ley kan danteng" cicit Reva dengan wajah polos nya yang sedikit malu-malu. Membuat Alisya dan Arsen menepuk kening nya mendengar ucapan Reva.
"Hufft... Kenapa dia jadi centil begini" gumam Alisya menghela nafas sabar. Arsen mengelus lengan Alisya untuk menenangkan nya.
Perjalanan terasa jadi terasa singkat karena Arsen dan Reva terus berdebat hingga sampai di sekolah.
Arsen dan Alisya mengantar Reva ke depan kelas nya selayak nya keluarga sesungguhnya.
Banyak wali murid yang menggunjing Alisya karena melihat Alisya membawa pria tampan mengantar putrinya.
Namun Alisya dan juga Arsen tak ambil pusing, dia tidak mau melayani mulut emak emak.
"Sayang belajar yang rajin ya, jangan nakal" ucap Alisya sambil mencium kening Reva, Reva mencium punggung tangan Alisya.
"Ingat, jangan nakal dan jangan genit" ucap Arsen sambil mencium kening Reva, kemudian mengelus rambut panjang Reva.
"Iya om, Leva nda denit denit" sahut Reva memanyunkan bibir nya sambil mencium punggung tangan Arsen.
Dari arah belakang ada teriakan seorang anak kecil memanggil Reva, siapa lagi pelakunya kalau bukan Reynand.
"Leva.... Kamu kemalin tenapa nda macuk" tanya Rey setelah sampai di depan Reva.
"Maap Ley, kemalin Leva satit" sahut Reva dengan tatapan sedih.
"Nda apa nda apa, cekalang kan Leva cudah cembuh" ucap Rey sambil memeluk Reva.
Membuat Arsen,Alisya dan juga orang tua Rey tercengang dengan tingkah kedua bocil yang sok perhatian itu, mereka melupakan orang tuanya. Arsen yanh sudah jengan menyuruh mereka masuk.
"Sudah sana masuk," ucap Arsen kesal sambil melerai pelukan mereka berdua.
"huff, kita tan tangen malah di culuh macuk, dacal olang tua nda bica ngeltiin pelacaan anak tecil" gerutu yang masih di dengar mereka sambil berjalan memasuki kelas bersama Rey bergandengan tangan.
"Kamu dulu pas hamil Reva ngidam apa sih Al" dengus Arsen, Alisya mengangkat bahunya acuh, dia saja tidak tahu kenapa putrinya jadi seperti itu, padahal dirinya kalem.
Tak lupa Arsen menyapa kakak sepupunya dengan istrinya dan juga memperkenalkan mereka kepada Alisya.
"Kak kenalin ini Alisya mama nya Reva" ucap Arsen memperkenalkan orang tua Rey kepada Alisya.
"Reagan, dan ini istri saya Renata" ucap Reagan sambil menyodorkan tangan nya ke Alisya begitu juga Renata dan juga Alisya memperkenalkan diri.
Mereka berjalan beriringan menuju ke parkiran dimana mobil nya berada.
"Seperti nya kau akan buy one get one" bisik Reagan di telinga Arsen.
"Beruntung bukan, langsung dapat dua sekaligus" seloroh Arsen mendapatkan pukulan di kepalanya.
Tiba di parkiran mereka masuk ke mobilnya masing-masing.
"Kita langsung ke Restoran?" tanya Arsen yang sudah menjalankan mobilnya.
"Iya, memangnya kemana kalau bukan ke restoran" sahut Alisya.
"Siapa tahu kamu mau aku bawa ke pelaminan Nyonya" gombal Arsen. Membuat pipi Alisya memanas karena malu dengan gombalan Arsen, Alisya melengoskan wajahnya matap keluar jendela.
"Cih, dasar kang gombal" decih Alisya.
"Tapi kau suka kan, apa lagi melihat wajah tampanku ini" goda Arsen dengan tampang tengilnya.
"Arsennnnn..... ngeselin banget sih" kesal Alisya sambil memukul lengan Arsen yang sedang memegang setir.
Arsen menagkap tangan Alisya lalu menciuminya. Alisya mematung dengan perlakuan Arsen.
"Jangan memukulku, nanti tangan kecilmu ini akan sakit" ucap Arsen masih menggengam erat tangan Alisya.
Arsen sengaja tidak mau terburu buru mengungkapkan perasaan nya kepada Alisya, ia ingin membiarkan Alisya nyaman dengan keberadaan dirinya terlebih dahulu.
Mobil yang di kemudikan Arsen tiba di depan Restoran milik Alisya. Alisya masih belum sadar kalau mobil Arsen sudah berhenti depan Restoran nya, Alisya masih melamun meresapi perlakuan Arsen kepadanya.
"Apa kau tak mau turun Nyonya" ucap Arsen menyadarkan Alisya.
"Eh iya maaf, terima kasih sudah mengantarku" ucap Alisya gugup.
"Tak masalah, nanti biar aku saja yang menjemput Reva, aku tak mau kamu lelah" ucap Arsen dengan penuh perhatian
"Tapi apa tidak menganggu pekerjaanmu nantinya" sahut Alisya merasa tidak enak.
"Jangan memikirkan itu, aku bisa mengaturnya" ucap Arsen.
"Ya sudah, kalau begitu hati-hati, aku keluar dulu" pamit Alisya, kemudian keluar dari mobil Alisya.
Orang suruhan David melihat Alisya yang baru saja keluar dari mobil, dia tak melihat Reva bersama nya. Arsen membiarkan Alisya masuk kedalam Restoran terlebih dahulu, setelah itu dia baru meninggalkan Restoran Alisya.
"Ck, ternyata mereka masih berusaha mendapatkan sample DNA itu" cibir Arsen yang melihat orang suruhan David dari kaca spion nya. Untung dia sudah menempatkan orang-orang nya di sekitar Alisya dan juga Reva.
*
*
*
Sedangkan di kantor perusahaan Dinata, Erik dan juga Daddy nya masih memantau para IT memulihkan data yang di di curi.
Mereka yang sudah frustasi pun akhirnya angkat tangan, mereka sudah berusaha hampir 4jam namun tak jua ada hasil nya.
"Dasar tidak becus kalian semua" umpat David meninggalkan ruangan itu dengan Aldrik dan juga Erik.
Mereka masuk ke dalam ruangan David.
"Bagaimana ini Dad, perusahaan mengalami kerugian hampir 100 Milliar, semua pemegang saham sudah mendesak kita untuk melakukan meeting " keluh David kepada Daddy nya.
"Lakukan meeting dengan para jajaran direksi pemegang saham , kita akan cari solusinya nanti" titah Aldrik.
"Bagaimana bisa begitu Dad, kita harus mencari solusinya terlebih dahulu, bagaimana nanti kita harus menghadapi desakan dari mereka jika kita tidak mempunyai solusi." kesal David.
"Kita percepat pertunangan Erik dengan Viona menjadi minggu depan, kita harus mendapatkan investor baru untuk menutupi kerugian perusahaan. Kita bisa membuat proposal kerja sama dengan perusahaan baru, nanti kita ajukan ke perusahaan Global Group dan juga perusahaan Hendrawan" terang Aldrik. David menghela nafas panjang, dengan sangat terpaksa dia harus menyutujui perjodohan putranya dengan Viona.
Erik yang muak dengan rencana opanya langsung keluar dari ruangan Daddy nya. Tanpa memperdulikan kemarahan dari orang tuanya.
"Kau suruh Erik untuk merayu Viona, supaya Hendrawan mau menyuntikan dana untuk perusahaan kita" lanjutnya lagi.
**Bersambung
Happy reading guys🙏**
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana