Genre: Urban Fantasy dengan elemen Aksi dan Misteri
Garis Besar Cerita:
"Power" adalah sebuah novel web yang mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Arya Pratama yang hidup di Jakarta tahun 2030. Dia menemukan bahwa dirinya memiliki kemampuan supernatural untuk mengendalikan listrik. Namun, kekuatan ini membawanya ke dalam konflik berbahaya antara kelompok-kelompok rahasia yang memperebutkan kendali atas kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"Jejak Pertama"
Fajar baru menyingsing di atas kota Jakarta yang kacau. Arya berdiri di atap markas Persaudaraan Elemen, memandangi pemandangan yang tak lagi familiar. Gedung-gedung yang dulunya menjulang tinggi kini sebagian hancur atau miring, jalan-jalan dipenuhi puing dan retakan besar. Di kejauhan, ia bisa melihat kilatan-kilatan aneh di langit - manifestasi dari kekuatan baru yang tak terkendali.
"Pemandangan yang mengerikan, bukan?" suara Citra mengejutkannya.
Arya mengangguk pelan. "Kita harus menghentikan ini. Tapi... dari mana kita harus mulai?"
Citra, dengan kacamata tebalnya, mengeluarkan sebuah tablet. "Aku telah menganalisis data dari ledakan di pelabuhan. Ada jejak energi yang unik, berbeda dari elemen-elemen yang kita kenal."
"Energi apa itu?" tanya Arya, penasaran.
"Aku menyebutnya 'Energi Prisma'. Sepertinya ini adalah bentuk energi yang mampu memanipulasi dan mengubah kekuatan elemen."
Diskusi mereka terhenti ketika Dara, Bima, dan Rama bergabung di atap. Arya segera memberi pengarahan tentang temuan Citra.
"Jadi, apa rencana kita?" tanya Rama, suaranya yang berat mencerminkan masa lalunya sebagai tentara.
Arya berpikir sejenak. "Kita perlu melacak sumber energi ini. Citra, bisakah kau membuat alat pelacak?"
Citra mengangguk antusias. "Sudah kukerjakan sejak semalam. Tapi kita perlu sampel energi yang lebih besar untuk kalibrasi."
"Aku tahu tempat yang tepat," sela Bima. "Pabrik tua di pinggir kota. Sejak ledakan itu, tempat itu jadi sarang para pengendali elemen liar. Energi di sana sangat kacau."
Arya mengangguk setuju. "Baiklah, kita akan ke sana. Tapi ingat, misi kita adalah mengumpulkan data, bukan konfrontasi. Kita hindari pertarungan jika mungkin."
Tim bersiap dengan cepat. Dalam hitungan menit, mereka sudah berada di dalam mobil khusus Persaudaraan Elemen, melaju di jalan-jalan Jakarta yang sepi dan rusak.
Setibanya di pabrik tua, mereka disambut pemandangan mencengangkan. Bangunan pabrik yang dulunya kusam kini berkilauan dengan berbagai warna energi. Api menari-nari di udara, air mengalir melawan gravitasi, dan batu-batu melayang.
"Astaga," gumam Dara. "Ini lebih parah dari yang kubayangkan."
Arya mengambil alih. "Citra, Rama, kalian ambil sampel dan data. Bima, Dara, kita akan mengamankan area."
Mereka bergerak hati-hati. Citra mengeluarkan alat-alat canggihnya, mengukur dan mengambil sampel energi. Rama berjaga-jaga, siap menggunakan kekuatan logamnya jika diperlukan.
Tiba-tiba, sebuah ledakan terdengar dari dalam pabrik. Seorang pria muda terhuyung keluar, tubuhnya diselimuti api biru yang tak wajar.
"Tolong! Aku tidak bisa mengendalikannya!" teriaknya panik.
Tanpa pikir panjang, Arya berlari ke arahnya. Ia mengangkat tangannya, dan cahaya biru yang sama muncul, berinteraksi dengan api di tubuh pria itu. Perlahan tapi pasti, api itu padam.
"Bagaimana kau melakukannya?" tanya pria itu, takjub.
Arya sendiri terkejut. "Aku... tidak yakin."
Namun, keberhasilan mereka menarik perhatian. Puluhan orang dengan kekuatan tak terkendali mulai bermunculan, memohon bantuan.
"Arya, kita harus pergi," Bima memperingatkan. "Kita tidak siap menghadapi ini semua."
Dengan berat hati, Arya setuju. Mereka bergegas kembali ke mobil, membawa data dan sampel yang berhasil dikumpulkan.
Dalam perjalanan pulang, suasana di mobil terasa berat.
"Kita tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja," kata Dara, suaranya penuh penyesalan.
Arya mengangguk. "Kau benar. Tapi untuk membantu mereka, kita harus memahami apa yang sebenarnya terjadi dulu."
Citra, yang sibuk menganalisis data, tiba-tiba berseru, "Guys, kalian harus lihat ini!"
Ia menunjukkan sebuah grafik pada tabletnya. "Energi Prisma ini... sepertinya bukan hanya mengubah kekuatan elemen. Ini seperti... membuka potensi tersembunyi dalam diri manusia."
"Maksudmu?" tanya Rama.
"Maksudku, ledakan itu mungkin hanya memicu sesuatu yang sudah ada dalam diri kita