NovelToon NovelToon
My Crazy Girl

My Crazy Girl

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: widyaas

Tipe pria idaman Ara adalah om-om kaya dan tampan. Di luar dugaannya, dia tiba-tiba diajak tunangan oleh pria idamannya tersebut. Pria asing yang pernah dia tolong, ternyata malah melamarnya.

"Bertunangan dengan saya. Maka kamu akan mendapatkan semuanya. Semuanya. Apapun yang kamu mau, Arabella..."

"Pak, saya itu mau nyari kerja, bukan nyari jodoh."

"Yes or yes?"

"Pilihan macam apa itu? Yes or yes? Kayak lagu aja!"

"Jadi?"

Apakah yang akan dilakukan Ara selanjutnya? Menerima tawaran menggiurkan itu atau menolaknya?

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Di sekolah, Ara tak menghiraukan Bagas. Padahal cowok itu beberapa kali mengajak Ara mengobrol, tapi respon Ara hanyalah ucapan singkat tak berselera.

Sekarang jam istirahat. Niat hati ingin menikmati bakso dengan tenang, tiba-tiba malah terdengar bisikan gosip yang tak benar adanya mengusik telinga Ara.

"Kata Chyntia, Ara punya sugar daddy. Benar, gak sih?"

"Hah? Serius? Pantes akhir-akhir ini dia sering diantar mobil mewah. Pasti dalamnya om-om buncit yang udah ubanan!"

"Hahaha! Setuju-setuju! Aku mikirnya juga gitu!"

"Cocok sama kelakuannya. Iya, kan?"

"Iya banget! Kira-kira sehari berapa, ya?"

"Modelan kayak gitu, sih, kayaknya 500 ribu!"

"Eww! Murah banget!"

Dua orang gadis itu langsung terkikik bersamaan. Tanpa mereka sadari, Ara mendengar semuanya. Meskipun mereka berbisik, tetap saja Ara dengar karena jarak duduk mereka lumayan dekat.

Ara menggeram kesal mendengar itu.

"Kalau mau ngomongin orang, sini, langsung di depan!" seru Ara membuat semua orang melihat ke arahnya.

Kedua gadis yang tadi berbisik-bisik langsung menoleh ke arah Ara.

"Kamu, ngomong sama kita?" tanya salah satu dari mereka. Dia menunjuk dirinya dan temannya bergantian. Namanya Putri dan Gatri.

Ara melirik sinis. "Terus? Cuma kalian yang ngobrol kayak anjing gonggong."

Mendengar ucapan Ara, tentu saja Gatri tak terima.

"Jaga bicara kamu, Ara!" sentak Gatri. Bahkan dia sudah berdiri, seolah siap melawan Ara.

"Gak introspeksi diri kamu? Yang harusnya jaga bicara itu kamu, Gatot!"

"Aku bicara fakta!" balas Gatri.

"Saking gak mau menerima fakta, kamu sampai ngata-ngatain kita, ya, Ra. Miris," timpal Putri.

"Lebih miris lagi lihat kalian yang minim akhlak!" balas Ara tak mau kalah.

Adu mulut? Ara jagonya.

"Ngaca!" seru Gatri.

"Semuanya! Dengerin, nih! Si Ara ini, simpanan om-om. Dia jual diri!" seru Putri membuat keadaan semakin memanas.

Bisikan-bisikan negatif mulai terdengar. Namun, Ara tak gentar.

"Mau aku sobek mulut kamu, hah?!" sentak Ara.

"Uhh... Takut..." ledek Putri dan Gatri.

Ara menggerakkan giginya saking marahnya dia. Kesabarannya setipis tisu dibelah 5. Dan sekarang kesabaran Ara sudah habis.

Dengan cepat Ara mengambil semangkuk bakso miliknya dan menyiramkannya ke arah dua manusia laknat itu.

"Aakkhh!" pekik Gatri dan Putri. Beberapa siswi juga ikut berteriak karena kaget.

"Masih untung gak aku lempar sama mangkuknya!" ucap Ara. Dia menatap tajam kedua gadis itu.

"Akkhh! Panas! Panasss!!"

Gatri dan Putri memekik keras. Mereka sudah seperti cacing kepanasan. Kuah baksonya masih panas sekali, dan bisa dipastikan kulit mereka akan melepuh. Terlebih wajah Gatri juga terkena kuahnya.

"Ada apa ini?!"

Seruan seorang wanita paruh baya membuat semuanya menoleh. Termasuk Ara. Dia sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Arabella! Pasti kamu lagi, kan?!"

****

Ara memberitahu Gevan untuk tidak menjemput di depan gerbang sekolah. Syukurnya Gevan menurutinya. Mereka sepakat bertemu di sekitar warnet yang tak jauh dari sekolah. Dan terpaksa Ara jalan kaki selama 5 menit. Yang penting tak membuat rumor negatif kembali memanas.

Di tangannya ada surat untuk orang tua. Surat peringatan lebih tepatnya. Dan Ayah Gama disuruh datang ke sekolah, harus datang. Jika Ayah Gama tidak bisa datang, keluarga yang lain juga boleh. Tapi, Ara tetap tak bisa. Keluarga yang dia punya hanya Ayah dan kedua kakaknya. Yang lain? Mereka tidak tinggal di kota yang sama dengan Ara.

"Capek?" tanya Gevan seraya memberikan air dalam botol pada Ara.

Ara mengusap peluhnya setelah berhasil menutup pintu mobil. Dia menerima botol itu dan menghabiskan airnya.

"Lagian, kenapa harus ketemu di sini? Kelamaan," ujar Gevan.

Ara menghela nafas kasar. "Di sekolah, mereka gosipin aku punya sugar daddy," jawab Ara sambil cemberut.

"Kok bisa?"

"Karena mereka lihat aku diantar sama mobil mewah terus. Mereka pikir aku jual diri. Padahal nggak, kan?"

Gevan mengangguk mengiyakan. Dia bergerak memasangkan sabuk pengaman untuk Ara.

"Kalau gitu gak usah di dengerin," kata Gevan.

"Telingaku panas tau, Kak!" ketus Ara.

"Terus kamu apain mereka tadi?" tanya Gevan. Dia yakin Ara melakukan sesuatu di sekolah.

"Aku siram pake kuah bakso panas. Biar tau rasa!" jawab Ara menggebu.

Gevan tersenyum, tangannya terulur menepuk-nepuk puncak kepala Ara, seolah sedang memberi apresiasi pada gadis itu.

"Lakukan apapun selagi itu demi melindungi harga diri kamu," ucap Gevan. Dia tidak akan melarang Ara melakukan hal kasar. Karena Gevan tau, kalau tidak diusik lebih dulu, Ara tidak akan bertindak jauh.

Hati Ara sedikit lega mendengar penuturan Gevan. Namun, sedetik kemudian bibirnya cemberut.

"Tapi, dapat surat peringatan. Terus Ayah disuruh datang ke sekolah." Ara menyerahkan surat yang tadi dia pegang pada Gevan.

Gevan mengambilnya dan membukanya, lalu membacanya dengan seksama. Benar, itu surat peringatan. Entah ke berapa kalinya Ara mendapatkan surat itu.

"Biar saya aja yang datang," putus Gevan.

"Hah?! Jangan, lah!" seru Ara. "Nanti mereka makin curiga!"

"Kamu tenang aja. Gak usah ambil pusing," ucap Gevan. Terselip nada sombong di dalamnya.

Bibir Ara mencebik. "Pokoknya kalo mereka makin ngata-ngatain aku, Kak Gevan yang tanggung jawab!"

Tanpa membantah, Gevan mengangguk setuju. Lagi pula, ini masalah kecil untuknya. Datang ke sekolah Ara sebagai wali dan mengungkap semuanya.

Gevan pun mulai menjalankan mobilnya.

****

Karena ingin menghibur Ara, Gevan memutuskan mengajak gadis itu ke tempat favoritnya. Lokasi yang penuh jajanan di pinggir jalan. Ara senang bukan main. Bahkan saat mereka baru sampai Ara langsung keluar mendahului.

Gevan keluar setelah memarkirkan mobil. Dia menyusul Ara yang sudah berdiri di depan gerobak martabak telur.

Kehadiran Gevan membuat para gadis menatap ke arahnya dengan tatapan memuja. Paras rupawan Gevan selalu menjadi dambaan untuk para gadis, dan itu membuat Ara kesal.

Gadis itu langsung merangkul lengan Gevan dengan posesif. Dia mendongak menatap Gevan dan berkata;

"Sayang, kamu mau beli apa? Cilok? Pentol bakar? Batagor juga enak! Mau yang mana?"

Gevan sempat terperangah melihat tingkah Ara. Dia belum sadar kalau Ara hanya pura-pura.

"Terserah kamu aja," jawab Gevan pada akhirnya.

Ara tersenyum manis. Dia mencolek dagu Gevan sampai membuat pria itu terkejut.

"Pacar aku memang the best!" Tanpa rasa bersalahnya Ara berucap seperti itu, tak lupa dengan suara yang keras.

Gevan meneguk ludahnya sambil menatap aneh tunangannya itu.

Dia salah makan atau apa? Batin Gevan.

Ara kembali menatap ke depan. Melihat martabak miliknya sedang dibuat.

Para gadis yang mendengar ucapan Ara pun menghela nafas berat. Padahal mereka berharap Ara adalah adik Gevan.

"Jangan baper! Aku cuma kesel liat cewek-cewek natap Kak Gevan sampe ngiler!" bisik Ara sambil berjinjit agar sampai di telinga Gevan.

Sekarang Gevan paham dengan kelakuan Ara tadi.

***

LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE

1
Priskha
tiap msh dlm rmh tangga pasti ada jln keluar nya klau dibicarakan baik2 dengarkan penjelasan pasangan kita jgn ambil keputusan saat hati kita sdg emosi
Agustina Kusuma Dewi
seru banget kak..
indah banget, ga neko2
like
sub
give
komen
iklan
bunga
kopi
vote
fillow
bintang
paket lengkap sukak bgt, byk pikin baper😘😍😘😍😘😍😘😍😘
Agustina Kusuma Dewi
ijin share ya kak..
Priskha
Nike....bnr kah itu????
Priskha
pingin aq tonjok aja 3 org itu
Priskha
lhoalah ternyata selama ini Ara juga ndak tau makam bundanya dimana dasar klg yg minim akhlak
Priskha
ndak hbs pikir aq dg klg Ara, seorang CEO pastinya punya pendidikan tinggi tp cara berpikirnya dangkal spt otak udang
Azmori
Hadir kak
Sri Mahyuni
kui lah kasian sekali ara, hidup sendiri tidaj ada yg membimbingnya dlm menjalani kehidupan, untung kelakuanya baik lembut, tidaj kasar
Ufi Yani
klo d novl o.l emg boleh sebut merk y kak??
fahrisa asyifa 91
🤣
love sick
tfhuh
Niwa
ganti dong panggilan nya.. jgn saya lagi
Niwa
basiiiiiii anj
Niwa
dih salting ya Gev 😂😂😂
Niwa
mantapp 😂👍 demi Ara apapun akan dilakukan ya
Niwa
ahahha... kasian tapi ngakak
Dina Ispriyanti
Luar biasa
Ervina
anaknya laki apa perempuan... 👶, happy ending... syukaa😍🤩
Ervina
gara2 sebotol minuman ara jadi sempoyongan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!