Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Pagi harinya Shanum dan Niken pergi ke kantor bersama di lobby kantor mereka bertemu dengan Dimas.Mereka mengobrol sebentar karena memang belum waktunya jam kerja.
Selang beberapa menit Rendra dan Elvan datang semua mata wanita di sana pada mengagumi dua sosok tersebut.
Shanum dan Rendra sempat adu pandangan cukup lama sampai Shanum memutuskan terlebih dahulu.
Dinda datang langsung ke arah Rendra dan merangkul lengannya, Elvan yang melihat hanya menggelengkan kepalanya.
Sedangkan Shanum yang melihatnya sedikit tidak rela dalam hati dia merutuki Rendra mau-maunya digandeng Dinda walaupun Rendra menepis tangan Dinda.
Didalam ruangan Rendra,Shanum memberikan kopi dengan keadaan diam tanpa bicara.
"Siapa cowok tadi yang ngobrol dibawah?"Tanya Rendra tanpa melihat ke wajah Shanum"kelihatan akrab banget".
"Bukannya bapak yang senang digandeng sama calon istrinya"Sindir Shanum dan itu sukses membuat Rendra tersedak kopi yang di minumnya.
Rendra kemudian menatap wajah Shanum dan menyunggingkan senyum.Itu berarti Shanum punya rasa cemburu terhadapnya.
"Emang kamu mau dimadu"Goda Rendra.
"Ya nggak lah kalau itu sampai terjadi aku yang akan mundur".
"Kalau aku nggak mau lepasin kamu".
"Itu tandanya kamu serakah aku nggak akan mau dan kamu harus pilih aku apa dia".
"Aku pilih kamu sampai kapanpun karena hatiku sudah tertulis namamu"Ungkap Rendra yang sukses membuat Shanum diam dan tampak salah tingkah.
Shanum pamit keluar dia tidak mau Rendra melihat wajahnya yang sudah memerah, Rendra yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
...****************...
Sekitar pukul tiga pagi Shanum bangun dia merasa haus dia pergi ke dapur karena air yang ada di kamarnya habis.
Sampai di dapur dia kaget karena Rendra juga ada disana kelihatannya dia mau membuat mie instan.
"Mas Rendra kok makan mie instan,itu nggak baik"Keluh Shanum.
"Habisnya aku lapar Sha mau bangunkan bibi kasihan ya aku buat ini".
"Kenapa nggak bangunin aku"
"Aku jauh nggak tega lagi kalau bangunin kamu".
"Itu sudah kewajiban aku mas kalau kayak gini kesannya aku yang dosa,biarin kamu kelaparan"gerutu Shanum"Sini mienya biar aku yang buat".
Akhirnya Shanum yang membuatnya saat mau selesai membuat mienya tidak sengaja jari Shanum terkena panci panas.
"Kamu nggak apa-apa Sha, hati-hati dong Sha"Khawatir Rendra sambil menarik tangan Shanum dibawa ke wastafel untuk disiram pakai air.
"Sudah ini tidak terlalu sakit makanlah mienya nanti keburu dingin".
"Aku ambilkan salep dulu"Kata sambil pergi mencari kotak obat.
Rendra mengobati tangan Shanum dengan hati-hati sambil meniupnya,sehabis makan Rendra melarang Shanum mencuci piring bekas makanannya dan menyuruh Shanum kembali tidur.
Paginya Shanum heran tidak biasanya jam segini Rendra belum keluar dari kamar, Shanum akhirnya mencoba mengetuk pintu kamar Rendra tidak ada jawaban dari dalam.
Shanum mencoba membuka ternyata tidak di kunci dia langsung masuk dan membuka tirai kamar Rendra.
Shanum melihat Rendra sedang meringkuk di bawah selimut, Shanum mencoba membangunkannya tapi tidak ada pergerakan apapun saat selimut dibuka tak sengaja tangan Shanum terkena kulit Rendra yang suhu badannya sangat panas.
"Kamu sakit mas?"Tanya Shanum dengan nada khawatir"kita ke dokter ya".
"Nggak usah Sha habis tidur sebentar juga nanti sembuh"Tolak Rendra.
"Kalau gitu aku ambil kan kompres dulu"Pamit Shanum sambil beranjak ke dapur untuk mengambil alat kompres.
Shanum langsung mengompresnya dengan telaten saat Rendra tertidur Shanum pergi ke dapur dia mau membuat bubur untuk Rendra.
"Non Shanum mau buat apa ?"Tanya Sri yang baru datang.
"Saya mau buat bubur untuk mas Rendra mbk"Jawab Shanum"Dia nggak enak badan".