NovelToon NovelToon
Mantan Prajurit

Mantan Prajurit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:125.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Eka Magisna

“Gun ... namamu memang berarti senjata, tapi kau adalah seni.”

Jonas Lee, anggota pasukan khusus di negara J. Dia adalah prajurit emas yang memiliki segudang prestasi dan apresiasi di kesatuan---dulunya.
Kariernya hancur setelah dijebak dan dituduh membunuh rekan satu profesi.
Melarikan diri ke negara K dan memulai kehidupan baru sebagai Lee Gun. Dia menjadi seorang pelukis karena bakat alami yang dimiliki, namun sisi lainnya, dia juga seorang kurir malam yang menerima pekerjaan gelap.
Dia memiliki kekasih, Hyena. Namun wanita itu terbunuh saat bekerja sebagai wartawan berita. Perjalanan balas dendam Lee Gun untuk kematian Hyena mempertemukannya dengan Kim Suzi, putri penguasa negara sekaligus pendiri Phantom Security.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fragmen 8

"Katakan kau tak mendengar apa pun, Nona?" Pria itu bertanya yang kedua kali. Satu telapak tangannya mencengkram dagu seorang wanita yang terduduk paksa di atas lantai.

"Ti-tidak, Tuan. A-aku sungguh tak mendengar apa pun. To... long, lepaskan aku." Wanita itu mengiba dengan air mata berderai-derai.

Tubuhnya gemetar menahan ketakutan melebihi apa pun.

Pria lainnya nampak sudah berumur, duduk bersilang kaki di sebuah kursi tepat di hadapannya. Bibirnya yang hitam karena nikotin menyeringai tipis. Dari tampang dan sikap yang ditunjukkan, dia pasti atasan dari semua pria yang ada di sana. Mereka semua tunduk dan hormat.

“Kau bilang begitu, tapi ekspresi wajahmu mengatakan sebaliknya ... Nona Hyena,” ujar pria tua.

Nama yang disebutkan terlihat dari ID card yang tergantung di leher wanita nahas di bawah kakinya.

Hyena, wanita itu melengak pada si pria tua. Kembali kepala digelengkan dengan susah payah karena pria sangar tadi masih mencengkram dagunya dengan sangat kuat.

Ya, Park Hyena, kekasih dan wanita yang akan dinikahi Lee Gun januari mendatang--rencananya, dan itu terhitung kurang lebih satu bulan lebih sepuluh hari dari sekarang.

Dan saat ini dia tengah mendapat kesulitan.

Sebelum terbang Thailand jam lima sore nanti, terlebih dulu Hyena datang ke sebuah tempat untuk melakukan wawancara singkat dengan seorang pengusaha yang akan membangun tempat wisata di timur ibu kota.

Selepas dari hal itu Hyena tergesa meninggalkan area, tetapi sesuatu hal menarik perhatiannya, di sebuah tempat sepi masih di area yang sama, sekumpulan pria tengah melakukan obrolan mencurigakan.

Jiwa reporter Hyena mencuat tinggi. Dia mendekat lalu mencuri dengar. Bersembunyi di sebilah dinding tanpa memikirkan apa pun termasuk keamanan dan keselamatannya.

Sekian saat termakan, Hyena benar-benar mendapatkan kabar mengejutkan dari hal itu. Dia mengenali satu pria yang ada di sana. "Ya, Tuhan!" Memekik kecil seraya membekap mulut. Yang didengarnya adalah semacam pertukaran nyawa manusia dengan kekuasaan.

"Aku harus merekam mereka." Tergesa mengambil ponsel di dalam tas, tak sengaja lipstiknya ikut terjatuh hingga menimbulkan suara nyaring.

Begitulah ... dunia tak selamanya berpihak pada yang benar.

******

SEORANG REPORTER WANITA DITEMUKAN TAK BERNYAWA DI TEPI BARAT SUNGAI HAN DENGAN DUA LUKA TUSUKAN DI BAGIAN PERUT.

Tajuk yang tertera di berita internet sore itu juga, langsung tersebar hingga ribuan kali ditonton dalam hitungan kurang dari satu jam.

Langkah cepat sepasang kaki Gun menggema di sepanjang lorong rumah sakit. Kabar kematian Hyena didapatnya dari seorang polisi yang datang ke apartemen, bukan dari internet.

Kebetulan malam itu Gun memang masih di sana. Seperti yang sudah dijanjikan, dia akan mengantar kekasihnya ke bandara menggunakan mobil hitam milik Archie Less.

Hanya berpikir Hyena mungkin terlambat karena sibuk dan menunda keberangkatan, Gun tak membayangkan akhirnya akan semengenaskan ini.

Lain niat lain kehendak Tuhan, Hyena mati dengan cara tak terduga dan mengerikan.

Kaki yang tadi berlari cepat itu kini limbung, mendekat pada sebuah brangkar tanpa bantal di mana jasad Hyena terbaring dengan kain putih polos menyelimuti hingga ke dada.

Sakit di dalam hati telah tumpah jadi tangisan.

"Sayang ... Hyena Kenapa begini? Kau hanya bercanda, 'kan? Kau tak benar-benar meninggalkan aku, 'kan?" Gun merangkum kedua pipi Hyena yang telah dingin dan sangat pucat, lalu mengadukan kening seraya sesenggukkan.

Masih belum bisa dia mencerna apa yang baru saja terjadi.

Takdir terkadang sepahit itu.

*

*

Tiga hari pasca pemakaman, Gun masih mengurung diri di apartemen Hyena. Menikmati sakit dari rindu dan kehilangan yang bergabung menjadi satu dan terus menyerang tanpa ampunan.

Tidak akan pernikahan, tidak akan ada anak-anak yang selalu mereka rebutkan jumlahnya, tidak ada lagi senyum dan tawa bersama-sama, tidak ada lagi Hyena.

Ruangan begitu hening dan menyesakkan.

Gun baru mengizinkan dirinya keluar dari apartemen Hyena setelah Bomi dan O-sung datang, memberinya sedikit kekuatan.

Dua orang itu adalah yang mengenalkan Gun dengan Hyena saat acara di kafe Bomi satu setengah tahun lalu. Gun langsung tertarik dan memutuskan untuk mengejar Hyena hingga berhasil.

"Di mata Hyena kau begitu kuat, Gun. Aku yakin dia akan sangat bersedih melihatmu serapuh ini," ujar Bomi, terus mendorong. Segelas minuman bening disodorkannya ke hadapan Gun yang kini terduduk diam di kursi kafe.

"Bomi benar, Sobat." O-sung mendorong diri ke depan, menyangkan kedua lengan ke atas meja setelah sekilas menepuk punggung Gun memberi tenang. "Lebih baik ikut aku ke lintasan. Aku tahu kemampuan mengemudimu luar biasa. Di sana akan sangat menyenangkan. Percayalah."

"Kau!" Bomi mengepruk kepala O-sung dengan nampan bekas minuman Gun. "Orang yang sedang kalut kau ajak untuk balapan? Apa kau menyuruhnya menyusul Hyena?!"

O-sung mengusap kepalanya. "Tidak begitu, Bomi!” hardiknya. “Aku hanya ingin dia tidak terpuruk terus."

Bomi hanya mendelik.

Gun tidak menunjukkan ketertarikan pada bahasan dua kawannya. Raut wajahnya yang mula datar, kini berganti tatapan kelam.

"Pembunuh itu ... binatang yang membuat Hyena-ku mati ... aku akan menuntut balas."

Bomi dan O-sung saling melempar pandang dengan raut sama-sama terkejut.

"Gun ... aku pikir sebaiknya kau pulang dan beristirahat." Bomi sedikit cemas.

"Ya, kupikir juga begitu. Biarkan polisi menangani semuanya sampai tuntas,” timpal O-sung menyetujui. "Atau kau ingin beristirahat di rumahku? ... Aku akan segera mengganti seprei yang lebih bersih khusus untukmu." Ditutup cengiran yang menunjukkan jelas sepasang gigi kelincinya.

Bomi mencibir, "Dia tidak akan betah di sarang kuman."

O-sung mendengus.

"Aku akan ke suatu tempat. Terima kasih atas waktu kalian." Gun memotong ocehan mereka. Berdiri lalu berjalan pergi.

O-sung dan Bomi lumayan tersentak dengan itu.

"Gun! Kau mau kemana? Minumanmu belum kau habiskan. Kali ini aku gratiskan, tolong kau jangan kemana-mana dulu!"

"Dia tidak akan mendengarmu, Bodoh!" semprot O-sung.

Gun sudah menjauh dan tak lagi terlihat dari pandangan.

____***____

"Bantu aku menemukan siapa pembunuh Hyena.”

Archie melepas kacamatanya, tersenyum prihatin menatap Gun yang kini duduk di sampingnya.

Pemuda itu baru saja sampai.

"Tenangkan dirimu dulu, Dude! Kau tak akan berhasil dengan hati sekeruh itu."

“Sesantai mereka saat menghabisi Hyena maksudmu?!" hardik Lee Gun.

Archie terdiam sejenak, lalu mengangguk paham. Kacamata di atas meja kembali dikenakannya. "Aku tahu kau akan seperti ini," katanya mulai memainkan jari di atas keyboard. "Selama kau mengurung diri di apartemen kekasihmu, aku sudah melakukan banyak hal."

Sontak merenggut perhatian Gun, mencuatkan ketertarikannya. Bersemangat dengan kabar apa yang dikatakan Archie, dia memajukan wajahnya lebih dekat ke layar yang menyala. "Apa yang kau temukan?"

Mata Archie fokus ke layar, sementara jarinya terus bekerja.

"Aku berhasil meretas cctv di jalanan menuju sungai Han. Sebuah mobil dengan plat xxx mengarah ke sana saat hujan deras. Aku yakin mereka menggunakannya untuk membuang jasad Hyena ke tepi sungai."

Gun memerhatikan sebuah rekaman video yang diputar Archie di komputernya, lalu mengerut kening. "Ada beberapa mobil, kenapa kau mencurigai yang itu?"

Archie menoleh pemuda itu lalu tersenyum. "Sejak kapan kau meragukanku?"

1
Adri Pratama
lanjutkan thor, update yg banyak ya
Ahmad Abid
bener2 kejutan yang luar biasa...
ahhh ... karyamu thor bener2 seru dah/Determined//Determined//Determined/
AbhiAgam Al Kautsar
ketahuan kan
Khairul Imran
Luar biasa
ⱮαLєƒι¢єηт: Makasih ulasan dan lima bintangnya, Kakak.😊
sehat selalu❤️
total 1 replies
Neng Saripah
jangan jampe gun ada main sama tuh perempuan
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝙷𝚎𝚑𝚎.. 𝙴𝚗𝚝𝚊𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Ahmad Abid
surprise lagi/Shhh/
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝙺𝚎 𝚍𝚎𝚙𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚞𝚙𝚛𝚎𝚜2 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝙺𝚊𝚔/Hey/
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
owh ya
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝙸𝚢𝚊, 𝙺𝚊𝚔/Grin/
total 1 replies
Anonymous
Lanjut
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔.
𝚜𝚝𝚊𝚢𝚝𝚞𝚗𝚎𝚍/Smile/
total 1 replies
Sutikno 23
Suzi kangen ama Gun
Sutikno 23
berbuat jinah orang lain yang kena putri presiden
Sutikno 23
tetua mujong didatangi oleh Gun
Sutikno 23
siapa yang diintip ya gan
Sutikno 23
Gun kaget masalahnya Suzi tahu
Sutikno 23
mentri masih disiksa ama Gun
Sutikno 23
cerita bagus lanjut ya Thor semangat lagi untuk menulis lebih bagus lagi
ⱮαLєƒι¢єηт: Terima kasih ulasan dan bintangnya, Kakak😊
Semoga tidak ada kendala dan aku tetap konsisten.❤️
total 1 replies
Sutikno 23
mau siksa musuh besarnya
Sutikno 23
Suzi diajak kemarkas ama Gun
Sutikno 23
ayo berjuang untuk lepas dari masalah
Sutikno 23
semua pengawal lagi telusuri kejadian
Sutikno 23
wah akan dituduh yang tidak-tidak repot lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!