Rasa cinta yang sangat besar pada Gentala Wiliam Manggala membuat Alena secara ugal ugalan mengejar cintanya. berkali kali di tolak tidak membuat gadis itu menyerah, hingga suatu hari dia mendengar kalimat menyakitkan dari Wiliam.
"wajar kau bertanya seperti itu? kau pikir aku semurah itu? aku hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan, paham!!" -kalimat Wiliam yang secara tidak sengaja menghancurkan hati Alena.
bukan, bukan karena di tolak lagi, tapi kalimat yang mengatakan 'hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan' membuat Alena runtuh.
sore itu di tengah hujan deras Alena terlibat kecelakaan maut hingga gadis itu di larikan ke rumah sakit.
ajaibnya, setelah satu Minggu di rawat, Alena kembali tersadar, tapi yang membingungkan Alena tersadar di raga orang asing bernama Nadira Fernandez, seorang gadis yang di kucilkan oleh keluarganya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"pergilah,, aku membebaskanmu sekarang!!"
Alena melajukan BlackQueen dengan sangat cepat, Kecepatannya dalam berkendara tidak perlu diragukan lagi, dia sudah banyak memecahkan rekor setiap kali balapan. Hati Alena sesak, tangannya gemetar tapi dia berusaha untuk fokus di jalanan.
"aku hanya kasihan, hidupnya menyedihkan"
kalimat itu yang selalu menghantuinya saat ini.sesekali Alena menepi dan menghapus jejak air matanya.
Alena tidak peduli dengan penolakan yang Wiliam katakan karena memang selama ini dia selalu di tolak, tapi yang membuat Alena sesak adalah dari kalimat Wiliam yang mengatakan hidupnya menyedihkan. selama ini Alena bahkan tidak suka menampakkan kerapuhannya di depan siapapun agar tidak ada yang mengasihaninya
dia mengejar Wiliam bukan untuk di kasihani, Alena mengejar cinta pria itu sudah sejak lama tapi ini adalah puncak dari sekian jawaban dan pernyataan yang Wiliam tegaskan.
Sesekali Alena tertawa sendiri, jika di pikir lagi bukankah dia memang sangat lucu? dia mengharapkan Cinta dari seorang pria yang jelas jelas tidak akan bisa di gapai.
Dalam diamnya Alena juga menyadari bahwa memang cukup mustahil mendapati wiliam yang notabenenya adalah Tuan muda dari keluarga kaya raya, sementara dia sendiri?? dia hanya gadis yang sedari dulu hidup menyedihkan seorang diri. Alena tidak memiliki keluarga, dia anak panti asuhan yang malangnya lagi dia hidup di panti asuhan dulunya selalu mendapat kekerasan dari penjaga panti membuat Alena nekat keluar dari neraka itu.
Berbekal kemampuan terpendamnya dan memiliki sahabat yang selalu ada untuknya Alena bisa membeli apartemen dari hasil kerja kerasnya saat balapan.
Alena kembali melajukan motor gedenya, saat ini dia tidak tau hendak kemana, Alena tidak mungkin pulang ke apartemen dalam keadaan menyedihkan seperti ini, Alena membawa BlackQueen tak tentu arah, yang pasti dalam pikirannya saat ini adalah dia butuh ketenangan.
"apa aku semenyedihkan itu?" bertanya pada dirinya sendiri membuat Alena makin menangis kejar, apa dia memang tidak pantas untuk bahagia sedikit saja?? apa Alena memang harus seperti ini terus? setidak pantas itukah Alena untuk dicintai? semalang itu nasibnya sampai dia harus di kasihani?.
...----------------...
Alena menghentikan motornya di dekat rumah pohon yang selalu dia datangi jika badmood.
Alena duduk diam di bawah pohon rindang, menatap langit yang mendung, Seolah ikut sedih dalam setiap kisahnya. Alena tersenyum miris, semesta pun mendung seolah mengejeknya.
Alena memeluk lututnya sendiri dan lanjut menangis dalam diam, Alena benci ini, Alena sangat benci dengan perasaannya yang sedari dulu hanya untuk Gentala semata, Alena benci kenapa harus terlalu jatuh sedalam ini?, Alena tidak menyalahkan Gentala karena memang sejak dulu pria itu selalu mengacaukan setiap rencananya hanya agar gadis itu menyerah, tapi Alena selalu keras kepala.
.
.
Sementara di sisi lain, Wiliam memukul stir mobilnya beberapa kali, terpancar raut frustasi dan rasa bersalah dalam dirinya, Wiliam mengumpat beberapa kali, dia tidak pernah menyangka ucapannya akan di dengar oleh Alena.
Wiliam membawa mobil mewahnya menuju lokasi yang ada dalam ponsel Alena, ya Wiliam yang mempunyai kecerdasan di atas rata rata dan karenanya dengan mudah menemukan titik lokasi Alena sekarang.
Hingga Wiliam sampai disini, di lokasi yang menujukan keberadaan Alena.Mata elang pria itu dengan tajam mencari Alena.arah pandangan pria itu berhenti pada sosok rapuh yang masih memeluk lututnya dibawah pohon.
Langkah kaki Wiliam dengan pelan menghampiri Alena yang belum menyadari kedatangannya, dada Wiliam sakit melihat punggung Alena yang bergetar menahan tangis agar tidak pecah, Alena menangis dalam diam.
Tangan Wiliam memegang pundak gadis itu membuat sang empunya mendongak. Mata sembab dan masih berair itu menatap Wiliam dengan raut tak terbaca, sementara Wiliam yang melihat itu makin sakit. Dia sangat terluka melihat Alena yang selama ini kuat kini menangis sendirian hanya karena kalimat bodoh yang terlontar dari mulutnya. Tidak ada lagi tatapan penuh cinta yang sebelumnya Alena berikan, entahlah Wiliam marah mendapati hal itu.
Aku hanya mengasihaninya, karena hidupnya menyedihkan, paham!!!!
kalimat yang selalu terputar di otak Alena, gadis itu berdiri, dia masih memandang wiliam tanpa bersuara sedikitpun.
"maaf,, maafkan aku yang tidak tahu diri ini" secuil kalimat dari mulut Alena membuat Wiliam sedikit terusik mendengarnya. apa maksud gadis ini? apa dia merasa bersalah karena dirinya. oh ayolah, Wiliam kenapa jadi tidak suka mendengar kalimat itu.
"aku mencintaimu Gentala Wiliam Manggala, sangat, aku sangat mencintaimu.." Alena melanjutkan kalimatnya dengan nada lirih, Wiliam mendengar tanpa mencela.
Mata Alena masih diam memadang wajah tampan di depannya, sungguh ciptaan Tuhan untuk mahluk satu ini sangat sempurna. Alena mendekatkan dirinya lalu memeluk Gentalanya dengan sangat erat, Wiliam yang mendapati pelukan itu secara sadar membalasnya membuat Alena syok tapi dia tidak ambil pusing.
Alena memegang wajah tampan Wiliam, matanya tidak pernah berhenti mengagumi sosok sempurna itu, pahatan wajah yang sempurna, rahang tegas, jakun yang sudah nampak, mata elang yang selalu menatap tajam, bulu mata lentik,alis mata tebal, bibir seksi dan ini sempurna.
Alena dengan berani mencium bibir seksi pria di depannya, bukan yang pertama kali karena dari dulu Alena selalu melecehkan pria itu. Alena melumat bibir seksi itu dengan rakus, rintikan hujan menciptakan suasana dingin tapi dua sejoli itu masih betah disini dan Wiliam sudah mulai panas.
Wiliam tidak tinggal diam seperti hari hari sebelumnya, kali ini Wiliam bahkan lebih agresif membalas lumatan Alena membuat jantung gadis itu berdetak cepat. Mengapa harus sekarang? kenapa harus sekarang Wiliam membalasnya, setelah hati Alena telah hancur oleh ucapan pria itu. ciuman yang sangat panjang, mereka saling bertukar saliva, membelit lidah, menelusuri rongga mulut,tidak ada tanda tanda Wiliam akan menyudahi ciuman ini.
Alena menepuk dada bidang pria itu, dia sudah kehabisan nafas.Alena ngos ngosan menarik nafas saat ciuman itu sudah lepas sementara Wiliam memandangnya dengan tatapan tak terbaca. Saat nafas Alena sudah normal Wiliam ingin menciumnya kembali tapi Alena berpaling.
"pergilah, aku membebaskanmu sekarang!!" kalimat itu meruntuhkan sebuah rasa yang entah apa Wiliam tidak tahu.yang jelas Wiliam tidak suka mendengar permintaan itu. apa Alena hanya bermain main selama ini sampai dia dengan enteng mengucapkan kalimat itu.
"maaf,, maafkan aku" Alena syok, pasalnya Wiliam mengucapkan kata maaf. Mimpi apa dia selama ini hingga mendengarkan kalimat ajaib itu dari Wiliam, tapi Alena tidak mau tau, yang pasti pikirannya saat ini bertolak belakang dengan hatinya.
"tidak,, kau tidak bersalah Wiliam, aku yang bersalah disini karena mencintai mu, kesalahan terbesar dalam hidupku adalah mencintai pria sepertimu!!!" Jawab Alena yang berusaha menutup hatinya walau tidak bisa dia pungkiri rasa sesak itu sungguh mendera di hatinya.
...----------------...
Hujan yang kian deras tidak membuat kedua sejoli itu mencari tempat berlindung.Air mata yang sangat deras kembali menetes dari pelupuk mata Alena tersamarkan oleh air hujan.
Wiliam marah, pria itu dengan sekuat tenaga meninju pohon yang menjadi tempat berteduh Alena saat awal datang kesini, Mendengar Alena tidak lagi memanggilnya dengan sebutan 'Tala' membuat emosi itu menjalar. Alena sedikit khawatir menyaksikan Wiliam yang dengan tenaga penuh memukul pohon itu, tapi dia berusaha tidak peduli. tubuh basah gadis itu masih berdiri disana.
"kau tidak boleh seperti ini Wiliam, sekarang pulanglah, aku-aku sudah membebaskanmu sekarang, aku tidak akan menyakiti mereka lagi, aku tidak akan menganggumu lagi, pergilah!!! kau bebas mengekspresikan segalanya, kau bisa mengejar cintamu tanpa di ganggu lagi olehku, maafkan aku, maaf karena selama ini aku selalu mempersulit dirimu,, maaf karena selama ini hidupku yang menyedihkan ini selalu merepotkanmu!!"
Alena berujar sambil menangis sesenggukan, kalimat panjang itu mengalir begitu saja, Wiliam mendekat berniat menghapus air mata gadis cantik di depannya namun dengan cepat Alena menepis tangan itu.
"enggak, aku yang minta maaf,, please maafkan aku Ale, maafkan ucapan bodohku itu, aku menyesal, aku sangat menyesal telah mengucapkan kalimat itu!"
Wiliam terlihat marah dan sedih sekaligus, dia tidak menyukai ucapan Alena barusan, sungguh Wiliam menyesali kalimat bodoh itu, tapi hal itu tidak mengubah tekad Alena.
Alena berlari kembali menuju motornya, gadis itu tidak mempedulikan Wiliam yang menatapnya dengan marah dari belakang. Gadis cantik dengan tubuh basah itu menjalankan motor gedenya berlalu dari sana dengan perasaan hancur.
Wiliam tersadar dan dengan cepat berlalu menuju mobilnya untuk menyusul laju kecepatan motor Alena yang sudah berlalu. Dia sangat berantakan, perasaannya yang masih abu abu kini terombang ambing karena kebodohannya sendiri, entah bagaimana perasaan Wiliam saat ini yang jelas melihat Alena menangis sedih hati Wiliam sungguh terluka.
Beberapa kali Wiliam memaki orang orang yang menghalangi mobilnya, sementara Alena yang membawa motor udah mulai memberi jarak.
Padatnya lalu lintas di bawah guyuran hujan deras tak membuat wiliam menyerah, mata elangnya masih memantau Alena yang lumayan jauh didepannya. sesekali Wiliam membunyikan klakson panjang menandakan pria itu emosi dan butuh jalan, apalagi saat ini seketika dalam sekejap mata udah benar benar macet. Wiliam yang tidak sabaran turun dari mobilnya dan berlari di bawah hujan deras.
Alena yang kurang fokus, sesak di dadanya membuat wanita itu kurang memperhatikan jalan. gadis itu terus melajukan motornya di tengah kemacetan yang melanda kota jakarta sore itu. tanpa melihat kiri kanan jalan, Alena yang melaju kencang tidak melihat truk dari arah depan yang sedikit oleng.
Brakkkkkkk
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...