Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Ta' aruf Yang Mengejutkan
Sore yang di tunggu, begitu cepat datangnya.
Nampak Ningsih yang duduk di teras rumah Nina, sedang menunggu sang tersangka yang akan menjadi salah satu kandidat saat ta'aruf nanti.
Seolah tau sang sahabat sudah menunggu, si pelaku keluar dengan anggun nya, ia mengenakan pakaian syar'i berwarna abu-abu di padukan kerudung lebar yang Berwarna senada
" Duh yang mau bertemu calon suami, kok wajahnya di tekuk gitu?" Ningsih menggoda Nina saat melihat wajahnya yang tampak murung, ia mengelus lembut pundak sahabatnya
" mba, ngerasa aneh nggak sih, dengan acara ini?
Kalau pihak si Ikhwan minta langsung ketemu kaya gini, berarti ada kemungkinan si Ikhwan itu sudah mengenal ku yah?" Nina menatap sahabatnya dengan lembut
" Bisa jadi yah, tapi kira-kira siapa?
Nina hanya mengangkat bahunya acuh
" Ya sudah, kita berangkat yuk!"
Kedua wanita itu pun pergi, tidak ada obrolan di antara mereka, sesekali hanya menyapa tetangga yang melewatinya
Hingga tanpa terasa telah sampai ke tempat tujuan
Raut muka Nina terlihat sedikit pucat, tangan nya gemetar, bahkan untuk detak jantung yang biasa normal kina terdengar begitu cepat berdetak.
Ningsih memahami kondisi sang sahabat yang sedang tidak baik-baik saja ia berinisiatif untuk menggenggam tangan Nina, berharap ada rasa hangat yang menjalar didalam nya.
" Assalamu'alaikum...!" Ucap Ningsih saat telah sampai di depan rumah ustadzah Alya
" Wa'alaikumussalam warahmatullah, eh kalian, ayu silahkan masuk?" Ustadzah Alya menyambut kedua tamunya dengan lembut
Nina masih mematung, nampak keraguan dari dalam dirinya.
" Ayo, bismillah semua akan baik-baik saja!" Bisik Ningsih tepat di telinga Nina
Wanita itu pun pasrah, ia mengikuti langkah sahabatnya menuju tempat yang sudah di sediakan oleh ustadzah nya untuk acara yang sebentar lagi akan di laksanakan
Tinggal menunggu pihak laki-laki yang belum tampak batang hidungnya.
" Nina gimana rasanya, maaf yah acaranya dadakan!" Ucap ustadzah Alya saat mereka sudah duduk
" I- ia US, nggak papa?" Jawab Nina dengan senyum yang di paksakan
" Jadi waktu kemaren anti kirim biodata, sorenya ada dua orang datang ke rumah saya meminta un-
" Mi, orang yang di tunggu sudah ana persilahkan duduk di ruang tamu, nanti segera menyusul yah!" Ucap laki-laki yang tak lain adalah suami dari ustadzah Alya
" Oh, oke bi!
Maaf yah Nin, seperti nya obrolan kita tidak bisa di lanjut, karena orangnya sudah datang, kasihan kalau harus menunggu lama!"
" Ng- nggak papa US!" Nina menjawab dengan gelagapan, ia terlihat begitu gugup, keringat dingin nya keluar, jantung nya seolah mau lompat karena rasa takut yang sedang menghantui.
Mau ta' aruf kaya mau mati, astaghfirullah gumam Nina dalam hati
" Nin, bismillah, niatkan pertemuan ini karena Allah, mudah-mudahan nanti menemukan jalan terbaik!" Kembali ustadzah Alya menyemangati
Nina hanya mengangguk pasrah, mengikuti langkah Ningsih dan ustadzah nya menemui laki-laki itu.
Deg
Tak sengaja Nina melihat sosok pria paruh baya yang di kenalnya, duduk dengan seorang laki-laki berdasi, laki-laki itu menunduk, Nina tidak bisa melihat pasti siapa dia.
Rasa tidak enak tiba-tiba menyeruak dalam hati Nina, pertanyaan pun bermunculan dalam memori otaknya
" Nin, seperti nya, yang mau ta'aruf dengan mu, pekerja kantoran, bahkan bisa jadi malah dia itu bos!" Bisik Ningsih saat mengamati laki-laki yang ada di hadapannya
" Hah, masa sih?"
"Aku nggak punya teman yang kerja di kantor mba, apa lagi yang jadi bos!"
" Assalamu'alaikum warahmatullah, karena ini sudah ngumpul semua mari kita mulai proses ta'aruf nya yah!" Suara dari suami ustadzah Alya menginterupsi
" Wa'alaikumussalam warahmatullah, oke bi, silahkan!" Jawab ustadzah Alya dengan lembut
" Silahkan nak Aldi, memperkenalkan diri dulu ke pihak permpuan!" Kembali suami ustadzah Alya bersuara
Jeder.
Seolah ada petir di siang bolong, saat mendengar nama Aldi
Ya Allah, semoga Aldi yang lain, bukan Aldi kakaknya Vika! Nina bergumam dalam hati
" Hai Nina, apakah perlu aku sampaikan siapa nama panjang ku!"
Reflek Nina mengangkat wajahnya dan menatap pada sumber suara, perempuan itu melotot ia mengucek matanya, berharap bahwa yang di lihatnya tidak nyata, ia sedang bermimpi melihat sosok laki-laki yang di hindari nya selama ini.
" Kenapa, ini bukan mimpi Nina, ini nyata, aku terlalu bingung cara mengenalmu jadi aku memutuskan melalui proses ini!
Bahkan saya juga berniat melamar dan menikahi mu dalam waktu dekat, untuk menghalalkan proses perkenalan ini!"
" Apa!" Teriak Nina, ia sudah tidak bisa membendung lagi rasa kesalnya
" Ck, biar kita bisa menjaga kesucian hubungan ini, apa kau ingin aku banyak dosa, karena sering menatap wanita yang bukan muhrim yang ada di rumah ku sendiri!"
" Dasar gila!" Umpat Nina
" Ayo lah, beri aku kesempatan, nanti kamu juga banyak dosanya loh karena dari tadi menatap ku lebih dari sekali!" Aldi terkekeh melihat Nina yang sedang salah tingkah
" Sudah gini aja!"ustadzah Alya mencoba menengahi
" Nina, berikan pertanyaan untuk nak Aldi supaya anti nanti ada bayangan mau menerima atau menolak?"
" Aku pengin laki-laki yang Soleh US, ya paling tidak, bisa menjaga shalat 5 waktunya untuk terus berjamaah di masjid, terus bisa baca Al-Qur'an, sukur-sukur punya hafalan
" Apa alasan mu menginginkan hal itu?" Pertanyaan itu lolos dari mulut Aldi begitu saja
Sontak membuat yang duduk di sana menatap dengan tatapan heran
Bodoh, pertanyaan apa yang aku lontarkan bikin malu diri sendiri aja, gerutu Aldi dalam hati
" Ku kira anda orang berpendidikan tuan, tapi baiklah akan saya jelaskan
Seorang laki-laki itu jadi imam, mereka harus punya pondasi yang kuat untuk menjaga anak istrinya dari siksa neraka, bukan kah shalat adalah tiang agama?, Terus kenapa harus bisa baca Al-Qur'an? Ya karena dia itu imam, kan nggak lucu juga seorang imam tidak bisa baca Al-Qur'an, nanti mau baca apa saat shalat!" Nina begitu geram dengan pertanyaan aneh sang majikan
Gelek
Aldi menelan Saliva nya dengan susah payah
Gila gimana caranya aku menjadi kriteria nya, shalat aja nggak pernah apa lagi baca Al-Qur'an! Paling tidak aku harus bisa meyakinkan dulu, untuk hal itu bisa nanti di pikirkan lagi.
" Baiklah akan ku penuhi mau mu, tapi kau pun tidak boleh menolak dengan apa yang akan aku lakukan!"
Aldi mengatur nafasnya, setelah di rasa aman ia berucap lagi
" Sore ini juga kita menikah siri!"
Nina terbelalak
" Apa???"
Nina semakin di buat bingung dan kesal oleh sang majikan
" Nak Aldi, pernikahan itu bukan untuk permainan, apa lagi di jadikan lelucon!"
Ucap ustadzah Alya dengan geram
"Siapa yang mau bermain, justru saya melakukan ini karena untuk keseriusan!" Laki-laki itu menjawab tanpa beban
" Beri aku waktu untuk berfikir?"
" Oke, aku beri waktu kamu 1 jam dari sekarang, itu untuk berfikir dan menyampaikan pada ibu mu bahwa 1 jam lagi aku akan melamar dan menikahi mu!"
"Benarkah aku harus menikah dengan laki-laki seperti dia?"Gumam Nina lirih air mata nya meleleh begitu saja
Ya Allah iman ku belum kuat jika harus mempunyai suami seperti dia, apa yang harus aku lakukan!
" Ck benar-benar ta'aruf yang mengejutkan, ngga nyangka sore ini juga sahabatku ini menikah!" Ucap Ningsih memeluk Nina.
Maaf kan aku Nina, aku terpaksa melakukan ini, karena aku tidak rela jika kau bersanding dengan laki-laki lain! Aldi berucap dalam hati.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar' y yah....
Di tunggu...