NovelToon NovelToon
Menikah Kontrak Dengan Bos Mafia

Menikah Kontrak Dengan Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikah Kontrak / Romansa / Roman-Angst Mafia / Pernikahan rahasia
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Absolute Rui

Elle, seorang barista di sebuah kedai kopi kecil di ujung kota, tanpa sengaja terlibat perselisihan dengan Nichole, pemimpin geng paling ditakuti di New York. Nichole menawarkan pengampunan, namun dengan satu syarat: Elle harus menjadi istrinya selama enam bulan. Mampukah Elle meluluhkan hati seorang mafia keji seperti Nichole?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Absolute Rui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3: Antara Jarak dan Rasa

Pagi pertama Elle di penthouse Nichole terasa aneh. Matahari yang menembus tirai besar memenuhi ruangan dengan cahaya hangat, tapi hati Elle tetap terasa dingin. Ia melangkah pelan ke arah dapur, mencoba menemukan secangkir kopi untuk membangkitkan semangatnya.

Namun, ketika ia tiba, seseorang sudah ada di sana. Nichole, yang biasanya terlihat tajam dan mengintimidasi, sekarang berdiri di depan meja dapur dengan kemeja putih yang lengannya digulung. Tidak ada setelan formal atau aura mengancam yang biasanya membungkusnya. Ia terlihat lebih santai, hampir... manusiawi.

“Tidurmu nyenyak?” tanyanya tanpa menoleh, suaranya terdengar lebih ringan dibanding biasanya.

Elle mengangguk pelan, meskipun itu bohong. Malam tadi ia hampir tidak tidur, terus memikirkan kontrak yang mengikatnya dengan pria ini. “Cukup,” jawabnya singkat.

Nichole menoleh, mengangkat alisnya, lalu tersenyum tipis. “Bohong bukan keahlianmu, ya?”

Elle terkejut, tapi hanya bisa mendengus kecil. “Saya hanya tidak terbiasa tidur di tempat sebesar ini.”

Nichole mengangguk, menyeduh kopi dengan gerakan yang terampil, seperti ia sudah melakukannya ribuan kali. “Kau akan terbiasa. Penthouse ini memang sunyi, tapi aku lebih suka begitu.”

Elle diam. Nichole menyerahkan secangkir kopi padanya tanpa berkata apa-apa lagi. Ketika tangan mereka bersentuhan, Elle merasa ada sesuatu yang aneh. Sebuah sentuhan singkat, tapi cukup untuk membuat jantungnya berdegup sedikit lebih cepat dari biasanya. Ia segera menarik tangannya dan menunduk, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

“Terima kasih,” katanya lirih, mengambil cangkir itu dan berjalan ke meja makan.

Nichole memperhatikannya sejenak sebelum kembali membuat kopi untuk dirinya sendiri. Mereka duduk di meja yang sama, tapi keheningan di antara mereka tidak lagi terasa menekan. Ada sesuatu yang berubah, meskipun Elle belum bisa menamai apa itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari itu, Elle diharuskan menemani Nichole ke sebuah acara amal. Sebagai “istri kontrak,” perannya adalah menampilkan kesan bahwa mereka pasangan harmonis.

“Aku tidak punya gaun,” protes Elle ketika seorang wanita bernama Karen, asisten Nichole, datang dengan daftar panjang kebutuhan untuk acara malam itu.

Karen hanya tersenyum kecil. “Sudah ada gaun yang disiapkan untukmu. Tuan Nichole memastikan semuanya sesuai dengan ukuranmu.”

Elle ingin memprotes lebih lanjut, tapi ia tahu itu tidak ada gunanya. Jadi, ketika malam tiba, ia mengenakan gaun satin biru tua yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Gaun itu sederhana namun elegan, dengan potongan punggung rendah yang membuatnya merasa sedikit gugup.

Ketika ia keluar dari kamarnya, Nichole sudah menunggunya di ruang tamu. Pria itu mengenakan setelan hitam seperti biasanya, tapi kali ini dengan dasi biru tua yang serasi dengan gaunnya. Ketika mata mereka bertemu, ada kilatan yang sulit diartikan dalam tatapan Nichole.

“Kau... terlihat berbeda,” katanya pelan.

Elle mengernyit, mencoba menebak apakah itu pujian atau hanya komentar biasa. “Berbeda buruk atau berbeda baik?” tanyanya, mencoba terdengar santai.

Nichole tersenyum tipis. “Berbeda baik.”

Hati Elle sedikit berdebar, tapi ia segera mengalihkan perhatian dengan merapikan gaunnya. “Baiklah, ayo kita pergi,” katanya, berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Acara amal itu diadakan di sebuah ballroom mewah di pusat kota. Musik klasik mengalun lembut, dan lampu-lampu kristal bersinar seperti bintang. Nichole memegang tangan Elle ketika mereka memasuki ruangan, membuat setiap pasang mata langsung tertuju pada mereka.

Elle merasa canggung, tapi Nichole tampak tenang seperti biasa. Ia membimbing Elle ke sebuah meja di tengah ruangan, memperkenalkan mereka pada beberapa tamu penting.

“Ini Elle, istriku,” kata Nichole dengan suara lembut tapi penuh otoritas.

Elle tersenyum kecil, mencoba terlihat meyakinkan. “Senang bertemu dengan Anda semua.”

Saat percakapan berjalan, Elle mulai menyadari sesuatu. Nichole tidak hanya memintanya untuk menjadi istri kontrak; ia juga membawanya masuk ke dunia yang penuh intrik dan permainan kekuasaan. Setiap kata yang diucapkan Nichole penuh dengan maksud tersembunyi, dan Elle tahu ia harus berhati-hati.

Namun, di sela-sela percakapan formal itu, Nichole sesekali menatap Elle, memberikan senyum kecil yang membuatnya bingung. Ada sesuatu yang berbeda malam itu—seolah-olah Nichole melihatnya sebagai lebih dari sekadar pion dalam rencananya.

Ketika acara hampir selesai, Nichole membimbing Elle ke balkon yang menghadap kota. Udara malam yang dingin membuat Elle merapatkan syal yang dikenakannya, tapi ia tetap menikmati pemandangan.

“Kau melakukannya dengan baik,” kata Nichole tiba-tiba, suaranya terdengar lebih lembut.

Elle menoleh padanya, terkejut. “Melakukan apa?”

“Menjadi dirimu sendiri,” jawabnya singkat, menatap kota dengan ekspresi yang sulit ditebak.

Elle merasa pipinya memanas. Ia tidak tahu apakah itu pujian atau hanya komentar biasa, tapi cara Nichole mengatakannya membuatnya merasa istimewa.

“Kau tahu,” Elle akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, “kenapa kau memilihku? Dari semua orang yang mungkin bisa kau gunakan untuk rencana ini?”

Nichole menoleh, menatapnya dalam-dalam. “Karena kau bukan seperti mereka. Kau bukan seseorang yang hanya peduli pada uang atau status. Kau... nyata.”

Kata-kata itu membuat Elle terdiam. Untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa mungkin ada sisi lain dari pria ini—sisi yang tidak terlihat oleh dunia luar. Tapi sebelum ia sempat merenungkan lebih jauh, Nichole mengalihkan pandangannya kembali ke kota.

“Jangan berpikir terlalu banyak, Elle,” katanya dengan senyum samar. “Hanya lakukan peranmu, dan semuanya akan baik-baik saja.”

Elle mengangguk pelan, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan pertanyaan. Di tengah semua kebingungan ini, satu hal menjadi jelas: jarak di antara mereka mulai terasa sedikit lebih kecil.

...To be Continued...

1
Sunarmi Narmi
Sampai sini aku pham kok tak ada kritik dn saran membangun..
Aku membaca sampai Bab ini...alurnya bagus cuma cara menulisnya seperti puisi jdi seperti dibuat seolah olah mencekam tpi terlalu..klo bahasa gaulnya ALAY Thor...maaf ya 🙏...Kisah yg melatar belakangi LN dn itu soal cium" ketua mafia hrsnya lebih greget ngak malu"... klo di Indonesia mungkin sex tdk begitu ganas krn kita mengedepankan budaya timur..ini LN sex hrnya lbih wau....dlm hal cium mencium..ini mlah malu" meong 🤣🤣🤣🤣🤣
Bea Rdz
Ceritanya mengaduk-aduk perasaanku, jempol di atas👍
Regrater
Inilah kenapa saya suka baca, karena ada novel seperti ini!
Shinichi Kudo
Ga tahan nih, thor. Endingnya bikin kecut ati 😭.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!