Bagaimana perasaanmu jika istri yang sangat kamu cintai malah menjodohkan mu dengan seorang wanita dengan alasan menginginkan seorang anak.
Ya inilah yang dirasakan Bima. Dena, sang istri telah menyiapkan sebuah pernikahan untuknya dengan seorang gadis yang bernama Lily, tanpa sepengetahuan dirinya.
Bima sakit hati, bagaimanapun juga dia sangat mencintai istrinya, meskipun ia tahu sang istri tidak bisa memberikannya keturunan.
Bisakah Lily berharap Bima akan mencintainya? Meskipun Bima sangat dingin padanya, tapi Lily telah berjanji satu hal pada Dena. Sanggupkah Lily menepati janjinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trias wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
"Aku mau ke toilet dulu." Dena mengangguk dan melangkah ke sebuah meja. Seorang wanita muda menyambutnya dengan sopan. Mereka saling berpelukan seakan sudah sangat lama sekali tidak bertemu.
"Maaf ya sudah lama nunggu."
"Enggak apa-apa mbak." Lily mengedarkan pandangannya. Mengerti akan arti pandangan Lily, Dena tersenyum jahil.
"Udah gak sabar ya pengen lihat calon suami? hahaa..." membuat Lily tersipu malu. Sebenarnya hati Lily sudah tidak karuan sedari tadi.
"Ehm... mbak nih."
"Lagi ke toilet sebentar." dan mereka pun berbincang ringan sambil menunggu sang tokoh utama datang.
"Apakah aku kurang tegas sebagai suami?" ucap Bima dalam hati. Terlalu berat baginya untuk keluar dan menemui calon istri keduanya. Kalau mungkin ia pria brengsek pasti tidak akan sulit untuk membagi perasaannya.
Arrgghh. Bima frustasi sekarang. Ingin sekali ia kabur dari tempat ini dan pergi sejauh mungkin untuk menghindar dari pertemuan ini. Tapi Dena...
Bima menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, merapikan kembali rambutnya yang sempat ia acak tadi dengan jari-jari tangannya.
Pandangannya ia edarkan di seluruh penjuru restoran, dan ia menangkap seseorang yang ia kenal sedang berhadapan dengan seorang wanita berambut panjang. Pasti itu calon istrinya!
Dena berdiri melihat sosok yang ia tunggu mendekat ke arahnya.
"Mas. Ini perkenalkan..."
Gadis itupun ikut berdiri lalu berbalik. Betapa terkejutnya ia saat melihat sosok di hadapannya.
"Apa aku mimpi?"
"Loh Pak Bima?"
Bima pun tak kalah terkejutnya pasalnya gadis yang berdiri di hadapannya ini adalah sekretaris yang baru bekerja di kantornya selama dua bulan ini.
"Kalian udah kenal? Ini Lily mas, calon istri kedua mas Bima!" Rasanya mengejutkan sekali. Dari sekian banyaknya gadis di luaran sana kenapa harus Lily sekretarisnya?
"Kalau tahu calon suami aku pak Bima sih aku gak akan undur waktu sampai seminggu buat kasih mbak Dena jawaban." dasar Lily!
Semua kembali duduk. Tak lama seorang pegawai datang menanyakan pesanan mereka.
"Mas udah kenal sama Lily?"
"Dia sekretaris baru aku di kantor." jawab Bima, sedangkan Lily hanya menunduk tidak tahu harus bicara apa.
"Bagus kalau begitu."
Hingga acara makan selesai Lily lebih banyak diam. Hanya sesekali menjawab pertanyaan Dena. Tatapan Bima juga tajam seperti mengintimidasinya.
Ya Tuhan. Kalau bisa tolong beri Lily jurus untuk menghilang! Lily butuh itu sekarang!
Dena dan Bima mengantar Lily pulang ke kontrakannya. Mobil mereka terpaksa di parkir di mini market, karena akses jalan ke kontrakan Lily hanyalah gang yang hanya muat untuk dua motor yang berpapasan.
Bima terpaksa mengikuti karena Dena terus menarik tangannya, membuat hati Lily semakin tak karuan.
Tidak jauh dari jalan utama, hanya butuh waktu lima menit untuk sampai di kontrakan Lily.
"Mba, pak. Maaf kontrakan Lily kecil."
Dena hanya tersenyum sedangkan Bima hanya memainkan ujung sepatunya menendang tanah di bawahnya.
"Ah ya ampun kenapa pak Bima jadi imut gitu sih?"
Dena ikut masuk ke dalam dan duduk di atas karpet permadani. Sedangkan Bima menunggu di luar.
"Besok kamu libur saja. Bereskan barang-barang kamu, mbak sudah siapkan tempat untuk kalian nanti setelah menikah."
Lily terkejut.
"Ahh, mbak. Kenapa buru-buru? Lagipula, kan masih dua minggu lagi pernikahannya. Kontrakan ini juga baru aku bayar seminggu yang lalu."
"Tapi aku mau kamu pindah kesana besok. Tenang aja. Kita gak akan serumah. Karena aku mau kalian segera membuahkan hasil. Hehe." kalimat terakhir sengaja di bisikan Dena untuk menggoda sang calon madunya.
Semangat thor 💪💪