“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 2 Bunga Lavender
Hari berganti, Ale masih setia diruangan kakeknya rawat. Hari ini kakeknya akan pulang menjalani pengobatan jalan dengan beberapa dokter khusus dan perawat yang akan ikut ke kediamannya. Ale dan kakeknya tidak di tempat yang terpisah rumah kakeknya lebih kecil dan nyaman dengan beberapa taman mengelilinginya sedangkan Ale dirumah yang sangat mewah dengan pagar yang menjulang tinggi dengan keamaan yang super duper ketat.
Ale keluar dari ruangan kakeknya menuju lobby rumah sakit, dia harus kekantor saat ini mengurus semua dokumen bisnis yang ditinggalkan kamaren.
Posisi Ale saat ini di kursi penumpang dengan Ipad di tangannya, sedangkan Sam berada disamping supir.
“Sam kirim pengawal untuk memantau pergerakan lily dari kejauhan, kirim semua informasi setiap 3 jam sekali” – perintah Ale
“Maaf tuan maksud anda nona Olivia ?” – Sam meyakinkan
“Iya” – Ale singkat padat dan jelas
Sam mengotak-atik ponsel miliknya mengkoordinasikan semua permintaan tuannya ke Pete yang berurusan dengan keamanan.
“Tuan ada permintaan Kerjasama dari perusahaan Asia tepatnya di Singapura untuk pembangunan Mall, berkasnya akan saya kirimkan kepada anda tuan” – Sam yang mengotak atik Ipadnya
“Pelajari semuanya Sam” – Ale memperlajari beberapa detail dalam berkas tersebut
“baik tuan” – Sam dengan sopan
Beberapa menit dalam perjalanan Ale akhirnya sampai di depan lobby perusahaannya. Dia keluar dan menuju ke list yang menghubungkan lantai dasar langsung ke lantai ruangannya. Beberapa karyawati terpesona dengan aura yang dimilikinya tapi Ale tidak mengubrisnya sama sekali.
Sesampainya diruangannya, Sam menuju ke bilik yang diletakkan disebrang ruangan Ale untuk memudahkan dia berinteraksi dengan Ale.
“Sam, keruanganku” – Ale menghubungi Sam melalui intercom
“Iya tuan” – Sam mengetuk dan membuka ruangan Ale
“Data berkas ini tidak lengkap, periksa sekali lagi. Hubungi departemennya, kalau ada yang mencurigakan suruh mereka menemui saya” – Ale dengan tegas memerintahkan Sam
“baik tuan” – Sam keluar dengan membawa beberapa berkas
Sam memerikan berkas yang dia bawa, memang benar ada yang mencurigakan dengan beberapa laporan. Laporan keuangan yang tidak sinkron. Sam langsung menghubungi department keuangan untuk meluruskan laporan tersebut.
Disisi ruangan lain Ale memeriksa beberapa berkas dan mempelajari dokumen Kerjasama yang dikirimkan oleh Sam tadi pagi. Ponsel Ale berbunyi menandakan ada pesan yang masuk, pesan itu adalah dari pengawal pribadi yang mengawasi Olivia
“Tuan, nona Olivia keluar dari apartemennya sangat pagi dia membawa tas besar yang berisi beberapa nasi menuju kehunian kumuh di ujung kota. Saya meihat nona Olivia sedang bercanda gurau dengan beberapa orang disana. Saya mengirimkan beberapa foto kegiatan nona. Setelah dari tempat ini nona langsung menuju ke toko bunganya tuan.” – Roy
“tetap awasi dari jauh” – balasan dari Ale
“baik tuan” – Roy
Ale masih melihat foto Olivia yang diambil secara diam-diam. “kenapa dia ditempat seperti ini?” – gumamnya
Tok-tok-tok ketukan pintu ruangnnya mengagetkannya
“masuk” – Ale dengan suara menggelegar
“Tuan mau di pesankan apa untuk makan siang?” – Sam
“Apa saja” – Ale yang tidak mau repot untuk memikirkan makanan apa yang dia makan
“Baik tuan, ini berkas yang anda kirimkan kesaya tadi sudah saya telaah, ada beberapa penyelewengan dari kepala departemen keuangan tuan” – Sam dengan penjelasannya
“Panggil dia setelah jam makan siang selesai” – perintah Ale
“baik tuan” – Sam keluar dan memesankan makanan untuk bosnya
Jam istiharat tiba, Ale makan dikantornya dengan menu makanan yang telah dipesankan oleh Sam. Dia makan dengan beberapa berkas yang ada Ipadnya, dalam segala hal apapun dia masih mementingkan pekerjaanya
Jam istirahat telah usai, Ale berjalan menuju ruang rapat di lantai dibawahnya, didampingi sam disamping kirinya. Ale masuk ke ruangan tersebut dengan aura yang menyeramkan dia marah bukan karna uang yang tak seberapa tapi karna pengkhianatan sekecil apapun itu.
“jelaskan” – perintahnya ke kepala department keuangan
“Maaf pak saya saya mengaku salah, memakai uang kantor dalam jumlah besar” - kepala department keuangan dengan wajah penyesalan
Ale tersenyum sinis melihat wajah penyesalan itu
“serahkan surat pengunduran dirimu keruangan HRD besok pagi” – Ale meninggalkan ruang rapat menuju ruangannya
“Pak Sam tolong..... saya tidak mau keluar dari perusahaan ini pak” – Kepala departemen memohon
“Itu hukuman anda Pak, Pak Ale masih berbaik hati tidak memecat anda, kalau ada dipecat bukankah citra anda yang jelek” – Sam meninggalkan orang tersebut.
Mereka kembali bekerja ke tempat masing-masing
“Sam, mulai sekarang pesankan bunga Lavender dari toko milik Lily setiap harinya” – perintah Ale
“Baik pak” – Sam sekarang paham Lily yang dimaksud adalah Olivia
jam sudah menunjukkan pukul 16.00 Ale berencana untuk pulang kerumahnya hari ini. Supir dan beberapa pengawal sudah siap di depan lobby menunggu kedatangan tuannya yang turun dari ruangannya
Ale yang duduk di kursi penumpang, Sam di sebelah pengemudi dan di mobil belakangnya ada 4 bodyguard yang setia mengikuti mobil Ale
“Kita ke toko milik Lily dulu, berhenti agak jauh dari tokonya” – perintah Ale dengan nada datar
“baik tuan” – Sam. Menunjukkan alamat toko kepada supir pribadi tuannya
Setelah sampai Ale memperhatikan toko yang memiliki 3 pengunjung, dari penglihatannya dia melihat Olivia yang dengan senyum ekspresifnya menjelaskan bunga-bunga yang dia pegang, dengan cepat dan tanggap dia mengambil beberapa sulur dari masing-masing bunga yang dipesan pelanggannya, merangkai bunga tersebut menjadi bucket bunga yang cantik. Dia tersenyum ke pelanggan tersebut dan menyerahkan bunga di tangannya dari ekspresi mulutnya di juga mengucapkan “terima kasih” semua kegiatan yang dilakukan oleh Olivia tidak luput dari pandangan Ale.
“Apa kau sudah mengerjakan perintahku tadi sore” – pertanyaan yang ditujukan ke Sam
“Pemesanan bunga sudah saya lakukan tuan, setiap hari akan dikirim jam 9 pagi” – penjalasan Sam
“pesankan bunga edelweiss untuk kakek” – perintah Ale
“Baik Pak” – Sam mengotak atik ponselnya untuk mengirim pesanan tersebut ke admin toko bunga Olivia
Masih diposisi yang sama selama satu jam Ale masih mengamatai gerak gerik Olivia didalam mobil. Ada tanda-tanda Olivia akan menutup toko bunganya, dia dan karyawannya sedang memasukkan beberapa jenis bunga yang dipasang diluar toko. Toko bunga Olivia benar-benar tutup, Ale mengikuti perginya Olivia dari toko menuju keapartemennya
“Ini tempat tinggalnya?” – pertanyaan Ale
“Menurut informasi yang saya kumpulkan beberapa hari yang lali, benar ini apartemennya pak, dia tinggal di lantai 5 tepatnya di 503” – penjelasan Sam
“Apartemen sekecil ini?” – Ale dengan heran
“Iya tuan” – Sam menjawab apa adanya
“Kita pulang, bawakan informasi lengkap mengenai keluarganya, besok sudah ada di meja saya” – perintah Ale
Mobil mereka meninggalkan wilayah apartemen tempat tinggal Olivia menuju rumah miliknya. Ale masih mempertimbangkan keinginan kakeknya untuk menikahi wanita yang belum tau asal usulnya.