Kansha

Mentari pagi baru saja mulai menyinari hutan Eldoria ketika aku terbangun dari tidurku. Udara segar mengalir melalui jendela yang terbuka, membawa aroma bunga dan tanah yang lembab. Aku merasa sedikit lebih segar setelah beberapa hari tinggal di rumah Nenek Seruni, meskipun hatiku masih berat dengan perasaan kesepian dan kehilangan.

Setiap pagi aku berusaha membiasakan diri dengan rutinitas baru di rumah ini. Setelah mandi membersihkan diri dan menikmati sarapan sederhana yang kutemukan di dapur, aku biasanya menghabiskan waktu di perpustakaan kecil, membaca buku-buku tentang hutan dan makhluk-makhluk magis yang tinggal di dalamnya. Hari ini tidak berbeda. Aku tenggelam dalam buku tentang tanaman penyembuh yang bisa ditemukan di Eldoria, sebelumnya aku pernah melihat tanaman - tanaman obat seperti ini bersama Nenek Seruni ketika pertama kali ia mengajariku.

..SWOOSH SWOOSH..

Ketenangan pagiku tiba-tiba terganggu oleh suara aneh dari luar rumah. Awalnya, aku mengira itu hanya suara angin yang meniup dedaunan, tetapi semakin lama, suara itu semakin jelas dan terdengar seperti suara langkah kaki. Aku meletakkan buku yang sedang kubaca dan berjalan menuju jendela, mengintip ke luar dengan hati-hati.

Di luar, aku melihat seekor makhluk yang belum pernah kulihat sebelumnya. Ukurannya sebesar kuda, tetapi bentuk tubuhnya lebih ramping dan elegan. Kulitnya berwarna perak yang berkilauan di bawah sinar matahari, dan dari punggungnya tumbuh sepasang sayap besar yang tampak lembut seperti bulu burung. Matanya yang besar dan cerah memancarkan kecerdasan dan kekuatan, membuatnya terlihat sangat anggun dan menakjubkan.

Makhluk itu berjalan dengan langkah-langkah yang mantap menuju rumah, seolah-olah sudah sangat akrab dengan tempat ini. Aku merasa terpesona sekaligus cemas.

Apakah makhluk ini berbahaya?

Atau mungkin dia datang dengan maksud baik?

Makhluk itu berhenti di depan pintu rumah dan mengangkat kepalanya, mengeluarkan suara lembut yang terdengar seperti nyanyian angin. Aku ragu-ragu sejenak sebelum memberanikan diri untuk membuka pintu. Ketika aku berdiri di ambang pintu, makhluk itu menatapku dengan mata penuh keheranan.

"Apa kamu penghuni baru di sini?" tanya makhluk itu dengan suara yang lembut dan menenangkan, terdengar seperti alunan musik yang harmonis.

Aku terkejut mendengar makhluk itu bisa berbicara, tetapi aku berusaha untuk tetap tenang. "E-Ya, aku Kansha. Aku tinggal di sini untuk sementara waktu. Siapa kamu?"

Makhluk itu menundukkan kepalanya sedikit, seolah memberi hormat. "Namaku Elarion. Aku adalah pelindung hutan Eldoria. Setiap minggu, aku datang ke sini untuk melaporkan keadaan hutan kepada Lord of Eldoria. Kalau kamu bisa berada di dalam rumah ini, berarti kamu adalah seseorang yang hebat setara dengan Lord Of Eldoria"

Aku merasa bingung dan terkejut. "Lord of Eldoria? Siapa itu?"

Elarion menatapku dengan mata penuh rasa ingin tahu. "Lord of Eldoria adalah penjaga dan pelindung hutan ini. Dia yang menjaga keseimbangan dan harmoni di Eldoria. Tapi... sepertinya ada sesuatu yang berbeda hari ini. Di mana dia?"

Aku menelan ludah, merasa berat untuk menjelaskan. "Sepertinya yang kamu bahas adalah Nenek Seruni... Lord of Eldoria... dia sedang beristirahat panjang. Dia harus tidur selama lima tahun untuk memulihkan kekuatannya setelah menolongku dari kegelapan."

Elarion tampak terkejut dan sedih mendengar berita itu. "Oh, jadi itu yang terjadi. Aku tidak tahu... Aku merasa sangat bersalah karena tidak bisa membantu lebih banyak."

"Eh.. Kamu tidak marah?.. Aku juga merasa bersalah. Kalau saja aku lebih berhati-hati, mungkin ia tidak perlu mengorbankan dirinya."

"Kenapa Aku harus marah ketika orang yang yang ditolongnya sehat dan bugar berdiri dihadapanku? Kamu pasti orang pilihan Lord Of Eldoria sehingga ia rela mengorbankan diri demi menyelamatkanmu" ujarnya. 

Elarion mendekat dan menatapku dengan penuh pengertian. "Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, kalau tidak salah namamu Kansha. Lord Of Eldoria atau yang biasa kamu panggil Nenek Seruni memilih untuk menolongmu karena dia peduli padamu. Tugasmu sekarang adalah menjaga dirimu dan belajar sebanyak mungkin selama beliau beristirahat."

Aku mengangguk, merasa sedikit lebih lega mendengar kata-kata Elarion. "Aku akan berusaha sebaik mungkin. Terima kasih, Elarion."

Elarion tersenyum lembut. "Itulah yang dia harapkan. Sekarang, mari kita bicarakan tentang keadaan hutan. Ada beberapa hal yang perlu kau ketahui."

Kami duduk di halaman depan rumah, di bawah naungan pohon besar yang rindang. Elarion mulai bercerita tentang keadaan hutan Eldoria. Dia menjelaskan bahwa selama beberapa waktu terakhir, ada peningkatan aktivitas makhluk-makhluk gelap di bagian terdalam hutan. Meskipun hutan ini biasanya aman dan damai, kekuatan gelap yang tersisa setelah Nenek Seruni menolongku tampaknya telah mengganggu keseimbangan.

"Ada beberapa tanda-tanda bahwa kekuatan gelap sedang mencoba menguasai beberapa bagian hutan," kata Elarion dengan suara khawatir. "Kita harus sangat berhati-hati dan waspada. Hutan ini memiliki banyak rahasia dan kekuatan yang bisa digunakan untuk kebaikan atau kejahatan."

Aku merasa khawatir mendengar berita itu. "Apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi hutan?"

Elarion tersenyum penuh keyakinan. "Kamu bisa mulai dengan mempelajari lebih banyak tentang hutan ini dan makhluk-makhluk yang hidup di dalamnya. Pengetahuan adalah senjata terkuat yang kita miliki. Dan jika kamu membutuhkan bantuan, aku akan selalu ada di sini setiap minggu untuk melaporkan keadaan hutan dan memberikan bantuan jika diperlukan."

Aku merasa lega mendengar dukungan Elarion. "Terima kasih, Elarion. Aku akan berusaha belajar dan menjaga hutan ini sebaik mungkin."

...-----...

Setelah percakapan kami, Elarion melanjutkan perjalanannya untuk memeriksa bagian-bagian lain dari hutan. Aku kembali ke dalam rumah, merasa lebih bersemangat untuk mempelajari lebih banyak tentang hutan Eldoria dan menjaga keseimbangan yang telah Nenek Seruni jaga selama ini.

Di perpustakaan kecil itu, aku mulai membaca buku-buku dengan semangat baru. Aku mencari informasi tentang makhluk-makhluk gelap, cara melindungi diri, dan bagaimana menjaga keseimbangan alam. Setiap halaman yang kubaca memberikan pengetahuan baru dan membuatku merasa lebih siap menghadapi tantangan yang mungkin datang.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Setiap minggu, Elarion datang mengunjungi rumah, membawa laporan tentang keadaan hutan dan memberikan nasehat yang berharga. Kehadirannya memberikan rasa aman dan membuatku merasa tidak terlalu sendirian. Aku belajar banyak dari percakapan kami, dan perlahan-lahan, rasa takut dan khawatirku mulai berkurang.

...*****...