"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~16
Elle nampak terkejut saat mobil yang di kendarai oleh bosnya masuk ke dalam sebuah perumahan elit, rumah-rumah mewah nampak berdiri di kanan kiri jalan dengan gerbang tinggi hingga membuat orang luar tak dapat melihat area dalamnya.
Setelah melaju beberapa saat pria itu menghentikan mobilnya di sebuah rumah bercat putih yang nampak sangat mewah, apa itu rumah kekasih bosnya itu?
"Turunlah kita sudah sampai !!" Kaizar melepaskan safety beltnya lalu segera keluar dari mobilnya.
Mereka nampak masuk ke dalam bangunan yang lumayan luas itu, sedangkan Elle terlihat mengedarkan pandangannya ke setiap sudut rumah tersebut. Benar-benar rumah sultan, pikirnya.
"Hai sayang, ku pikir kamu sudah lupa jalan pulang." Cibir nyonya Ranti saat melihat anak bungsunya itu datang, Kaizar yang lebih memilih tinggal di apartemennya memang jarang sekali berkunjung ke rumah orang tuanya.
"Selagi sahamnya belum ku lepas, dia tidak mungkin lupa pulang." Sindir Kendra yang nampak sedang berbincang dengan sang ayah.
"Kakak pikir aku mata duitan." Kaizar langsung melengos.
"Lagipula jika bukan kalian yang memintaku untuk tetap tinggal, aku lebih memilih melanjutkan hidup di Jerman." Imbuhnya lagi.
Elle yang mendengar itu nampak terkejut, jadi bosnya itu juga pernah tinggal di Jerman? Kenapa kebetulan sekali?
"Eh, kamu bawa siapa Kai? Kenapa tidak di kenalkan pada kami ?" Nyonya Ranti yang menyadari ada seorang wanita langsung bertanya.
"Dia sekretaris baruku namanya Ellena, El ini mama dan papaku." Kaizar mengenalkan kedua orangtuanya pada Elle dan wanita itu segera menjabat tangan mereka satu persatu.
"Sekretaris baru lagi, lalu wanita ganjen itu kamu kemana in ?" Nyonya Ranti nampak tak percaya dengan putra bungsunya itu, baru satu tahun bekerja sudah sering sekali ganti asisten.
"Dia ku pindahkan ke bagian pemasaran, karena ada Ellena yang ku pikir lebih bagus." Sahut Kaizar tanpa perasaan bersalah sana sekali.
Nyonya Ranti nampak memindai Elle dari ujung kaki hingga rambut. "Keturunan ?" Tanyanya ingin tahu.
Elle langsung mengangguk. "Mendiang ibu saya orang sini dan mendiang ayah saya dari Jerman." Terangnya kemudian.
"Oh, jadi orang tuamu sudah meninggal ?" Nyonya Ranti menanggapi dengan datar seperti biasanya.
"Benar, nyonya." Elle mengangguk kecil.
"Oh ya aku ada sesuatu buat mama." Kaizar nampak mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari kantung celananya.
"Selamat ulang tahun ya ma, semoga selalu sehat dan kurang-kurangi cerewetnya." Imbuhnya seraya mencium pipi kanan dan kiri ibunya tersebut.
"Astaga, anak ini." Nyonya Ranti langsung menggerutu, namun saat membuka kotak perhiasan tersebut senyumnya langsung mengembang. Nampak sebuah kalung berlian yang pasti harganya sangat mahal.
"Baiklah, mama maafkan kali ini." Ucapnya kemudian.
"Makan malam sudah siap !!" Ucap seorang wanita cantik yang baru keluar dari dapur, senyumnya nampak mengembang dan itu membuat Kaizar seketika menatapnya. Tatapan kagum seperti biasanya.
Elle yang menyadari itu nampak mengernyit, sebenarnya siapa wanita itu kenapa atasannya tersebut seakan begitu mengaguminya?
"Baiklah aku sudah tak sabar mencoba masakanmu, sayang ?" Kendra langsung beranjak.
"Bukan aku yang masak mas, tapi bik Asih." Terang Kirana, karena ia hanya membantu menyiapkan.
"Sama saja asal kamu yang siapkan akan membuatku semakin berselera." Kendra nampak menggandeng istrinya menjauh dari sana.
Melihat kemesraan mereka Kaizar nampak menghela napasnya kasarnya dan itu tak luput dari pengawasan Elle.
"Baiklah, ayo." Nyonya Ranti pun segera beranjak menuju meja makan dan di ikuti yang lainnya.
"Makan yang banyak, biar kamu dan bayi kita tercukupi nutrisinya." Kendra nampak meletakkan beberapa lauk di atas piring istrinya.
"Terima kasih, mas." Kirana langsung tersenyum manis menatap pria itu.
"Apa mau yang lain, sayang ?" Tanya Kendra lagi.
"Ini sudah cukup, mas."
Ehm
"Bisa tidak jangan pamer kemesraan di depan kami ?" Kaizar nampak jengah melihat kemesraan mereka.
"Makanya segera menikah dan berikan cucu pada kami !!" Tukas sang ibu menimpali.
"Benar yang di katakan ibumu, mana wanita yang ingin kamu kenalkan sebagai calon istrimu? Kami sudah tak sabar menimang darah dagingmu. Lagipula umurmu sudah 28 tahun Kai, nanti jangan menyesal saat kamu sudah tua tapi anak-anakmu masih kecil-kecil." Timpal sang ayah menasihati.
"Meskipun aku sudah tua, tapi aku kaya. Jadi kalau aku mati anak-anakku takkan kekurangan." Sahut Kaizar yang sama sekali tak terusik oleh perkataan sang ayah.
Elle yang hanya menjadi pendengar nampak makan dengan tenang, apakah bosnya itu tak berniat untuk mengenalkan kekasihnya pada keluarganya?
Namun tiba-tiba wanita itu hampir tersedak saat merasakan usapan lembut di pahanya dan sudah bisa ia tebak siapa pelakunya.
"Pelan-pelan !!" Kirana langsung mengulurkan segelas air putih kepada wanita yang duduk di hadapannya itu.
"Terima kasih." Elle segera mengambilnya dan meminumnya, lalu wanita itu nampak melirik bosnya yang bersikap seperti sedang tak terjadi apapun padahal tangannya di bawah sana hampir menelanjanginya.
Beberapa saat kemudian makan malam telah usai dan wanita itu kini berada di dapur bersama Kirana. "Biarkan saja El, biar bibik yang melakukannya." Larang Kirana saat melihat Elle mencuci bekas peralatan makan mereka.
"Tidak apa-apa, apa kamu tahu aku sudah melakukannya sejak kanak-kanak." Terang Elle, mengingat bagaimana ia menjalani hidup mandiri di Jerman.
Di negaranya tersebut jarang sekali ada asisten rumah tangga, jika pun ada pasti sangat mahal gajinya, jadi kebanyakan dari mereka di biasakan hidup mandiri sejak kecil.
"Aku juga melakukannya sejak kanak-kanak." Timpal Kirana mengingat ia besar di panti asuhan dan itu membuat keduanya nampak terkekeh.
Tidak butuh waktu lama untuk membuat mereka menjadi akrab dan saling menceritakan kehidupan pribadi mereka.
"Apa suamiku masih bersikap galak saat di kantor ?" Tanya Kirana ingin tahu.
"Sangat." Sahut Elle sedikit ragu.
"Astaga, dia memang seperti itu." Kirana nampak geleng-geleng kepala.
"Ngomong-ngomong, apa kamu sudah memiliki kekasih ?" Imbuhnya lagi pada wanita muda di sebelahnya itu.
Elle langsung menggeleng. "Aku tidak memikirkan hal itu bu Kirana, aku hanya ingin fokus membesarkan kedua putra kembarku." Terangnya dan tentu saja itu membuat Kirana nampak terkejut.
"Jadi kamu seorang single parent ?" Tanyanya memastikan.
"Hm, mereka berusia 5 tahun." Sahut Elle yang selalu bangga setiap membicarakan putranya.
"Aku yakin kamu ibu yang hebat." Kirana tahu wanita itu sosok wanita yang baik.
Ehm
"Sampai kapan kalian akan terus mengobrol? Kami harus segera pulang." Ucap Kaizar tiba-tiba, sepertinya pria itu baru datang.
"Baiklah bawa dia pulang dan jangan turunkan di tengah jalan." Kirana langsung memberikan peringatan pada adiknya iparnya tersebut.
"Tentu saja tidak." Tegas Kaizar, menatap wanita itu sejenak lalu kembali meninggalkan dapur.
Beberapa saat kemudian mobil yang membawa mereka nampak melaju membelah jalanan. "Antar saya ke kantor saja pak untuk mengambil mobil." Mohon Elle kemudian.
"Tidak, malam ini kamu menginap di apartemenku saja." Tegas Kaizar dan tentu saja itu membuat wanita itu langsung melotot menatapnya.