Kansha

Kansha

Awal dari Perjalanan

Aku tak pernah berpikir bahwa hidupku di Desa Sunyi akan berubah drastis pada suatu hari yang cerah itu. Hari-hari di desa kami selalu sama: penuh dengan kedamaian, suara burung berkicau, dan angin sepoi-sepoi yang membawa aroma ladang padi yang segar. Aku, Kansha, adalah seorang gadis kecil yang selalu merasa ada sesuatu yang lebih di luar sana, di balik bukit-bukit hijau yang mengelilingi desa.

Sejak kecil, aku sering menjelajahi hutan di pinggir desa. Hutan itu adalah tempat favoritku, penuh dengan keajaiban kecil yang selalu membuatku tersenyum. Hari itu, saat matahari bersinar terang dan langit begitu biru tanpa awan, aku memutuskan untuk menjelajahi bagian hutan yang belum pernah kukunjungi sebelumnya. Ada sesuatu yang memanggilku, sebuah rasa penasaran yang tak bisa kuabaikan.

Dengan langkah ringan, aku menyusuri jalan setapak yang tidak pernah kulalui. Setiap langkahku diiringi oleh nyanyian burung dan suara gemerisik dedaunan. Di tengah perjalanan, aku menemukan sebuah pohon besar yang berdiri megah. Pohon itu berbeda dari pohon lainnya, batangnya kokoh dan cabang-cabangnya menjulang tinggi, seolah menyentuh langit. Di batang pohon tersebut, ada sebuah pintu kecil dengan ukiran rumit dan indah. Hatiku berdebar kencang.

"Kira - kira apa yang ada di balik pintu itu?" bisikku dengan pelan.

Aku mendekati pintu dengan hati-hati. Tanganku yang kecil meraih gagangnya dan mendorongnya perlahan. Pintu itu terbuka dengan mudah, mengungkapkan lorong gelap yang tampak tak berujung. Meski rasa takut sempat menyelinap, namun rasa penasaranku lebih kuat. Aku melangkah masuk, dan pintu menutup perlahan di belakangku, menyisakan kegelapan yang hanya diterangi oleh cahaya yang sangat jauh di ujung lorong.

Langkahku ragu-ragu, tapi aku terus maju. Cahaya di ujung lorong semakin terang, dan ketika akhirnya aku mencapainya, aku menemukan diriku berada di sebuah tempat yang tak pernah kubayangkan. Langit di atas berwarna-warni dengan bintang-bintang yang berkilauan, meskipun hari masih siang. Pohon-pohon berdaun emas, dan bunga-bunga berwarna pelangi tumbuh di mana-mana. Setiap langkahku membuat tanah berkilau seperti permadani berlian, seakan - akan mereka menyambut kedatanganku.

Di tengah tempat ajaib itu, aku melihat seorang wanita tua dengan wajah penuh kebijaksanaan. Dia tersenyum padaku, senyum yang hangat dan menenangkan. "Selamat datang, Kansha," katanya dengan suara lembut. "Aku adalah Penjaga Hutan Ajaib ini. Panggil saja aku Nenek Seruni."

Aku benar-benar terkejut dan penasaran. "Bagaimana Nenek tahu namaku?" tanyaku, suaraku terdengar kecil di antara keajaiban di sekelilingku.

Nenek Seruni tersenyum lebih lebar. "Di tempat ini, semua nama memiliki makna. Nama Kansha berarti 'terima kasih' dalam bahasa kuno. Kamu adalah pembawa harapan dan cinta, itulah mengapa kamu bisa menemukan jalan ke tempat ini."

Aku mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa bahwa ada sesuatu yang penting yang harus kuketahui. "Kansha tidak sengaja melihat pintu yang indah hingga membuat Kansha ingin memasukinya, lantas apa yang harus Kansha lakukan di sini, Nenek?" tanyaku lagi.

Nenek Seruni mulai bercerita tentang asal-usul Hutan Ajaib itu. Dulu, tempat ini adalah bagian dari dunia manusia, penuh dengan kehidupan dan kebahagiaan. Namun, karena keserakahan dan ketidakpedulian manusia, alam mulai rusak dan keajaiban pun menghilang. Hutan Ajaib menyembunyikan diri, menunggu saat yang tepat untuk kembali. Dan saat itu tiba ketika seorang anak dengan hati murni dan jiwa penuh kasih datang.

"Kamu adalah harapan kami, Kansha," kata Nenek Seruni dengan tatapan penuh harap. "Tugasmu adalah mengembalikan keajaiban ini ke dunia manusia. Kamu harus belajar dan memahami rahasia alam ini, lalu menyebarkannya kepada semua orang. Dengan begitu, dunia akan kembali penuh cinta dan keajaiban."

"Nenek sepertinya berlebihan menilai Kansha, sebenarnya Kansha itu anak yang nakal. Jadi Kansha pikir Nenek salah orang" jawabku.

Nenek itu tersenyum lembut dengan berkata "Seorang Nenek tidak pernah salah dalam menilai seseorang, orang-orang mungkin menganggapmu nakal tapi sebenarnya kamu hanya anak polos yang mempunyai rasa penasaran lebih dari siapapun"

Hatiku bergetar mendengar ucapannya, disaat semua orang menganggapku anak nakal, susah diatur, pengganggu, pengacau, tukang kepo. Ia malah membuat seakan - akan itu adalah hal yang wajar.

"Tidak begitu Nek, Nenek tidak akan mengerti karena Nenek baru bertemu dengan Kansha".

Kemudian Nenek itu tersenyum dengan berkata "Tapi point pentingnya bukan itu, kamu punya tugas yang hanya bisa dilakukan olehmu. Yaitu membawa hutan ini dengan segala keajaibannya kembali ke duniamu" tegasnya dengan lembut.

"Tapi Nek, apa kansha bisa melakukannya? Kansha tidak tau bagaimana itu, dan darimana harus memulai" jawabku dengan gemetar dan sedikit cemas dengan beban yang diberikannya.

"Tidak perlu terburu - buru nak, ada banyak hal yang harus kamu pahami dulu tentang keajaiban dan kehidupan di hutan ini, dengan cinta dan harapan keajaiban bisa terjadi" jawab nenek dengan tangannya berada di pundakku.

Hari itu, di bawah langit yang berwarna-warni dan di tengah keindahan yang tak terlukiskan, aku memulai perjalanan hidupku. Sebuah perjalanan yang akan membawa perubahan besar, tidak hanya bagi diriku, tetapi juga bagi dunia di sekitarku. Dan dengan setiap langkah yang kuambil, aku selalu mengingat kata-kata Nenek Seruni: "Dengan cinta dan harapan, keajaiban bisa terjadi."

Terpopuler

Comments

Agis

Agis

subcreb dulu, nampaknya seru.

2024-06-23

1

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

semangat nak

2024-06-11

1

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

waah anak yang sangat beruntung

2024-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!