NovelToon NovelToon
Villain'S Mother Change

Villain'S Mother Change

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:858.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: eka zeya257

Zella, gadis bar-bar yang baru berumur 19 tahun, sekaligus pemilik sabuk hitam karate. dia terkenal di kalangan anak seusianya karena memiliki sifat ceria dan blak-blakan serta tak kenal takut.

Hingga suatu hari saat dia hendak berangkat ke tempat latihannya, dia tersandung batu dan membuat tubuhnya nyungsep ke dalam selokan dan meninggal di tempat.

Zella kira dia akan masuk ke dalam alam baka, namun takdir masih berbaik hati membiarkan dia hidup meski di tubuh orang lain.

Zella bertransmigrasi ke dalam novel yang sudah lama dia baca, dan menjadi tokoh antagonis yang selalu menyiksa anaknya.

Akankah Zella mampu mengubah sebutan 'Penjahat' pada dirinya? dan meluluhkan hati anaknya yang sudah di penuhi dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

...Cuaca saja gampang berubah, apa lagi manusia....

...>Zella<...

.......

...✨✨✨...

"L-lo..... Maling?" cetus Zella tanpa sadar.

Pria di depan Zella tertawa lirih, dia melepas topi dan menyalakan lampu tidur di samping ranjang Zella.

Seketika wajah tampan dan rambut hitam terpampang nyata di depannya, Zella terpana melihat ketampanan pemuda itu selama dia hidup baru kali ini dia melihat wajah tampan tanpa cela di wajahnya, tentunya bagi Zella Arzen juga tampan tapi pemuda di depannya sangat luar biasa tampan.

'Astaga, apa ini mimpi?' batin Zella.

"Gue rindu sama lo, Zel." Ujar pemuda itu tiba-tiba.

"Hah? Lo ngomong apa barusan?"

Zella mengorek kedua telinga, dia takut salah dengar dan berakhir menjadi kepedean sendiri.

Dia menatap tajam pemuda di depannya, dapat dia lihat raut pemuda tersebut tampak muram, dia menundukkan kepalanya sembari memilin ujung baju yang dia kenakan.

Zella tidak mengenal pemuda di depannya bahkan ini pertemuan pertama mereka, tapi di lihat dari cara bicara pemuda tersebut tampaknya mereka sudah akrab.

"Lo siapa sih? Jangan kira gue bakal kasihan dengan tampang sok polos yang lo miliki yah!" tukas Zella dingin.

"Lo lupa sama gue, Zel? gue Ziven Maximilian, pacar lo." Ujar pemuda tersebut.

Sontak kedua bola mata Zella membulat sempurna, dia menunjuk wajah Ziven dengan raut syok terpampang di wajahnya.

"P-pacar?"

Ziven mengangguk pelan, "Kita udah pacaran selama tujuh bulan, masa lo beneran lupa sih?"

Zella merasa jantungnya jatuh ke perut dalam sekejap, kepalanya mendadak pening setelah mendengar pernyataan Ziven yang di luar dugaan Zella. Terlebih dalam novelnya tidak di jelaskan bahwa Zella memiliki selingkuhan setelah menikah.

"Bentar dulu, kalau lo pacar gue berarti gue selingkuh gitu?" ujar Zella tak percaya.

Ziven mengangguk enteng, "Kan, lo yang ngajak gue jadi selingkuhan."

"Kenapa lo juga mau sih? Lagian lo tau gue udah punya suami." Geraman rendah terdengar dari bibir Zella.

Ziven mengangkat kedua bahunya acuh, "Gue gabut aja, makanya gue mau hehe."

Jawaban Ziven membuat Zella mendengus jengkel, dia mengamati penampilan Ziven dari atas sampai bawah. Tanpa di duga Ziven mendekatkan wajahnya hingga hidung mancungnya menyentuh hidung Zella, sontak kedua mata Zella melotot dia mendorong tubuh Ziven menjauh.

"Sialan! Lo apa-apaan hah?" teriak Zella, kedua pipinya sudah memerah karena malu.

"Lo terlalu serius, Zel, biasanya lo nggak pernah menanggapi ucapan gue sama sekali."

Ziven tertawa pelan, dia mengeluarkan kotak berwarna biru gelap dari saku jaketnya dan menyerahkan pada Zella.

"Buat lo, kalo nggak suka boleh di buang." Ujar Ziven.

Meski ragu Zella tetap meraih kotak itu, namun dia belum membukanya. Zella lebih penasaran mengenai hubungan mereka dan bagaimana Ziven bisa masuk ke dalam kamarnya.

Zella menggeser tubuhnya hingga menyandar pada ranjangnya, dia menatap lurus ke arah Ziven.

"Apa hubungan kita emang benar seperti ucapan lo barusan? terus kenapa lo bisa masuk ke kamar gue?" cecar Zella.

Tanpa menjawab, Ziven mengeluarkan ponselnya lalu membuka galeri dan menunjukan foto mereka berdua. Dalam foto tersebut terdapat tanggal saat mereka mengambil foto itu, Zella melihat tatapan Ziven sangat hangat seperti orang yang paling bahagia karena memiliki foto itu.

"Ini foto pertama kita saat kita jadian, ah salah, bukan jadian karena cinta tapi lebih tepatnya gue manfaatin lo buat jadi tameng dan lo manfaatin gue buat jadi tempat curhat." Sahut Ziven menjelaskan hubungan mereka berdua.

"Jadi hubungan kita simbiosis mutualisme?"

Ziven mengangguk tanpa ragu, "Yah, kurang lebih kaya gitu."

"Ah, masalah gue masuk ke kamar lo, gue lewat balkon. Lo udah lima hari nggak masuk kuliah, gue kira lo mati makanya gue mau pastiin siapa tau jasad lo belum di kubur." Imbuh Ziven.

Seketika wajah Zella berubah cemberut, pemuda di depannya sangat tidak sopan dalam bertutur kata. Tapi anehnya perasaan lelah yang tadi dia rasakan sedikit menghilang.

Ziven mengangkat tangan kanannya, seketika Zella mematung saat tangan itu menyentuh pipinya sangat pelan, seolah tubuh Zella merupakan benda yang sangat rapuh. Ziven menyelipkan anak rambut yang menjuntai ke belakang telinga Zella, dia lalu berucap.

"Lo udah bekerja keras, Zel. Jangan terlalu di pikirkan semua pasti baik-baik aja sesuai harapan lo." Cetus Ziven tiba-tiba.

Degh.

Perkataan Ziven bagaikan bom yang memporak porandakan perasaannya, tiba-tiba Zella merasa sedih yang sangat dalam.

Entah dari mana datangnya perasaan itu, namun satu yang dia yakini kalau itu bukan perasaan pribadinya melainkan perasaan Zella Allyshon yang asli.

Ziven mengelus lembut, pipi perempuan di depannya dia kembali berkata.

"Jangan menyerah, Zella, gue selalu ada kalau lo membutuhkan bantuan gue."

"Lo nggak sendiri, kalo lo merasa beban lo berat... Lo bisa berbagi sama gue, anggap gue tempat sampah juga nggak papa gue tau lo orang yang kuat." Lanjut Ziven penuh perhatian.

Zella tak bisa lagi membendung air matanya, dia menangis dalam diam menumpahkan rasa sesak yang menghimpit batin dan jiwanya.

Dia tidak tau mana perasaan Zella asli dan mana perasaannya sendiri, semua bercampur menjadi satu. Kilasan memori tentang kehidupannya yang dulu menyatu dengan ingatan pemiliki tubuh yang asli.

Saat ini dia hanya ingin menangis tanpa memikirkan alasan di balik tangisannya, setidaknya sekali dalam kehidupannya kali ini Zella ingin menangis sepuasnya.

Ziven membiarkan Zella meluapkan segala perasaannya, dia dengan telaten menghapus bulir kristal yang menetes di pipi Zella. Tidak ada suara apa pun kecuali isak tangis perempuan itu, perlahan Ziven merengkuh tubuh Zella lalu memeluknya dengan erat sambil menepuk-nepuk punggungnya.

...***...

Beberapa saat kemudian, tangisan Zella berhenti. Kedua matanya memerah begitu juga dengan hidungnya, Ziven tersenyum simpul dia meraih tisu dari nakas dan memberikannya pada Zella.

"Udah lega sekarang hm?" tanya Ziven di selingi senyum tengil.

"Sialan lo! Semua gara-gara perkataan lo, gue jadi begini." Sungut Zella kesal.

Ziven tertawa pelan menampilkan gigi putihnya, "Pffft aslinya lo aja yang cengeng, Zel."

Zella tak menjawab, dia membenarkan posisi duduknya setelah membuang tisu bekas ingus ke tempat sampah. Zella menatap Ziven lekat-lekat, dia berniat mengakhiri hubungannya dengan pemuda tersebut.

"Ven, gue mau kita putus! Gue nggak bisa selingkuh terus-terusan, itu nggak baik buat lo atau pun gue." Cetus Zella tanpa basa basi.

"Kenapa? Lo udah suka sama bajingan itu sekarang?" sahut Ziven penasaran.

Zella menggeleng pelan, "Bukan itu, tapi gue nggak mau hidup gue makin ribet. Lo bisa paham maksud gue, kan?"

Ziven terdiam sesaat, raut wajahnya tampak biasa saja. Tidak ada emosi atau pun kecewa yang terlihat di wajah tampannya.

"Oke, gue mau putus sama lo. Sebagai gantinya lo harus jadi teman gue, karena gue masih butuh lo buat menyingkirkan seseorang." Ujar Ziven.

Zella menaikan satu alisnya ke atas, "Siapa orangnya? Apa alasan lo mau menyingkirkan dia?"

Ziven terdiam sesaat, dia mengamati sosok Zella dengan seksama. Ada perasaan janggal yang muncul secara tiba-tiba, Ziven merasa asing dengan sosok perempuan di hadapannya seolah mereka baru pertama kali bertemu.

Setiap respon Zella selalu terasa aneh di telinga pemuda tersebut, tapi satu yang pasti Ziven tidak lagi merasakan dinding tak kasat mata yang Zella bangun selama mereka kenal, entah itu kabar baik atau buruk Ziven belum memahami sepenuhnya.

...***...

Ziven Maximilian.

1
Mary Randaging
aku tidak suka dengan akhir ceritanya.knpa zela mati di tangan silla yg tidak punya kekuatan?
Zee✨: hehe mf ya, pas bikin ini lg gak mood makanya endingnya kurang memuaskan hehe
total 1 replies
kalea rizuky
males ma endingnya tau
kalea rizuky
langsung dor selesai arvie tolol/Curse//Curse/
kalea rizuky
males klo ceritanya muter
kalea rizuky
wah jalang di rebutin dih najia
kalea rizuky
halah lu aja doyan kan
kalea rizuky
wih jd suami nya selingkuh bentar kok baru kuliah umurnya brp
kalea rizuky
arzen cwek kah
kalea rizuky
visual arsen mana
Annisa Feby
Luar biasa
Nana Nana
sungguh membagongkan mati diselokan 🫣🫣🤣🤣
Tri Haryanto
Luar biasa
Nana Niez
kl season 1 aja sdh sad ending,, mau lanjut season 2 terasa berat
Nana Niez
baru ini pemeran cewek nya kuat tapi berakhir mati,, pengaruh banget lhow Thor sm mood yg bc,, bs jdi sad seharian
Nana Niez
apa zella mati,, jdi ikut parno sblm bab akhir
Nana Niez
lha kok malah penulisnya ikutan jugaaaa
Nana Niez
bukan gw yg bunuh dia jatuh sdri,,, 🤣🤣🤣🤣🤣bnr bnr deh
Nana Niez
lha siapa lagi itu,,, knp banyak yg masuk novel yaaaa,, jgn jgn si bapak yg anaknya ditolong
Nana Niez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣memang out of the box,,, kl zella mah
Nana Niez
jdi penasaran apa rahasia keenanyg dipegang zella,, jgn2 Keenan,, pipis sembarangan 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!