Hans, CEO Muda yang arogan dan terkenal Mesum ini, salah meniduri wanita yang di kira wanita malam yang telah dia pesan, namun ternyata Seorang gadis pekerja di hotel tersebut, yaitu Lianne Lindsey, gadis yang masih berusia 20 tahun...
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetap Akan Menikahi Mu
“Iya, Tuan. Akan saya lakukan sekarang.” jawab Devan hendak pergi dari sana, tapi Hans kembali membuka suara.
“Aku tidak ingin pernikahan nya terlihat mewah dan suruh salah seorang maid pergi mengambil pakaian pengantin yang sudah aku pesan di butik sekarang! lalu kau suruh tiga orang maid memandikan wanita itu karena dia sedang pingsan di kamar.”
Devan menganggukkan kepala mengerti. “Baik, Tuan.” sahut pria berumur 25 tahun itu dan segera pergi.
Hans menyandarkan kepala pada sofa sembari memejamkan mata, hembusan nafas terdengar begitu jelas dengan tangan terlipat pada dada bidang nya..
...▪️◾◼️◾...
Lianne membuka mata pelan karena mendengar suara yang memenuhi gendang telinga. Terlihat tiga orang wanita setengah baya sedang memegang sebuah gaun berwarna putih di tangan mereka.
Lianne sejenak memegang kepala nya yang terasa sakit dan segera bangun dari ranjang. Lenguhan pelan keluar secara tiba-tiba membuat tiga wanita setengah baya itu menoleh.
“Nona? Anda sudah bangun?” tanya salah satu dari mereka sembari menghampiri Lianne.
“Si—siapa kalian?” Lianne balik bertanya.
“Ah, maaf Nona. Nama saya adalah Sumi, saya adalah salah satu maid di sini, begitu juga dengan mereka berdua,” ujar nya menunjuk Bibi Devi dan Bibi Lina.
“Kami di tugaskan oleh Tuan Hans untuk mendandani anda,”
“Apa? Aku tidak mengerti,”
“Anda dan Tuan Hans akan menikah hari ini, jadi kami di tugaskan untuk memandikan dan mendandani anda,” timpal Bibi Devi yang membuat mata Lianne membulat sempurna.
Wanita itu lantas mengangkat kepala. “Me—menikah? Hari ini?”
Tiga maid itu menganggukkan kepala sebagai jawaban, hal itu tentu saja membuat Lianne menggelengkan kepala. “Tidak mungkin .... ” lirihnya pelan.
“Di mana pria itu? Bukan kah aku sudah mengatakan padanya bahwa aku menolak?!” teriak Lianne dengan air mata mengalir membasahi pipi secara tiba-tiba.
“Nona—”
“Di mana dia?!”
“Kami akan membantu—”
“Aku tanya di mana dia?!”
Ceklek!
“Kenapa ribut sekali?”
Atensi mereka teralihkan pada pintu yang di buka oleh seseorang dari luar, siapa lagi kalau bukan Hans. Kedatangan nya membuat Lianne segera berdiri dari ranjang menghampiri pria itu.
“Kau, bukan kah aku sudah menolak untuk menikah dengan mu?!” hardik Lianne menarik kerah kemeja Hans kuat hingga membuat nya sedikit membungkuk.
Hans melirik tiga maid di belakang, dia mengisyaratkan mereka untuk keluar dari sana, mereka menganggukkan kepala tanda mengerti dan keluar dari kamar itu menyisakan Hans dan Lianne di dalam.
“Apa kau tidak ingat aku ? .... ” pria itu meraih tangan Lianne lalu melepaskan nya dari kerah kemeja itu. “Mau bagaimana pun kau membenci atau menolak, aku tetap akan menikahi mu,”
Lianne menarik tangan kasar dari genggaman Hans setelah mendengar perkataan itu.
“Ganti pakaian mu, aku akan menunggu mu di bawah. Cepat lah, semua para tamu undangan sudah datang dan menunggu” ujar Hans lalu keluar dari sana.
Lianne mencengkram rambut nya dengan kasar, tubuh nya merosot hingga terduduk pada lantai ber dingin keramik putih itu sembari menitikkan air mata.
“Nona, kami akan membantu anda untuk berganti pakaian, anda mandi lah terlebih dahulu, kami akan menunggu." ujar Bibi Lina setelah memasuki kamar.
Lianne tidak menjawab, ia hanya bisa menangis pelan lalu masuk ke dalam kamar mandi dengan terpaksa.