NovelToon NovelToon
My Secret Husband

My Secret Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Aliansi Pernikahan
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: lestari sipayung

Kelanjutan dari Kurebut Suami Kakak Tiriku, kisah ini mengikuti Rei Alexander, anak angkat Adara dan Zayn, yang ternyata adalah keturunan bangsawan. Saat berusia 17 tahun, ia harus menikah dengan Hana Evangeline, gadis cantik dan ceria yang sudah ditentukan sejak kecil.

Di sekolah, mereka bertingkah seperti orang asing, tetapi di rumah, mereka harus hidup sebagai suami istri muda. Rei yang dingin dan Hana yang cerewet terus berselisih, hingga rahasia keluarga dan masa lalu mulai mengancam pernikahan mereka.

Bisakah mereka bertahan dalam pernikahan yang dimulai tanpa cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lestari sipayung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NASEHAT ZAYN

Nathan menunggu di depan dengan tatapan penuh tanya, matanya langsung tertuju pada Rei yang melangkah keluar. Namun, yang ia tunggu tidak muncul bersamanya—Hana tidak ada di sana. Pintu telah tertutup kembali di belakang Rei, seolah menegaskan bahwa Hana tetap berada di dalam.

"Biarkan dia menenangkan diri di sini dulu. Besok, dia akan pulang," ujar Rei dengan nada tenang, meskipun ia tahu Nathan pasti penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Rei menatap Nathan sejenak sebelum melanjutkan, "Kami bisa mengatasinya, kau tak perlu khawatir. Dan... terima kasih." Dalam hatinya, ada sedikit rasa kesal karena mamanya sampai harus meminta bantuan Nathan untuk mencari istrinya. Namun, di sisi lain, ia tetap menghargai usaha dan kepedulian Nathan.

Nathan tak banyak bicara, hanya mengangguk sebagai tanda memahami situasi. Tanpa berpanjang kata, keduanya pun berbalik dan kembali pulang, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri.

*

Rei pulang, tetapi begitu menginjakkan kaki di rumah, dia langsung disambut dengan rentetan pertanyaan dari Adara dan Zayn. Keduanya, tentu saja, menanyakan tentang Hana dengan ekspresi penasaran dan cemas yang tak bisa mereka sembunyikan. Rei menjawab sebisanya, meski kepalanya sendiri masih dipenuhi berbagai hal yang belum sepenuhnya bisa ia cerna.

Sekarang, malam ini, untuk pertama kalinya setelah menikah, Rei harus tidur sendiri. Tidak ada lagi sosok Hana yang biasanya sudah lebih dulu berada di ranjangnya, entah sibuk dengan sesuatu yang tidak bisa ditebak atau sekadar membuat kehebohan dengan ulahnya yang tak pernah habis. Kamar yang biasanya terasa hangat kini terasa begitu kosong dan sunyi. Tidak ada suara gebrakan atau kekacauan kecil yang selalu dibuat Hana. Hanya ada keheningan yang terasa semakin berat seiring waktu berjalan.

Saat Rei masih terjebak dalam lamunannya, suara ketukan pelan terdengar dari pintu. Dia menoleh, dan begitu membuka pintu, sosok Zayn berdiri di sana. Wajah pria itu tampak lebih serius dari biasanya. Zayn baru saja mengetahui semua cerita tentang Hana dari Adara, karena selama ini dia terlalu sibuk bekerja. Sekarang, baru malam ini dia punya kesempatan untuk benar-benar berbicara dengan putranya.

Rei terduduk di tepi ranjang, sementara di sampingnya, Zayn duduk dengan tenang, menatapnya dengan sorot mata yang lembut namun tetap memancarkan ketegasan. Sebagai seorang ayah, Zayn memahami bahwa ada hal-hal dalam hidup yang harus disampaikan dengan bijaksana, terutama kepada putranya yang kini tengah menghadapi ujian besar dalam kehidupan rumah tangganya.

Dengan gerakan penuh makna, Zayn mengangkat tangannya dan menepuk pundak Rei, memberi isyarat bahwa dia ada di sana, mendukungnya, tetapi juga menginginkan putranya untuk menghadapi kenyataan dengan kepala tegak. Rei, seperti biasanya, hanya diam. Wajahnya tetap sulit ditebak, tanpa ekspresi yang benar-benar jelas. Itu yang selalu membuat orang lain kesulitan memahami apa yang sebenarnya dia rasakan. Apakah dia sedih? Bingung? Marah? Atau justru merasa bersalah? Hanya Rei sendiri yang tahu.

Zayn menarik napas dalam sebelum akhirnya berbicara. Suaranya terdengar mantap, sarat dengan perhatian tetapi juga penuh makna.

"Perihal semua masalah dalam rumah tanggamu, jangan menyerah, Rei," ujarnya dengan nada yang tak bisa ditawar. "Kalian masih muda, wajar jika harus menghadapi banyak tantangan. Tidak ada pernikahan yang berjalan tanpa hambatan. Memang seperti itulah jalannya, kalian harus belajar untuk sama-sama berjuang. Ini bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang komitmen dan tanggung jawab."

Dia berhenti sejenak, memastikan bahwa setiap kata yang diucapkannya benar-benar sampai kepada Rei. "Dan kau yang memimpinnya, Rei. Kau adalah suami, kepala keluarga. Sekalipun usiamu masih muda, kau harus bertindak seperti seorang pria yang bertanggung jawab. Jangan hanya menunggu keadaan membaik dengan sendirinya. Kau harus berusaha, berani mengambil keputusan, dan berdiri tegak menghadapi apa pun yang ada di depanmu."

Zayn mengamati wajah putranya sekali lagi, berharap setidaknya ada sedikit reaksi dari Rei. Tapi bocah itu—atau lebih tepatnya, pria muda itu—tetap dalam diamnya. Namun, Zayn tahu, kata-kata yang ia ucapkan tadi pasti menggema di dalam hati putranya.

Rei tetap terdiam, membiarkan setiap kata yang baru saja didengarnya meresap ke dalam pikirannya. Dia tidak langsung menjawab, hanya menunduk sedikit, berusaha memahami sepenuhnya apa yang ingin disampaikan oleh ayahnya. Akhirnya, dengan gerakan kecil yang hampir tak terlihat, Rei mengangguk pelan. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, tetapi anggukannya itu sudah cukup menunjukkan bahwa dia mendengarkan dan berusaha memahami.

Zayn menatap putranya dengan penuh perhatian, memastikan bahwa Rei benar-benar menerima pesan yang ia sampaikan. Dia menepuk pundak putranya sekali lagi, kali ini dengan lebih lembut, memberi kehangatan yang hanya bisa diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya.

"Kau tetaplah putra kami," kata Zayn, suaranya terdengar lebih hangat kali ini, "Seorang anak yang akan selalu kami lindungi dan jaga, tak peduli berapa pun usiamu nanti. Namun sekarang, kau juga seorang suami, Rei. Dan sebagai seorang suami, tanggung jawabmu tidak hanya untuk dirimu sendiri. Kau juga harus melindungi dan menjaga istrimu, sama seperti bagaimana Papa selalu menjaga Mama."

Zayn berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya menggantung di udara, memberi waktu bagi Rei untuk mencernanya lebih dalam. Hening memenuhi ruangan, hanya terdengar suara napas keduanya yang terasa berat dalam ketenangan itu.

Lalu, tiba-tiba, suara Rei akhirnya terdengar, memecah keheningan yang sempat terasa begitu lama.

"Bagaimana jika masa lalu masih menjadi bayang-bayang?" tanyanya lirih, nyaris seperti gumaman.

Zayn menoleh ke arahnya, sedikit terkejut, namun kemudian tersenyum. Putranya akhirnya berbicara, bahkan mengajukan pertanyaan. Itu pertanda baik. Rei mungkin masih ragu, tetapi setidaknya dia ingin mencari jawaban.

"Masa lalu adalah masa lalu, Rei," jawab Zayn dengan nada lembut, tetapi tetap tegas. "Masa lalu tidak selalu harus diingat, terutama jika hanya akan menjadi beban dan menghambat langkahmu ke depan. Dalam beberapa situasi, justru seharusnya masa lalu mulai bisa dilupakan, jika itu malah menjadi masalah bagi kehidupanmu sekarang."

Dia menghela napas perlahan sebelum melanjutkan, "Kau tidak bisa terus hidup di bawah bayang-bayang yang sudah seharusnya kau tinggalkan. Jika kau terus membiarkan masa lalu menahan langkahmu, bagaimana kau bisa melangkah maju? Bagaimana kau bisa membangun sesuatu yang baru jika hatimu masih tertambat pada sesuatu yang telah berlalu?"

Zayn menatap putranya sekali lagi, berharap Rei benar-benar mengerti. "Hiduplah untuk hari ini, Rei. Untuk apa yang kau miliki sekarang. Jangan biarkan sesuatu yang seharusnya sudah berakhir malah menghalangi kebahagiaan yang seharusnya bisa kau genggam."

Rei tidak langsung menjawab. Tatapannya masih kosong, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang sedikit berubah. Dia mendengar, dia memahami, meskipun mungkin masih butuh waktu untuk benar-benar menerima semuanya. Namun bagi Zayn, itu sudah cukup untuk saat ini.

1
na Nina
please double up kak
na Nina
lanju kak udah 19.42
Na Noona
lanjuttt gak
na Nina
lanjut ga kak, double up dong
na Nina
lanjutttt
na Nina
kak bisa ga sih double up, aku suka ceritanya..
klo nunggu sehari satu,, kaya kurang puas. maaf
na Nina
lanjut kak
Na Noona
lanjut dong, dri kemarin ga up up
Ayu Sipayung: Sedang proses kk, sabar ya.....

jangan lupa baca karya terbaru author sembari menunggu up selanjutnya ya...
total 1 replies
Na Noona
belum up tor
na Nina
lanjut
na Nina
lanjut tor
Na Noona
up tor
Na Noona
up tor, aku sukaaa ceritanya
Chachap
kurang panjang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!