Aku Wanita Yang Kalian Rendahkan

"Itu memang pantas buat dia Bu, Hai kamu, kamu boleh menghina ku apapun. Tapi jangan sekali-kali untuk menghina orang tua ku. Silahkan Mas bawa perempuan jalang ini pergi dari rumah ku . Kalau Mas tidak mau membawa nya pergi silahkan Mas dan keluarga Mas angkat kaki juga dari rumah aku." Kata Kanya dengan emosi.

"Mas......" Niela mencari pembelaan, berharap Rihan mau membela nya.

"Ayo , Nil aku antar pulang sekarang." Rihan menyuruh Niela pulang

"Apa apaan kamu Rihan , kenapa kamu mendengarkan dia." Kata Bu Ratih sambil menunjuk ke arah Kanya.

"Sudahlah Bu, nanti kita bicarakan lagi. Sekarang aku akan mengantar Niela pulang dulu. ayo Nil.!"

Niela kesal karena tidak mendapatkan pembelaan dari Rihan . Niela menghentakkan kakinya sambil berjalan mengikuti Rihan.

Di dalam perjalanan mengantar pulang Rihan berusaha merayu Niela agar tidak marah karena Rihan tidak membela nya.

"Kenapa sih Mas nggak mau membela ku? Kenapa Mas malah lebih dengarkan perkataan Kanya daripada aku. " Niela sangat marah bibir nya manyun kedua tangan nya di silangkan ke dadanya.

"Maaf sayang, maaf Mas nggak bisa membela mu. Tadi kamu dengar sendiri kan . Kalau Mas tidak mau mengantar kamu pulang. Kanya akan mengusir Mas dan keluarga Mas. " Rihan berusaha memberikan penjelasan pada Niela agar mengerti posisi nya.

"Kenapa Mas nggak keluar sana dari rumah itu ? Mas kan bisa membeli rumah atau mengontrak rumah ." Jawab Niela dengan kesal.

"Untuk sementara Mas bertahan di rumah itu sampai Mas bisa mendapatkan sertifikat rumah itu, kamu yang sabar ya sayang. Mas janji kejadian seperti tadi tidak akan terulang lagi."

POV KANYA.....

Aku merasa puas bahkan sangat Puas setelah menampar Niela. Tapi Ibu mertuaku tampak tidak terima karena aku menampar mantu idaman nya .

Memang parah banget ibu mertua ku. malah mendukung Niela untuk menjadi istri kedua Mas Rihan.

Memang dari awal Ibu memang ibu mertua nya tidak pernah menyukai ku.

Hanya karena orang tua ku penjual mie ayam keliling. Apapun yang aku lakukan dimata ibu mertua ku, aku selalu salah.

Alhamdulillah berkat kesabaran orang tua ku. Orang tua ku punya 3 warung warung Mie ayam dan kini membuka cabang lagi. Dan akan menambah menu lain . Menu yang menjadi salah satu menu favorit semua kalangan.

Walaupun orang tua ku seorang penjual mie ayam yang selalu di anggap rendah Ibu mertua ku. Mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai kuliah .

Sedangkan Mas Rihan. Mas Rihan di kampung nya memang tergolong keluarga yang berada punya banyak sawah. Namun dalam sekejap mata saja habis .

Karena almarhum Bapak mertua ku menjadikan jaminan ketika mengambil pinjaman.

Almarhum Bapak mertua ku memang kecanduan judi. Jadi semua uang yang di pinjam di Bank habis di meja judi.

Karena tidak mampu bayar cicilan Bank maka pihak Bank menyita nya termasuk rumah mereka di kampung. makanya Mas Rihan membawa Ibu dan adiknya tinggal bersama kami .

Semenjak aku menampar dan mengusir mantan pacar Mas Rihan , ibu mertuaku nggak berhenti ngomel.

"Puas kamu....sudah mengusir dan menampar Niela. Berani sekali kamu mengusir tamu Ibu. Apa orang tua mu nggak mengajar kan kamu sopan santun pada tamu." omel ibu mertuaku sambil berteriak-teriak. Membuat adik ipar ku keluar dari kamar.

"Mbak.... Mbak apa yang mbak lakukan sampai ibu marah seperti ini. Jika tensi ibu naik dan terjadi apa apa sama ibu . Apa mbak mau bertanggungjawab. " Omel Sarah . Kelakuan ibu dan anak emang 11 12....

"Aku nggak apa apain ibu, ibunya saja yang sedari tadi ngomel, nanti kalau capek kan berhenti sendiri ngomelnya. " kata ku santai sambil makan cemilan yang ada di atas meja.

"Kamu masih bilang kamu nggak ngapa-ngapain. Kamu telah mengusir Niela. Kamu mengusir tamu Ibu. " Omel Ibu sambil berkacak pinggang.

"Apa? Mbak Kanya mengusir Mbak Niela?" Tanya Sarah.

"Ya, Kanya juga menampar Niela." Ucap Bu Ratih.

"Tapi kenapa Mbak Kanya menampar nya?" tanya Sarah.

"Dengar ya Ibu mertuaku, rumah ini milikku, jadi terserah aku mau mengusir siapapun yang mau aku usir. Lagian takkan salah dia sendiri kenapa menghina orang tua ku ." ucap ku dengan santai.

"Punya rumah kecil gini saja sombong. kamu tahu rumah Niela jauh lebih bagus dari rumah ini. Bagi Niela rumah mu ini seperti gubuk." Kata Ibu mertua ku.

"Kalau rumah ku hanya gubuk kecil, lalu kenapa Ibu betah banget tinggal disini. Kenapa Ibu nggak tinggal saja sama dia . Bukankah dia menantu idaman Ibu." Kata ku tegas.

"Dia memang menantu idaman Ibu, dan ibu bertahan di rumah ini hanya karena Rihan anak Ibu tinggal disini , kalau bukan Rihan yang meminta Ibu tinggal disini, ibu juga nggak akan mau tinggal disini. Tinggal serumah dengan menantu miskin seperti kamu." Ucap mertua ku.

"Terserah Ibu ngomong apa tentang aku, walaupun aku miskin aku masih punya rumah. Nggak numpang di rumah orang. Sudah ya Bu. Mending ibu simpan tenaga Ibu, aku capek mau istirahat." Kataku sambil berlalu meninggalkan Ibu mertua ku dan adik ipar ku.

*

Setelah Kanya masuk kamar, tak berselang lama Rihan datang.

Rihan langsung di brondong banyak pertanyaan dari ibunya.

"Rihan, bagaimana keadaan Niela? Apakah dia marah? Apa dia akan membatalkan pernikahan kalian?"

"Bu, kalau tanya itu satu per satu."

"Oke ....oke...Apa Niela marah sama kita?" tanya Bu Ratih.

"Niela masih sedikit marah, tapi tadi Rihan tidak menenangkan dia kok." Kata Rihan.

"Kalau soal rencana pernikahan kamu gimana, apa Niela akan membatalkan nya?" Bu Ratih sangat takut Niela membatalkan nya pernikahan dengan Rihan. Bu Ratih tidak mau kehilangan kesempatan berbesanan dengan orang kaya..

"Untuk masalah itu Rihan juga tidak tahu pastinya. Tapi Niela bilang akan mencoba untuk merayu orang tua nya. Ibu bantu doa agar orang tua Niela memberikan restu nya.

"Tentu saja ibu akan selalu mendoakan agar kamu bisa segera menikahi Niela."

"Kanya kemana Bu?

"Masuk kamar,abis ibu omelin tadi. Lagian kamu kenapa sih, malah menikah dengan wanita miskin seperti itu?"

"Rihan menikah dengan Kanya karena Rihan pikir Kanya itu istri yang penurut Sholehah. Rihan tidak tahu kalau Kanya jadi pembangkang begini."

"Cari istri itu jangan seperti Kanya sudah miskin, pembangkang pula. Cari istri itu seperti Niela, cantik, kaya perhatian sama keluarga."

"Iya Bu, besok di omongin lagi . Aku capek Bu, aku mau istirahat. Ibu juga istirahat sudah malam. Aku ke kamar dulu Bu ."

" Ya sekalian ajarin istri mu agar bisa menghormati orang yang lebih tua." kata Bu Ratih sambil melengos ke kamar nya..

Rihan pun masuk ke kamar nya . Dia melihat Kanya masih asyik bermain ponsel.