Dibalik diamnya seorang istri ada penyesalan suami yang sangat mendalam.
Zhia Vanelesia yang telah merasa lelah dengan sikap sang suami yang suka seenaknya saja akhirnya memilih untuk Diam. Dia tidak perduli lagi dengan apa yang di lakukan suaminya dan memilih untuk mengejar karirnya kembali.
Rayyan Ardinata sosok suami yang masih suka kebebasan. Dia selalu menghabiskan waktunya dengan nongkrong dengan teman temannya di bar. Hingga akhirnya Rayyan terkejut melihat reaksi istrinya yang akhirnya diam dan tidak perduli lagi akan apa yang dia lakukan.
Rayyan langsung saja membuat keputusan untuk membawa wanita ke rumah besar mereka untuk melihat bagaimana reaksi istrinya nantinya.
Namun, alangkah terkejutnya Rayyan melihat reaksi istrinya ketika melihatnya sedang bercumbu mesra dengan selingkuhannya di dalam kamarnya.
Mulai dari kejadian itu, Rayyan memilih untuk berubah dan mengejar kembali cinta sang istri.
Akankah Rayyan berhasil merebut hati istrinya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
Di malam yang begitu larut Rayyan yang terbangun bangun dari tidurnya langsung saja panik ketika melihat Zhia tidak ada di sampingnya. Rayyan langsung saja mencari ke kamar mandi dan seluruh sudut kamarnya namun, tidak menemukan ada jejak Zhia di sana. Rayyan langsung saja mencoba mencari keberadaan istrinya ke luar. Ketika membuka pintu dia melihat Nur yang berjalan melewatinya.
"Nur, apa kamu melihat istriku?" ucap Rayyan.
"Nyonya ada di ruang makan tuan" ucap Nur ramah.
Mendengar ucapan Nur, Rayyan langsung saja berlari kecil ke arah ruang makan. Sesampainya di ruang makan senyuman di wajah Rayyan langsung mengembang. Dia melihat Zhia yang sedang makan dengan lahapnya tidak lupa dengan penampilannya yang masih acak acakan karna baru bangun tidur.
"Sayang, ini'kan masakanku semalam! Ini sudah bermalam, Sayang. Kamu tidak boleh lagi memakannya" ucap Rayyan langsung menarik piring yang ada di depan Zhia.
"Ray, aku mau. Lagian Nur sudah memanaskannya" ucap Zhia dengan kesalnya.
"Jika kamu mau aku bisa memasaknya lagi.Kamu tidak perlu memakan masakan yang sudah bermalam"
"Jika kamu memasaknya lagi akan memakan waktu lama. Aku mau makan sekarang!" ucap Zhia kesal lalu merampas kembali piring yang ada di tangan Rayyan.
"Baiklah! kalau begitu aku juga akan memakannya" ucap Rayyan mengalah dan duduk di samping Zhia dan ikut melahap makanan yang ada di depannya.
Rayyan terus saja melirik tubuh Zhia yang semakin berisi. Rayyan langsung tersenyum ketika mengingat ucapan Kinan semalam. Rayyan berharap apa yang di katakan Kinan benar apa adanya, jika Zhia saat ini sedang mengandung buah cinta mereka.
"Ray, gendong. Aku mau tidur lagi" ucap Zhia manja sambil mengangkat kedua tangannya.
"Baik, Tuan putri" ucap Rayyan patuh lalu membawa tubuh Zhia kedalam gendongannya.
Zhia langsung saja menengelamkan wajahnya di dada bidang Rayyan dan mencoba memejamkan matanya. Mencium aroma tubuh Rayyan yang menenangkan pikirannya Zhia langsung tertidur dengan lelapnya di dalam gendongan Rayyan.
Rayyan yang melihat Zhia telah tertidur di dalam gendongannya langsung tersenyum. Dia meletakkan tubuh Zhia di atas kasur mereka dengan lembut. Rayyan menatap wajah teduh istrinya dengan penuh penyesalan. Dia menyesal karna pernah membuat Zhia bersedih karna ulahnya.
"Sayang, maafkan aku ya. Maaf karna aku pernah membuatmu kesal, marah dan benci kepadaku sehingga kamu memilih untuk diam. Kamu tau gak? dibalik diammu itu ada penyesalan yang sangat mendalam bagiku. Terima kasih karna kamu telah memberikan pelajaran yang sangat berharga untukku sehingga aku sadar jika kamu sangat berharga di hidupku. Aku janji akan memperbaiki semua kesalahanku dengan selalu memanjakanmu. Aku sangat mencintaimu, Sayang. Aku tidak tau bagaimana hidupku jika kamu pergi meninggalkanku" ucap Rayyan sambil mengelus lembut puncak kepala Zhia.
Rayyan langsung saja mencium lembut kening Zhia lalu menatap perut datar Zhia. Seketika Rayyan kembali mengembangkan senyumannya. Dia membayangkan bagaiman bayi yang akan lahir dari perut Zhia nantinya. Rayyan membelai lembut perut Zhia lalu menciuminya dengan penuh kasih sayang.
"Sayang, jika kamu beneran ada di dalam, kamu baik baik ya di dalam sana. Kamu jangan nakal ya, kasihan mamamu" ucap Rayyan berbicara dengan perut datar Zhia.
Setelah puas berbicara sendiri Rayyan langsung saja menatap jam dinding. Dia melihat jam itu menunjuk ke pukul tiga dini hari. Karna hari masih malam Rayyan kembali membaringkan tubuhnya lalu memeluk Zhia dengan erat. Dia langsung saja kembali memejamkan matanya lalu tertidur dengan eratnya.
Di pagi hari Rayyan terbagun dari tidurnya dan melihat Zhia masih tertidur dengan lelapnya. Rayyan langsung saja tersenyum lalu mencium lembut kening Zhia. Karna tidak mau mengusik tidur Zhia, Rayyan langsung saja turun dari ranjang dengan sangat hati hati.
Rayyan langsung saja membersihkan dirinya bersiap siap untuk berangkat kerja. Rayyan mengambil semua kebutuhannya seorang diri karna kini dia tidak mau merepotkan Zhia lagi. Dia tidak mau membuat istrinya lelah karna harus mengurus semua keperluannya.
Rayyan langsung saja berdiri di depan cermin sambil menatap penampilannya. Seketika Rayyan tersenyum ketika melihat Zhia telah terbangun dari tidurnya. Rayyan langsung saja menghampiri Zhia yang kini begitu manja kepadanya.
"Menjauh!" ucap Zhia repleks langsung menutup hidungnya ketika Rayyan mencoba mendekatinya.
"Kenapa, Sayang. Aku hanya ingin memelukmu?" ucap Rayyan binggung melihat tingkah Zhia yang menyuruhnya menjauh.
"Kamu bau! Aku tidak suka"
"Bau apa, Sayang? Aku sudah mandi. Lihatlah aku sudah wangi" ucap Rayyan langsung saja mendekati Zhia.
Zhia yang merasakan mual karna wangi parfun Rayyan yang sangat menyengat di hidungnya. Zhia langsung saja pergi ke kamar mandi lalu mendorong tubuh Rayyan yang terus saja mendekatinya.
Huekk... Huekkk.
Zhia langsung saja mengeluarkan semua isi perutnya sehingga membuat Rayyan langsung saja panik. Rayyan langsung saja membuka jas dan kemejanya lalu melemparkannya ke sembarangan arah. Setelah itu Rayyang langsung saja menemui Zhia lalu mencoba memijitnya tengkuk lehernya.
"Kamu minum dulu, Sayang" ucap Rayyan memberikan air mineral kepada Zhia.
Zhia langsung saja menerima air mineral pemberiaan Rayyan lalu menenguknya sampai habis.
"Kamu mandi lagi. Aku tidak suka wangi parfummu. Jika kamu masih memakainya maka, jaga jarak dariku" perintah Zhia tegas tidak mau ada penolakan sedikitpun
Mendengar perintah dari Zhia, Rayyan langsung saja menganguk patuh. Dia menatap istrinya yang kini berubah menjadi sangat garang dengan penuh kebingungan.
"Zhia kenapa berubah jadi singa betina seperti ini ya? Apa ibu hamil semua seperti ini?" batin Rayyan terus saja menatap Zhia dengan penuh kebingungan.
"Satu lagi! Kamu harus membuang parfum itu sekarang juga. Aku mau mandi dulu! Jika nanti aku masih mencium bau busuk itu lagi maka, jangan salahkan aku jika kamu tidak akan dapat jatah malam selama sebulan" ancam Zhia kembali sambil membulatkan matanya.
"Tidak dapat jatah malam selama sebulan? Tidak! Aku bisa gila kalau seperti itu. Aku akan membuangnya sekarang juga" ucap Rayyan langsung saja panik lalu berlari ke luar kamar mandi untuk membuang parfum kesayangannya.
Rayyan juga menyemprotkan pewangi ruangan ke seluruh kamar mereka agar bau parfumnya menghilang dari sana. Tidak lupa Rayyang juga membawa pakaiannya yang sudah terkena parfumnya ke luar makar dan menyuruh pelayan untuk segera mencucinya.
"Sial! Di tubuhku juga masih tercium bau parfum sialan itu. Aku harus segera mandi" ucap Rayyan panik lalu pergi ke kamar tamu dan memakai kamar mandi di sana untuk mandi.
Rayyan langsung saja membersihkan tubuhnya dengan menghabiskan satu botol sabun. Dia tidak mau Zhia akan mencium bau parfum itu lagi di dalam tubuhnya. Dari sikap Rayyan kita jadi tau sesukses dan segarang apapun seorang pria. Hal yang paling dia takuti hanya ada dua yaitu ketika istrinya memilih untuk diam dan yang kedua tidak dapat jatah malam.
Bersambung....