Area 21+
Anak di bawah umur dilarang mendekat.
Tentang Bianca yang memendam perasaan cinta terhadap Alexander Valentino sahabat kakaknya. Ia rela dijadikan partner di atas ranjang bagi pria itu meski ia tau hati Alex begitu kuat berpaut pada kekasih yang sangat dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
"Dingin" Rengek Bianca dengan nada manja pada Alex. Mereka sedang berada di pinggir kali untuk membersihkan diri. Namun Bianca masih mengantri sambil menonton teman-teman nya yang mulai menyelam ke dalam kali kecil yang begitu jernih.
"Kamu nggak usah mandi aja bi kalo dingin" Ucap Alex.
"Nggak enak lah bang, masa nggak mandi. Nanti Bian malah kegerahan" Hari ini kegiatan mereka adalah trekking ke bukit di area perkemahan dan itu pasti akan membuatnya bermandikan keringat. Mengingat berjalan sekitar kompleks dengan jalan datar dan bagus saja ia selalu dibanjiri keringat apalagi jika berjalan dengan medan yang sulit.
"Abang minta sama panitia buat memasak air untuk kamu mandi ya?" Usul Alex kemudian.
"Bang apaan sich, emang Bian anak presiden yang bisa mendapatkan perlakuan istimewa seperti itu" Bianca memutar matanya malas, pria itu maupun Brian sering sekali berlebihan dalam memperlakukan nya.
"Ya dari pada kamu kedinginan" Ucap Alex sambil terkekeh. Perhatian pria itu teralihkan saat ponselnya berbunyi, Ia melihat nama Salsa terpampang pada layar.
"Abang angkat telfon sebentar" pamitnya pada Bianca dengan wajah yang terlihat salah tingkah. Bianca mengangguk dengan senyuman, bermaksud agar Alex tak perlu merasa tak enak hati padanya. Bianca yakin Salsa yang sedang menelfon pria itu.
Alex menjauh dan mengangkat telfon nya, ia terlihat bercakap dengan seseorang, senyum bahagia tersungging di bibirnya, Bianca tersenyum getir melihat pemandangan itu.
'Tak seharusnya kamu marah Bi, karena kamu bukan siapa-siapa' Bisik hatinya, meminta nya untuk sedikit tau diri akan posisinya. Meski ia telah memiliki tubuh Alex tak menandakan bahwa ia juga memiliki hatinya.
"Hai selamat pagi cantik"
Bianca tersenyum ke arah Andre yang menghampirinya.
"Pagi kak" Balas gadis itu
"Kok belum mandi?" Tanya Andre yang terlihat segar dan semakin tampan dengan rambutnya yang basah.
"Lagi antri, lagian udara nya dingin kak" Ucap Bianca sambil terkekeh, bibirnya memang terlihat membiru menahan hawa dingin khas perbukitan.
"Nggak usah mandi aja bi, cuci muka sama kaki dan tangan aja" Usul Andre yang tak jauh berbeda dengan yang Alex usulkan sebelumnya
"Masa nggak mandi kak, nanti kan mau trekking Bian pasti kegerahan banget kalo nggak mandi." jawab Bianca.
"Dari pada mati kedinginan bi, kakak lihat bibir kamu sampe membiru begitu. Nggak tega lihatnya" Ucap Andre, pria itu terkekeh melihat Bianca memanyunkan bibir saat mendengar ucapan nya.
"Masa mandi aja bisa mati, nggak sampai kayak gitu juga kali kak. Atau kakak doain Bian mati ya?" Nada suara Bianca terdengar manja.
"Enggaklah, masa kakak doain kamu mati. Sama aja itu ngehancurin diri kakak" Jawab Andre dengan tatapan yang berubah serius pada Bianca. Gadis itu tersenyum salah tingkah dipandangi demikian intens oleh Andre.
"Bi, uda mulai sepi. Bukan nya langsung mandi malah asik pacaran" Ucap Alex yang entah sejak kapan berada di dekat Andre dan Bianca.
"Kita cuma ngobrol biasa bang, bukan pacaran" Bianca menatap sewot pada Alex yang terlihat kesal padanya.
"Itu saling tatap-tatapan dengan wajah malu-malu apa namanya kalau bukan pacaran" Ketus Alex.
"Apaan sih bang, suka tiba-tiba nggak jelas" Gerutu Bian, ia segera berdiri dan berjalan menuju kali, tak peduli meski Alex terus memanggilnya.
"Kamu duluan aja, nggak usah nungguin Bian" Ucap Alex pada Andre dengan wajah yang tak bersahabat.
"Iya bang, duluan ya" Andre mengangguk lalu berlalu, ia mencoba bersikap hormat dan sopan pada Alex yang ia tahu sebagai abang nya Bianca meski pria itu selalu bersikap tak ramah pada nya.
Alex melihat ke sekeliling, semua teman-teman Bianca sudah selesai membersihkan diri dan satu persatu mulai meninggalkan kali tersebut.
Setelah menunggu beberapa saat sudah tidak ada lagi siapa-siapa di tempat itu selain Bianca yang dengan ragu mulai masuk ke dalam air dan juga Alex yang segera melepaskan bajunya menyisah kan celana pendeknya.
Byur!
Alex menceburkan diri ke dalam kali itu dan berenang ke arah Bianca tanpa gadis itu sadari.
"Aww.. abang ih ngagetin Bian aja" Teriak Bian saat tiba-tiba Alex memeluk dirinya dari belakang. Pria itu terkekeh, ekspresi terkejut Bianca sungguh menggemaskan.
"Bermain di kali kayaknya seru bi" Bisik Alex kemudian mendaratkan kecupan pada Bianca yang membuat tubuh gadis itu meremang. Sejak tadi hasrat Alex mulai bangkit ketika melihat Bianca hanya memakai celana pendek dan tanktop. Rambutnya yang dicepol membuat leher jenjang gadis itu terekspos sempurna.
"Jangan gila bang, nanti gimana kalau ada yang lihat" Bianca mulai khawatir Alex tak bisa menahan keinginan nya seperti kejadian di mobil kemaren. Nyatanya Alex tetap memaksa nya meski ia terus menolak. Tubuh Bianca semakin bergetar saat Alex membalik tubuh Bian agar menghadap padanya.
"Nggak ada siapa-siapa di sini sayang, kita nggak boleh menyia-nyiakan kesempatan. Ini akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan" bisik Alex lagi, matanya berkabut menandakan pria itu telah dikuasai gairah.
"Bang please jangan gila" lalu suara Bian teredam karena Alex sudah membungkam bibirnya. Kehangatan langsung menjalar ke tubuh gadis itu meski keduanya sedang berada di dalam air saat merasakan sentuhan Alex, seperti yang Bianca takutkan ia selalu dibuat tak berdaya tiap kali Alex mulai melancarkan aksinya.
Ia tak akan mampu menolak, bibirnya hanya bisa mengeluarkan suara tertahan untuk merespon sentuhan yang membuat seluruh tubuhnya meremang. Alex kemudian menggendong Bianca dari depan, gadis itu melingkarkan kaki dan tangan nya pada Alex. Pria itu membawa Bianca berjalan menuju sebuah batu besar yang ada di pinggir kali tanpa melepaskan pertautan bibir keduanya, setibanya di sana Alex menurunkan Bianca.
"Kita coba gaya baru ya bi, mau ya?" Bisik Alex begitu dekat dengan telinga Bianca. Gadis itu hanya bisa pasrah. Tanpa menunggu lagi Alex langsung melakukan penyatuan hingga membuat Keduanya mende**h secara bersamaan.
"Ini luar biasa sayang" Alex mengeram, Di balik batu besar dengan keindahan perbukitan yang sedang berselimut kabut, keduanya bergelut berusaha saling memberikan kenikmatan satu sama lain.
Kaki Bianca bergetar, hampir tak mampu menopang tubuhnya yang tengah terombang ambing. Bibirnya tak henti meleng*h tubuh nya terbakar gairah. Alex dan Bianca tak mempedulikan apapun saat ini, mereka hanya ingin segera mendapatkan pelepasan yang sempurna pada sesi percintaan yang luar biasa pagi ini.
"Bian uda nggak kuat bang" keluh gadis itu saat merasakan sesuatu yang mendesak di dalam tubuhnya.
"Lepaskan Bi, jangan ditahan Abang juga akan segera sampai" pekikan Bianca pun pecah bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar menikmati gulungan kenikmatan yang mendera dirinya.
🍁🍁🍁