"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!" tekad seorang wanita bernama Arabelle Weister.
Bagaimana tidak karena sang suami tercinta ternyata sudah berselingkuh di belakangnya. Diapun menyewa seorang pria untuk membalaskan dendamnya, tetapi siapa sangka ternyata pria itu membawanya pada sebuah kebenaran dan cinta yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
"Tapi, bagaimana kalau Ayah marah padaku?"
"Daddy tidak mungkin memarahimu, Elle."
"Apa kau tahu? Daddy sangat bersikeras menjodohkan kalian jadi dia tidak mungkin membiarkan aku menggagalkannnya begitu saja."
"Ck, kalau begitu lakukan di belakang Daddy!"
"Tapi.."
"Aku berjanji akan mengabulkan satu permintaanmu jika perjodohan ini gagal."
Elle sepertinya mulai tertarik, "Wah, benarkah?"
Pria itu mengusak rambut gadis kecilnya dengan gemas, "Tentu saja, kapan aku berbohong padamu?"
Dengan malas Ellard berjalan masuk meninggalkan Elle yang diam mematung di tempatnya, dia sedang menormalkan irama jantungnya.
"Stop it please, Elle. Ini tidak benar!" lirihnya.
Kemudian dia berlari untuk menyusul langkah besar Ellard. Dan benar saja di dalam sana sudah ada Tuan dan Nyonya Lunoxs beserta dengan putri kebanggaannya, Queen Jasmine Lunoxs.
"El, duduklah!" pinta Arion.
"Aku akan membersihkan diri dulu." tolak Ellard dengan halus.
"Ah, benar. Baiklah jangan membuat kami menunggu lama, El."
Ellard hanya menjawab dengan deheman, gerak-gerik pria itu tak luput dari tatapan wanita yang digadang-gadang akan menjadi calon istrinya.
"Ellard terlihat lelah sekali." Jasmine berpendapat.
"Suatu hari nanti, kau harus bisa menghilangkan rasa lelah suamimu." sahut Nyonya Lunoxs.
Dua puluh menit berlalu, Ellard menyusul Arion dan Elle yang sudah duduk di meja makan bersama dengan keluarga calon istrinya.
"Maaf menunggu lama." meskipun tidak suka, Ellard tetap menjaga sopan santunnya.
"Tidak apa-apa El." sahut Tuan Lunoxs dengan tersenyum.
Setelah Ellard duduk, Arion langsung mempersilahkan semua orang untuk makan. Disaat Elle mengambil banyak makanan, berbeda dengan Jasmine yang terlihat pilih-pilih.
Elle pun mengambil kesempatan itu untuk membuat calon kakak iparnya menjadi tidak nyaman, "Kak Jasmine, kenapa makanannya sedikit? Masakan koki disini sangat lezat, kakak akan rugi jika tidak mencicipinya. Lagipula kakak harus menjaga kesehatan, bukankah acara pertunangannya tinggal menghitung hari?" isengnya dengan memasukan beberapa makanan ke dalam piring Jasmine.
Ellard memperhatikan tingkah Elle, dia tidak menyangka ternyata adiknya itu cukup bisa diandalkan.
Jasmine menatap semua orang yang berada di meja makan tetapi tidak ada satu orangpun yang dapat membantunya, mereka menganggap sikap Elle itu sangatlah wajar.
"Benar Jasmine, kau harus mencicipi masakan koki kami." ujar Arion.
Mau tidak mau Jasmine pun harus memakan semua makanan yang sudah ada di dalam piringnya. Padahal dia sedang dalam masa diet, jika saja bukan Elle pelakunya maka Jasmine akan memarahinya.
Selesai makan malam, Arion benar-benar membahas rencana pertunangan putranya. Orang tua dari kedua belah pihak terlihat begitu antusias.
Sementara Ellard hanya diam menyimak tanpa ingin membantah. Karena percuma saja, yang ada dia akan kembali dihukum. Dan itu akan semakin mempersulitnya.
...---...
Sementara di belahan dunia lainnya.
Terlihat seorang wanita yang baru saja selesai dari kelas hamil yang selama dua minggu terakhir ini diikutinya. Wanita itu hanya bisa diam disaat melihat ibu hamil lain yang diantar dan dijemput oleh suaminya.
Ada sedikit rasa iri di dalam hatinya, tetapi apalah daya dia hanya bisa menerima garisan takdir yang ternyata tidak sesuai dengan keinginan.
Tok tok
Saat sibuk melamun tiba-tiba saja kaca mobilnya diketuk dari luar, setelah melihat siapa pelakunya dia langsung membukanya.
"Ara, kau belum pulang?" tanya seorang wanita muda dengan usia kehamilan yang hampir sama dengannya.
"Aku baru saja akan pulang." sahut Arabelle.
"Maaf sebelumnya, apa boleh aku menumpang mobilmu? Suamiku ada rapat mendadak."
"Tentu saja boleh, bukankah tempat tinggal kita searah?"
"Maaf merepotkan."
"Tidak perlu sungkan. Ayo!"