NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten, mafia berdarah dingin itu tak pernah menyangka dirinya di vonis impoten oleh dokter. Meski demkian Daniel tidak berputus asa, setiap hari ia selalu menyuruh orang mencari gadis per@wan agar bisa memancing perkututnya yang telah mati. Hingga pada suatu malam, usahanya membuahkan hasil. Seorang gadis manis berlesung pipi berhasil membangunkan p3rkurutnya. Namun karna sikap tempramental dan arogannya membuat si gadis katakutan dan memutuskan melarikan diri. Setelah 4 tahun berlalu, Daniel kembali bertemu gadis itu. Tapi siapa sangka, gadis itu telah memiliki tiga anak yang lucu-lucu dan pemberani seperti dirinya.
____


"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" Azkia

"Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." Azam

"Talau olang dahatnya atang agi. Tami atan ucil meleka." Azura.

_____

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Om, Unda atit

"Unda, Pipi!" teriak anak-anak ketika melihat Udin dan Ayang berjalan ke arah mereka yang sedari tadi telah menunggu di dalam mobil bersama Daniel.

"Ayo asuk Unda, Omnya ngak dahat agi kok," ajak Azkia yang begitu bersemangat ingin pergi berlibur. Gadis manis itu berdiri di ambang pintu mobil yang sudah terbuka.

Kabin mobil itu cukup besar. Daniel sengaja menggunakan mobil itu untuk membawa mereka ke bandara pribadi miliknya. Ia sendiri duduk di pojok kanan, tepat di belakang bangku kemudi. Sementara Azam dan Azura duduk di belakangnya.

"Ayo Ay," ajak Udin yang hendak masuk kedalam mobil.

"Kau duduk di depan saja!" seru Daniel pada Udin. Ia berharap Ayang lah yang duduk di sebelahnya.

Mendengar suara bariton Daniel, Azkia yang berdiri di samping pintu, lansung melotot kan mata. "Om kan cudah janji ngak malah-malah lagi!" tegur gadis berlesung pipi itu.

Udin tersenyum senang, ia tetap masuk dan duduk di sebelah Daniel dan memangku Azkia. Sengaja melakukan itu karna ingin menguji kesabaran Daniel.

Dada Daniel naik turun dengan ritme tak menentu. Rahangnya juga mengeras menahan emosi dan rasa jijiknya berdekatan duduk dengan pria gemulai itu. Namun, ia harus menahan semua itu karna tak ingin anak-anak takut padanya.

"Unda, ayo macuk."

Ayang pun terpaksa masuk dan duduk di bangku yang ada di belakang Udin, bersebelahan dengan Azam dan Azura.

.

.

.

Menjelang sore, mereka telah tiba di depan sebuah resort yang ada di Bali. Anak-anak lansung turun dari mobil dan berlarian masuk ke loby resort. Udin ikut turun mengejar mereka.

Sementara Ayang, masih duduk di bangku belakang, wajahnya terlihat pucat. Sejak dalam pesawat tadi, ia muntah-muntah-- mabuk perjalanan, di tambah masuk angin karna pagi tadi tidak sarapan.

Daniel mendekat, bermaksud ingin membantu Ayang turun. Namun, Ayang menepiskan tangan pria itu. Matanya juga melotot menatap Daniel.

"Aku hanya ingin membantu," ucap Daniel santai.

Lagi-lagi Ayang menepiskan tangan pria itu yang akan menyentuhnya.

Daniel melepaskan nafas halus, lalu turun dari mobil. Setelah berada di luar, Daniel kembali mendongakkan kepala ke dalam mobil. "Cepat turun!" Suaranya tegas dan jelas. Ciri khas itu memang susah diubahnya. Dari dulu pembawaannya memang tegas dan dingin. Baru sekarang belajar bicara lembut, tapi akan kembali seperti semula kalau lupa.

Ayang bangkit juga dari duduk, lalu keluar dari dalam mobil.

Setelah sopir menurunkan barang bawaan mereka mobil pun terus melaju.

Daniel masih berdiri memperhatikan Ayang yang sedang memijat pelipis.

Ayang mengedarkan pandangan mencari keberadaan Udin dan anak-anaknya.

"Masuklah, mereka ada di dalam."

Ayang hanya menggerakkan bola mata melihat pria yang berdiri disampingnya. Kemudian ia melangkah dengan keadaan kepala yang masih pusing.

"Heih." Daniel melepaskan keluhan sebelum membuka langkah mengekori Ayang sambil menyeret koper kecil yang berisi pakaian dan perlengkapan anak-anak.

"Daniel!"

Seorang wanita paruh baya menghampirinya.

"Aunty kira siapa tadi? Kenapa tidak memberitahukan Aunty dulu kalau mau kesini?" ucap wanita paruh baya yang telah berada di dekat Daniel.

Daniel tak menjawab, matanya hanya terfokus memperhatikan Ayang di depan.

Wanita paruh baya itu juga turut memperhatikan arah pandangan Daniel.

"Siapa dia, Nail?" Wanita paruh baya itu kembali bertanya.

Daniel mendengus pada wanita paruh baya itu.

"Ya sudahlah, ayo masuk." Wanita itu meraih tas yang ada di tangan Daniel dan berjalan beriringan masuk ke loby resort.

Tiba-tiba Daniel berlari cepat ke depan, saat melihat Ayang menggapai tiang besar untuk menopang tubuhnya. Ia lansung memapah tubuh Ayang dan melingkarkan satu tangan bunda si kembar ke pundaknya.

Ayang berontak, meminta di lepaskan. Sorot matanya masih sama, ada api kebencian yang teramat besar di sana.

"Diam lah! Atau kugendong kau masuk ke dalam!"

Mendengar ancaman Daniel, Ayang hanya bisa pasrah berjalan di papah pria itu.

"Unda, Unda, Unda kenalpa?" Azam berlari mendekati Ayang yang masih dipapah Daniel. Sementara Azkia dan Azura masih sibuk memberi makan ikan Koi yang berada di loby.

Daniel menoleh pada Ayang, "Bunda hanya pusing saja," ucap Daniel pada Azam.

"Unda atit ya, Om?" tanya Azam.

"Tidak, Bunda hanya pusing. Mungkin kelelahan setelah muntah-muntah dalam pesawat tadi."

"Ajam ngak ucing naik awat."

Daniel tersenyum sembari mengusap kepala bocah itu. "Good boy."

"Nail, ayo bawa dia masuk kekamar. Nanti Aunty panggil dokter," ucap wanita paruh baya tadi.

Daniel mengangguk, lalu berjalan mengikuti wanita paruh itu.

"Om, awu bawa Unda kemalna?"

Daniel menoleh pada Azam. "Aku mau bawa kekamar. Apa kamu mau ikut?"

Azam menoleh ke arah Udin dan dua saudaranya yang masih asyik memberi makan ikan.

"Sebental ya Om. Ajam anggil Pipi duyu."

Daniel mengangguk.

Tidak lama Azam kembali lagi bersama Udin, Azkia dan Azura.

"Unda kenalpa?" Azkia dan Azura berlari mendekati Ayang.

"Unda ucing, naik awat. Ajam ngak ada ucing" Azam yang menjawab.

"Aduh, Aya! Pasti pagi tadi kamu gak sarapan kan?" Udin tampak cemas.

"Aku akan membawanya ke kamar."

Lalu, Daniel mulai berjalan memapah Ayang.

.

.

.

Wanita paruh baya tadi membawa Daniel ke salah satu bangunan yang ada di resort. Bangunan itu berada tidak jauh dari tepi pantai, memiliki dua lantai serta dua kamar tidur, lengkap dengan kolam renang minimalis.

Daniel membawa Ayang ke kamar yang ada di lantai dasar. Setelah membantu Ayang berbaring di atas ranjang, ia meminta pada wanita paruh baya yang mengantarnya agar menyuruh pelayan membawakan makanan.

Wanita paruh baya itu segera keluar kamar. Daniel pun menarik tangan Udin berjalan keluar kamar. Ia membiarkan Ayang dan anak-anak beristirahat.

"Kau pergilah ke loby, buka kamar sendiri!" ucap Daniel setelah berada di luar.

Wajah Udin berubah cemberut. "Kamu sendiri tidur dimana?" tanya Udin ketus.

"Bukan urusan kau!" dengus Daniel.

"Jangan bilang kamu mau tidur di sini?"

"Apa kau tuli? Bukan urusan kau!" tegas Daniel.

"Aku gak tuli, cuma gak mungkin lah kamu tidur disini. Ayang pasti gak nyaman dengan keberadaanmu."

"Aku tau apa yang harus kulakukan. Jadi kau tak perlu mengajariku."

"Aku bukan mengajarimu. Tapi sebelum berangkat tadi, Ayang memintaku menyampaikan agar kamu jangan dekat-dekat dengan dia."

Daniel menatap tajam pria gemulai di depannya.

"Kenapa marahnya sama aku? Aku hanya menyampaikan apa yang diminta Ayang saja."

"Kau pergilah sekarang! Atau kulempar kau ke laut!"

"Aku mau pergi kemana? Menginap di sini pasti mahal. Kamu yang mengajakku, harusnya kamu juga yang membayar!" rengek Udin sembari menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.

Daniel bergidik geli melihat tingkah pria gemulai itu. "Kau pergi saja ke loby. Katakan aku yang menyuruh membuka kamar satu lagi!"

"Hmm, baiklah. Awas kalau kamu buat anak-anakku menangis!"

Rahang Daniel mengeras menatap punggung pria gemulai itu yang semakin menjauh.

"Berani sekali makhluk jadi-jadian itu mengancamku?"

.

.

.

Tak lama berselang, seorang petugas resorts datang membawa troli makanan. Daniel menyuruh petugas itu menghidangkan semua makanan yang di bawa diatas meja. Kemudian, ia masuk ke dalam kamar tempat Ayang dan anak-anaknya berada.

Beberapa kali Daniel berdehem sebelum bicara."Di luar sudah ada makanan, makanlah dulu," ucapnya kaku dan dingin. Pria itu memang tidak bisa bicara lembut apalagi santai.

Ayang diam saja, melihat pria yang bicara itu pun ia enggan.

Azkia mendekati Daniel. "Om, Pipi mana? Unda atit. Alau Unda atit, biacanya Pipi yang cuappin Unda."

Daniel kembali berdehem melegakan tenggorokannya. "Kalau begitu biar aku menyuapkan Bunda kalian."

Ayang tersentak mendengar kata-kata yang diucapkan Daniel barusan.

1
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Iqlima Al Jazira
crazy up donk thor
Sasa Sasa: Oke kak, di usahakan
total 1 replies
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Sasa Sasa: Oke kak, di usahakan ya?
total 1 replies
Mazree Gati
tendang aja kontolnya danil biar impoten beneran anjing
Sasa Sasa: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Sumiyati oo
ihhh si daniel bukanya baik baikin trio cedal dan si udin malah berulah

yg ada ayang tambah stres dan membenci danil
lanjut kak/Drool/
Iqlima Al Jazira
jangan terlalu sadis thor.
hadirkan kebahagiaan untuk ayang
Sasa Sasa: Tenang aja kak, nanti si tuan imootennya kita bikin mengemis simpati pada Ayang.
total 1 replies
Sweet Girl
Dani kah...?
Sweet Girl
Menyusu badan, maksudnya nyusu ASi ya Tor...???
sudah 3 THN kok masih asih Tor...?
Sasa Sasa: Hooh kak
total 1 replies
Sweet Girl
Pasti Bu Hajjah Rodiah yg sudah menghapus.
Sweet Girl
Hebat aeeee si Udin...
Sweet Girl
Istri Pak Bambang maksudnya Bu Parida ...
Sweet Girl
Apa yaaa🤔kira kira idenya Bu Hajjah Rodiah...?
Sweet Girl
Maksudnya gimana Bu Hajjah Rodiah...?
Ayahnya Ayang ada sangkut sama si Daniel?
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru
Iqlima Al Jazira
akhirnya trio cadel muncul.
vote untuk mu thor
Sasa Sasa: Makasih kak🥰
total 1 replies
baca is my me time
kasian si biskuit regal
Sasa Sasa
lah , kok Batak?
Sweet Girl
Hamil nie si Ayang embeb.
Sweet Girl
bener orang Batak nie.... Daniel...
Sasa Sasa: kok Batak?
total 1 replies
Sweet Girl
Gara gara Elu juga kali Dan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!