Dara Svaroski adalah seorang wanita yang terbunuh dalam sebuah konspirasi kecelakan yang di dalangi sang suami dan ibu tiri nya.
Dara terbangun dan mendapati dirinya kembali di kehidupan sepuluh tahun silam.
Apakah ini adalah kesempatan kedua bagi Dara untuk memperbaiki takdir kejam dari kehidupan sebelumnya ?
"Banyak musuh yang harus aku singkirkan, demi menyelamatkan nyawa orang yang paling aku sayangi.." -Dara-
Akankah Dara berhasil membalas dendam terhadap para penjahat yang berkedok orang terkasih ?
Lalu , bagaimana jika dalam perjalanan balas dendam itu Dara bertemu seorang pria yang mencintainya penuh kelembutan ? akan kah pria itu mampu menghentikan tekadnya ?
Mari simak kisah Dara dan perjalanan asmaranya dalam mengubah takdir~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 ANAK TIDAK TAHU DIRI
Kediaman Svaroski..
PLAKK !!
Suara keras telapak tangan Walter yang menampar pipi kanan Dara hingga membekas kemerahan membuat Dara meringis kesakitan.
"Kenapa ayah menamparku ? Apa salahku ?" tanya Dara lirih menahan rasa panas di kulit pipinya.
Sambutan selamat datang yang sangat mengejutkan~
"Tidak begini yang ayah harapkan darimu Dara !! Ayah membiayai sekolahmu hingga kuliah agar kamu bisa berkembang dan siap untuk meneruskan bisnis keluarga kita, tapi apa faktanya ?? Kamu malah menjajakan diri sebagai simpanan pria yang lebih pantas menjadi pamanmu !! AYAH KECEWA PADAMU !!"
Suara Walter bernada tinggi dengan nafas naik turun menahan amarah. Dara sendiri hanya terdiam, sungguh terasa begitu pilu diperlakukan seperti ini oleh orang yang dia sayangi.
"Itu tidak benar, Ayah. Dara tidak pernah menjadi simpanan siapapun, Dara masih tetap putri kecil ayah yang masih suci. Hiks~"
Suara Dara bergetar menahan tangis. Entah apa yang ada di dalam pikiran sang ayah hingga tega mengucapkan hal kejam seperti itu.
Simpanan om om ??
"Ayah sudah melihat bukti kamu berkencan dengan om om. Bukannya belajar justru menjual diri. POKOKNYA AYAH KECEWA !"
Walter merasakan sesak di dada saat harus menerima kenyataan jika putri kecilnya kini sulit di atur. Beberapa hari yang lalu Dara kabur dari rumah tanpa alasan , dan ternyata dia malah asik menjadi simpanan.
"Itu tidak benar ayah. Lihat Dara , apakah ayah melihat kebohongan di mata Dara ?!"
Dara memberanikan diri menatap sang ayah lekat, Walter pun membalas tatapan sang putri lalu saat keduanya sama sama larut dalam pencarian masing masing, tiba tiba..
"Sudah aku bilang sayang, Dara sudah berubah. Dia pandai menyembunyikan kesalahan nya. Duduklah dan tenangkan dirimu sayang, aku bawakan teh hangat.."
Megan tiba tiba muncul sambil membawakan secangkir teh hangat untuk Walter.
Dengan bujukan dari Megan kini Walter mengalihkan perhatian dan menerima secangkir berisi teh buatan sang istri.
"Terima kasih istriku, kamu memang selalu mengerti apa yang aku butuhkan saat ini." Walter mengangkat cangkir berisi teh hangat dan hampir saja bibir cangkir itu menempel di mulutnya , namun..
"Jangan diminum , itu racun !!" sontak Dara menepis cangkir hingga terjatuh ke lantai dan
Pyarr~ serpihan cangkir berbahan keramik berserakan dan Walter pun terkejut.
"DARAA !!" bentak Walter .
"Minuman itu beracun, Dara hanya ingin ayah tidak meminumnya !" kata Dara tegas.
Di kehidupan sebelumnya, Dara sudah berhasil melacak sumber racun jangka panjang yang membuat sang ayah meregang nyawa.
Racun dosis rendah yang berasal dari tanaman khusus yang dilarang untuk diperjual belikan. Dara yakin Megan menyembunyikan Kebun beracun disuatu tempat di dalam rumah , sayangnya Dara belum berhasil menemukan letak ruangan rahasia Megan.
"Apa kamu pikir aku sejahat itu ingin meracuni suamiku sendiri ?!! Keterlaluan sekali kamu Dara, tega menuduh ibumu sendiri. Sayang... Hiks..." Megan menangis memelas iba dan Walter tentu saja bereaksi sesuai yang Megan harapkan.
Aku sudah berhasil mencuci otak si tua bangka ini agar hanya percaya pada ucapanku, aku sudah berhasil merusak citra anak baik yang melekat pada Dara dan si tua bangka ini pasti akan semakin membenci putrinya sendiri, good job Megan, hahahahaa...
"Kamu memang wanita ular yang jahat !! Aku bersumpah akan menghukummu !!" kecam Dara.
PLAAKK !!!
Kali ini suara tamparan terdengar lebih keras dari yang pertama.
"Dasar anak tidak tahu diri, MASUK KE KAMAR DAN RENUNGKAN KESALAHAN MU DARA !!" bentak Walter tidak suka.
Kemudian Walter lebih memilih masuk kembali ke dalam kamar diikuti oleh Megan. Namun sebelum itu,
"Bereskan kekacauan yang sudah kamu buat sebelum merenungi kesalahanmu !" perintah Megan tegas kepada Dara yang berdiri diam membeku menahan tangis.
Dara tidak merespon ucapan Megan, justru kedua netra Dara menatap tajam seakan menghunus ke dalam diri Megan.
"Loser~ " ucap Megan tanpa suara disertai senyum manis layaknya iblis betina.
Cih~ sial sekali.
Dara melengos menatap ke arah lain, sial sekali.
Setelah Walter dan Megan masuk ke dalam kamar mereka, suasana rumah menjadi sunyi, hanya ada Dara yang menatap nanar di sekitar ruangan yang dahulunya terasa begitu hangat dan nyaman.
Sebelum sang ayah menikah , Dara begitu nyaman dan bahagia tinggal dirumah ini.
Kini semua berbeda, Dara hanya merasakan sesak kala mengingat setiap perlakuan ibu tirinya.
Sekarang rumah ini hanya Neraka bagiku~
"Kehadiranmu tidak dibutuhkan lagi, kalau aku jadi kamu lebih baik aku pergi dan gak usah kembali ke rumah ini. Hahahaa~" suara Jerome yang tiba tiba muncul dan membuyarkan lamunan Dara.
"Cih~ "
Dara menatap sinis kepada Jerome, adik tiri yang selisih 5 tahun darinya ini memang keterlaluan. Dari kecil hingga sekarang selalu berbuat jahat padanya.
Tidak sekalipun Jerome menganggap Dara adalah kakaknya, Dara hanya dianggap pembantu . Ya , hanya pembantu dirumah sendiri.
Jerome yang baru saja pulang terus melangkah melewati Dara yang sejak tadi berdiri di dekat pintu. Penampilan Jerome memang layak seperti putra konglomerat yang glamour, padahal dia belum lulus senior high school.
"Kehidupan kami jauh lebih bahagia saat tidak ada kamu di rumah ini, bi**tch ! Hahahaa~" Jerome terus mengejek Dara, sengaja mengolok olok karena tahu jika kakak nya tidak mungkin Membalas.
Ya, didikan Megan sejak Dara kecil salah satunya adalah tidak boleh membalas Jerome. Apapun yang dilakukan sang adik padanya, Dara di larang membalas dengan alasan, Seorang kakak yang baik harus mau mengalah dengan adik.
"Fu**ck You !!" umpat Dara tanpa suara sambil menga cung kan jari tengah ke arah Jerome.
Tanpa memperdulikan reaksi sang adik Dara memilih untuk balik kanan dan meninggalkan ruangan.
Dara tidak masuk ke dalam kamar seperti yang diperintahkan sang ayah. Dia memilih untuk meninggalkan rumah.
Jika aku dirumah ini maka hanya akan membuat Megan semakin bersikap buruk padaku. Tidak, aku harus pergi dari sini. Aku harus mencari bantuan untuk mengumpulkan bukti kejahatan Megan .
Dara melangkahkan kaki keluar dari rumah, setelah sebelumnya membawa sedikit sisa cairan teh yang tercecer di lantai. Dara berencana untuk melakukan uji lab untuk memastikan dugaan nya selama ini adalah benar.
"Di dalam teh pasti tercampur racun, aku yakin."gumam Dara sembari menepuk saku celana tempat barang bukti dia simpan.
Saat Dara sedang berjalan keluar dari gang, tiba tiba saja muncul beberapa preman bertubuh tegap dengan otot besar yang mencuat dan berhias tato menyeramkan.
"Mau kemana cantik ? Hahaha..." goda salah satu preman.
Kelompok preman mengepung Dara lalu memojokkan sampai masuk ke dalam lorong sebuah gang yang sepi.
"Lepaskan aku !! Apa yang kalian inginkan huhh ??!!" Dara terus berontak meski pada kedua sisi tubuhnya dicekal oleh preman.
"Ayolah manis, temani kami bersenang senang sebentar saja . Hahaha~" ucap salah seorang yang tampaknya adalah ketua nya.
"Cuih~ jangan bermimpi bisa menyentuhku !! Dasar kalian manusia rendahan !!" Dara semakin kuat memberontak namun sayangnya..