tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah menyakitkan
Aku update dua bab ya mentemen
Setelah keluar dari kelas, Alena langsung berjalan ke arah tempat pembuangan sampah, kemudian dia merobek kertas usg di tangannya, Ketika merobek kertas itu, tatapan Alena penuh dengan kebencian, tatapan marah sangat terlihat dari wajah Alena.
Dan setelahnya Alena pun langsung keluar dari kampus dan berjalan kearah cafenya, dia memutuskan untuk membantu para karyawannya, kondisi Alena sekarang tentu tidak baik-baik saja, seperti biasa Alena merasakan tidak berdaya Ketika bertemu dengan sumber lukanya, tapi sekarang Alena sedang menantang dirinya sendiri agar bisa bangkit demi melawan traumanya.
***
Tubuh Darius masih terdiam di tempat, entah kenapa Darius merasakan perasaan yang aneh setelah melihat kertas usg itu, ya Darius tau bahwa sedari dulu Alena sangat menyukai kucing, tapi naasnya Darius tidak tau perbedaan kertas usg manusia dan juga kertas usg kucing.
‘’Ah mungkin hanya perasaanku saja, itu pasti benar kertas usg kucing.’’
Dalam otak Darius, lelaki itu, percaya denga apa yang di katakana Alena, bahwa itu hasil usg kucing, tapi hatinya seolah menolak ucapan Alena. Lagian, apa yang harus Darius cemaskan jelas-jelas saat itu dia sudah memberikan obat pil kb darurat, jadi tidak mungkin Alena mengandung lalu keguguran.
**
Alena menghentikan mobilnya di sisi Ketika melihat seorang gadis kecil sedang menunggu di trotoar, dan ternyata yang di lihat Alena adalah Noula, rupanya gadis kecil itu sedang menunggu ibunya yang sedang membeli sesuatu.
Alena menatap wajah Noula dalam-dalam, hingga tanpa sadar bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Wanita itu.
‘’Biel, seandainya kau mampu bertahan, mungkin kau seumuran anak itu sekarang.’’ Alena bergumam pelan, dia berusaha mengatur nafasnya kala kenangan Ketika dia memeluk putranya yang sudah terbujur kaku menubruk otaknya. Dengan cepat, Alena menghapus air matanya kemudian dia langsung Kembali menyalakan dan menjalankan mobilnya.
Satu tahun kemudian.
‘’Ken aku sedang malas mengemudi, bisakah kau menjemputku.’’ Tulis Alena dalam pesannya, hingga tak lama pesannya centang dua pertanda Ken sudah membaca pesannya.
‘’Hmm, tunggu sebentar, aku akan menjemputmu.’’
Setelah mendapatkan jawaban dari Ken, Alena menyimpan ponselnya kebawah, kemudian Wanita itu menatap ke samping, melihat pemandangan luar lewat jendela, suasana restoran milik Alena sanga ramai, tapi Alena tetap merasa sepi.
Ini sudah satu tahun Alena Kembali pada keluarganya, jika di tanya bagaimana perasaan Alena, tentu saja perasaan dan kondisi Alena masih sama seperti saat dia Kembali ke negeri ini, di depan keluarganya Alena selalu berpura-pura menjadi Alena yang dulu, tapi ketika di belakang keluarganya Alena selalu murung, di saat-saat tentu Alena tetap sama seperti dulu, terkadang menangis seharian.
Sampai sekarang, perasaan Alena tetap sama, hatinya selalu meronta-ronta ingin Kembali keluar negeri, karena di sana dia merasa damai walaupun tetap merasa kesepian dan dipenuhi dengan kesedihan.
Selama setahun ini Alena selalu menyibukan dirinya, jika sudah pulang kuliah, dia akan langsung berada di café dan membantu para pelayan, lalu setelahnya Alena akan pulang malam dan makan malam Bersama keluarga, dan seperti biasa, jika sudah berada di rumah Alena akan berpura-pura ceria.
Setahun ini, Alena beberapa kali bertemu dengan Darius secara tidak sengaja, dia hanya menyapa Darius sekilas, begitu pun dengan Darius yang juga hanya menyapanya sekilas.
“’Maaf membuatmu menunggu lama,’’ ucap Ken, hingga Alena yang sedang melamun langsung tersadar.
‘’Ayo Ken, kita pulang, aku Lelah.’’ Alena pun bangkit dari duduknya, kemudian pamit pada pelayan, lalu setelah tu keluar dari restoran.
****
‘’Jadi, maksudmu, tersangka berpura-pura gila?’ tanya Darius pada timnya, saat ini Darius dan timnya sedang melakukan meeting untuk menangkap tersangka.
‘’Hmm, dia sengaja masuk ke rumah sakit jiwa di luar negeri agar tidak terdeteksi." Darius mengangguk-anggukan kepalanya kemudian lelaki itu mengambil kertas yang berisi tentang target mereka, lalu lelaki itu bangkit dari duduknya.
‘’Aku akan pulang sekarang, aku akan pelajari berkas ini di rumah,’’ ucap Darius, hingga semua anak buah Darius mengangguk, dan setelahnya Darius pun langsung berbalik kemudian keluar dari ruangan meeting.
Saat berada di perjalanan, Darius menghentikan laju mobilnya sejenak ketika melihat Alena dan Ken sedang berjalan di trotoar, rupanya Sebelum pulang ke rumah Ken ingin membeli bunga untuk kekasihnya, hingga terpaksa Alena pun turun mengikuti Ken lalu berjalan ke arah toko bunga.
Ketika melihat punggung kedua Putri dan putrinya, seketika bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Darius. Rasanya Dia ingin turun kemudian menghampiri Ken dan Alena lalu memeluk keduanya, Tapi sayangnya tidak bisa.
Dia sangat merindukan Ken dan Alena, sangat rindu. Apalagi Darius juga bisa merasakan, bahwa bukan Alena saja yang menjauh tapi juga Ken. Beberapa tahun ke belakang, Darius merasa Ken juga menghindarinya, walaupun sesekali Ken masih mengangkat panggilan darinya dan membalas pesannya, Tapi tetap saja Darius merasa bahwa Ken menjaga jarak.
Ketika Ken dan Alena sudah tidak terlihat, Darius pun kembali menyalakan dan menjalankan mobilnya untuk pulang ke rumah.
Ketika sampai ke rumah, suasana dalam kondisi sepi, Arleta masih bertugas, sedangkan Noula mungkin sudah tidur bersama pengasuhnya.
Saat masuk ke dalam kamar, Darius menggeleng ketika melihat Noula tidur di ranjangnya, lelaki itu langsung berjalan ke arah ranjang kemudian menundukkan diri di sebelah Noula.
"Maaf, Papa tidak terlalu menyayangimu," gumam Darius, dia mengecup kening gadis kecil itu kemudian membenarkan posisi tidur Noula.
Dan setelahnya Darius pun langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah membersihkan dirinya, Darius langsung mengambil kertas yang tadi dia bawa dari kantor, kertas yang berisi tentang tersangkanya akan mereka tangkap.
Setelah membuka lembaran demi lembaran kertas di tangannya, tiba-tiba Darius menghentikan gerakan tangannya, ketika dia melihat foto rumah sakit jiwa yang berada di luar negeri. Seketika Darius seperti orang linglung, lelaki itu bahkan beberapa kali mengejap-ngerjapkan mataya, guna memastikan apa yang dia lihat.
"A-Alena." Darius berbicara dengan pelan, lelaki itu benar-benar merasa jiwanya terenggut dari raganya, ketika melihat foto rumah sakit itu, di mana terlihat Alena sedang duduk di taman sambil memegang boneka, dan kondisi tubuh Alena sangat kurus, tapi Darius tetap bisa mengenali wajah putrinya.
"Ke-kenapa Alena bisa ....." Darius menjatuhkan kertas yang dia pegang, tentu saja karena dia terlalu syok melihat putrinya di rumah sakit jiwa, berapa kali dia mengelak bahwa itu bukan Alena dan hanya mirip saja, tetapi seberapapun dia menyangkal, foto itu adalah Alena.
Pertanyaan demi pertanyaan muncul di benak lelaki itu, bukankah Alena baik-baik saja, lalu kenapa ....
Ken
Satu-satunya orang yang sekarang Darius pikirkan adalah Ken, dia merasa dia harus bertanya tentang apa yang terjadi pada Alena dan memastikan apakah wanita di foto itu adalah putrinya.
Dengan cepat, Darius mengambil ponselnya kemudian menelepon Ken, seperti biasa Ken tidak menjawab panggilannya, hingga setelah dua puluh kali menelpon barulah Ken mengangkat panggilan darinya.
"Ken, papa mohon temui papa besok, papa mohon Ken." Darius berbicara dengan nada memohon, dia takut Ken tidak mau menemuinya. Tapi tak lama, Darius menghela nafas akhirnya Ken mau bertemu dengannya.
Dan sekarang di sinilah Darius berada, di restoran yang dekat dengan basecamp Ken, saat masih berada di mobil, Darius memegang dadanya entah kenapa tiba-tiba jantungnya berdetak sangat kencang, seperti akan ada hal berat yang menimpanya, pemikiran dan pemikiran terus bersarang di otak Darius apalagi dari semalam dia tidak tidur karena memikirkan hal ini.
Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Darius pun turun dari mobil, kemudian lelaki itu berjalan masuk kedalam restoran di mana Ken saudah menunggunya di ruangan vip,
‘’Ken!” panggil Darius Ketika masuk kedalam ruangan vip.
Ken hanya tersenyum samar, melihat sang ayah rasanya dia merasa sesak yang luar biasa. Jujur, semenjak dia mengetahui apa yang terjadi di antara adiknya dan ayah angkatnya, Ken memang menjauh dari sang ayah, tentu saja dia kecewa denga apa yang di lakukan ayahnya.
Mungkin Alena berpikir tidak ada yang tau tentang ulah Darius, karena semua hanya tau Alena lah yang bersalah, tapi Alena tidak tau bahwa sebenarnya Ken tau bahwa bukan adiknya salah, melainkan papa angkatnya, orang lain Taunya Alena yang memasukan obat perangsang pada Darius, tapi Ken tau adiknya tidak melakukan itu, adiknya tidak bersalah, yang bersalah adalah ayah angkatnya.