Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
**REVISI**
"Oma...." pekik semua orang di dalam sana, mendengar alat monitor itu berbunyi dengan sangat nyaring.
"Tenang lah, silahkan keluar dulu, aku akan periksa oma." tutur Alisa dengan tenang dan menyuruh orang orang di dalam sana untuk ke luar.
"Tapi, Oma." tutur Rafael yang sangat merasa bersalah kepada sang oma, omanya mulai drop memang semenjak Alisa pergi dari rumah.
"Oma akan baik baik saja, in syaa Allah tidak akan terjadi hal buruk." ujar Alisa meyakinkan.
"Baiklah, mas percaya sama kamu."
Cup...
Sebelum keluar sempat sempatnya Rafael mengecup singkat bibir sang istri, tentu saja perbuatan Rafael itu membuat Alisa melotot kesal, dan ingin sekali memukul suaminya itu, namun ada hal yang lebih penting dia lakukan saat ini.
"Dasar tidak tau tempat, sudah punya anak dua masih saja mesum." gerutu Alisa melangkahkan kakinya ke arah bed sang oma, dan tidak selang lama, masuk juga segerombolan dokter dan perawat kedalam kamar tersebut.
Sementara itu Rafael malah sedang senyum senyum sendiri mengingat kejadian di dalam tadi.
"Ada apa dengan dirimu, kenapa kau tersenyum senyum seperti orang gila, apa kau senang oma seperti ini." cibir Raffi.
"Astaga, bang. Pikiran kamu itu suuzdon aja sama aku, aku tuh sedih melihat oma seperti ini, tapi di sisi lain aku juga bahagia, karena aku bisa bertemu dengan istri dan anak anakku." kesal Rafael.
"Bearti kau bahagia dengan sakitnya oma, karena klau oma tidak sakit, aku ngak yakin Alisa akan muncul." ujar Raffi.
"Ehhh..." kaget Rafael ada benarnya juga apa yang di ucapkan sang abang, tapi mau bagaimana lagi, ternyata sakit sang oma lah yang membuat mereka bertemu, walau boleh jujur dia memang ingin bertemu sang istri dan anak anaknya, namun tidak dengan keadaan oma yang seperti ini, namun semuakan sudah takdir Tuhan harus mempertemukan mereka dengan cara yang seperti ini.
Sementara di dalam ruanga sana Oma Prita dalam mata tertutupnya terus terusan memanggil manggil nama Alisa.
"S-sa.... A li sa, cu cu o ma." lirih Oma Prita terbata bata air menetes di sudut mata oma Prita, begitu rindu kah wanita sepuh itu, sehingga di alam bawah sadarnya masih saja memanggil Alisa, padahal banyak cucu cucunya yang ada di sana, namun yang di cari hanya Alisa.
"Oma... Ini Alisa, sadar lah oma, Alisa sudah ada di sini, Alisa membawa cicit cicit oma, apa oma tidak mau melihat mereka." bisik Alisa di kuping sang oma dan setelah itu Alisa berkali kali mengecup punggung tangan sang oma.
Dengan perlahan mata oma Prita bergerak gerak dan sedikit demi sedikit mata itu mulai terbuka.
"A- Lisa..." lirih oma Prita.
"Oma, ini Alisa." isak Alisa.
"Cucu oma." lirih oma Prita lagi.
"Oma jangan banyak bicara dulu ya, biar Alisa periksa dulu." ujar Alisa memeriksa bagian bagian vital sang oma, mata oma Prita terus saja mengikuti gerak gerik Alisa, tidak sedikitpun wanita sepuh itu mau berpaling dari wajah cantik yang sangat dia rindui itu.
"Alhamdulillah, semua membaik, namun kita tetap melakukan operasi besok hari." tutur Alisa.
"Alhamdulillah..." seru dokter dan perawat yang berada di sana dengan perasaan lega, karena selama ini oma Prita kritis dan dokter sudah mulai angkat tangan, namun keajaiban datang, wanita sepuh itu di nyatakan membaik, tentu saja mereka tidak menyangka hal itu akan terjadi, walau nanti akan di laksanakan operasi pun dokter belum bisa yakin oma Prita cepat siuman, namun lihat lah sekarang, hanya dengan kedatangan dokter Alisa saja sudah berhasil membuat oma Prita membuka mata, dan terbangun dari tidur panjangnya.
"Oma, apa yang oma rasakan saat ini, bagian mana yang sakit?" tanya Alisa penuh kasih.
Oma Prita menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada yang sakit, sakit oma hilang semua saat melihat kamu ada di sini, sayang. Oma sangat merindukan kamu." lirih oma Prita menatap Alisa berkaca kaca.
"Maafin Alisa." sendu Alisa penuh sesal.
Oma Prita kembali menggelengkan kepalanya.
"Kamu tidak salah sayang, jangan terus menyalahkan dirimu, oma senang bisa sakit." kekeh oma Prita.
Alisa melotot tidak percaya dengan ucapan oma tersebut, bisa bisanya sang oma bersyukur dengan penyakitnya itu.
"Kenapa oma bersyukur di kasih sakit, orang malah berharap selalu sehat, kenapa oma berbeda." omel Alisa dan juga penasaran.
"Klau oma tidak sakit, pasti sampai saat ini kamu belum mau bertemu oma kan, lalu oma menunggu kamu berapa lama lagi, oma sudah sangat rindu dengan kamu, dan sama cicit oma, oh.. Ya, apakah dia laki laki atau perempuan?" tanya oma Prita semangat.
"Mereka laki laki dan perempuan oma, mereka kembar." beri tahu Alisa.
"Ohhh.... Ya ampun! benarkah?" pekik lemah oma Prita makin terpancar kebahagian di wajah tua itu.
Alisa menganggukan kepalanya, "mereka juga berada di sini oma, mereka menunggu di luar." tutur Alisa.
"Bolehkah oma bertemu dengan mereka? " mohon oma Prita.
"Tentu saja boleh, tapi tunggu sebentar ya, kita cek oma dulu." sahut Alisa lembut.
Oma Prita mengangguk pelan.
Selang beberapa saat, si kembar masuk ke dalam ruangan oma Prita.
"Haloo.... Oma buyut." sapa si kembar saat masuk kedalam ruangan oma Prita.
Si kembar bergantian memberi salam dan mencium punggung tangan oma Prita penuh takzim.
"Cicitnya oma." gumam lemah oma Prita berkaca kaca, dia terharu akhirnya bisa bertemu dengan ke dua cicitnya itu.
"Mana yang kakak? " tanya oma Prita lemah.
"Aku abang, ini adik." sahut Arsya memberitahu oma Prita.
"S-siapa nama kalian? " tanya oma lagi.
"Aku Arsya putra kalandra, dan adik Arsyi putri kalandra." ujar Arsya.
"Nama yang bagus." gumam oma Prita dia terharu, ternyata Alisa mau menyelipkan nama keluarganya di nama anak anaknya.
"Kenapa oma menangis? " tanya Arsyi menghapus air mata oma Prita yang menetes di pipinya.
"Maafkan kami yang tidak bisa menemukan kalian dengan cepat, ternyata oma harus sakit dulu baru bisa bertemu dengan kalian, tau begitu kenapa oma ngak sakit dari dulu, biar bisa bertemu kalian lebih awal." keluh oma Prita.
"Suuttt... Oma ngak boleh ngomong kaya gitu." tegur Arsyi yang tidak suka dengan ucapan sang oma buyutnya itu.
"Oma tidak boleh sedih, nanti sakit lagi, kami tidak mau melihat oma sakit lagi, oma harus sembuh, biar bisa bermain bersama kami." oceh Arsya.
"Iya, kalau nanti oma sembuh, kita akan bermain bersama, makanya itu oma harus cepat sembuh." tutur Arsyi.
"Hmmm... Oma pasti akan cepat sembuh kalau ada kalian." ujar oma lembut.
Oma Prita tersenyum bahagia, hasil didikan Alisa sangat bagus kepada ke dua anaknya, terbukti dengan sifat si kembar yang baik hati dan penuh perhatian.
Bersambung....
Haloo... Kesayangan mamak, maaf ya ini masih tahap revisi 🙏
Jangan lupa like komen dan vote ya...😘😘😘
loe aja yg bodoh Rafael nikmati aja kebodohan dan penyesalan loe