Bait-bait Doa Ustadz Khalid

Setelah yakin Aulia masuk ke dalam pagar rumahnya Khalid dan Rahes bergegas pergi. Tak ingin juga bertamu, Aulia sudah di khitbah oleh orang lain.

Aulia masih merasa cemas dengan ucapan Marsha yang mengancamnya tadi, di balik pintu kamarnya ia mengusap dada dan istighfar beberapa kali.

Bukan takut karena Marsha hanya saja ia benar tidak tau jika Raka sebelumnya punya hubungan dengan Marsha. Marsha mengatakan jika dirinya mengganggu hubungan mereka.

Di urungkan nya niat Aulia untuk langsung menghubungi Raka, lebih baik biar Raka saja yang mengatakan nya. Berharap jika Raka bisa jujur padanya, Karena hubungan harus dilandasi dengan kejujuran dan kepercayaan.

Raka menelepon Aulia dengan video call, ia ingin melihat calon istrinya. Aulia bergegas mengambil jilbab kaos nya dan mengangkat telepon dari Raka.

" assalamu'alaikum calon istri ku." Aulia tersenyum tersipu malu melihat wajah Raka yang sudah terpampang di layar handphone.

" wa'alaikumsalam kak."

" sudah pulang kerja ".

" Alhamdulillah sudah". Ucap Aulia masih menyimpan tanya dalam benaknya.

" Kalau lelah istirahat, jangan capek-capek sebentar lagi kan jadi pengantin".

" iya kak, tapi Aulia jika hanya di rumah saja bosan ". ucap Aulia meletakkan handphone di ganjal dengan bantal ia duduk bersila di depannya.

" padahal kakak lebih senang jika kamu tak usah bekerja saja, nanti akan kakak cukupi kebutuhan mu."

" Bukan uangnya kak, tapi aku suka kegiatan nya. Jika di rumah saja aku tak ada teman cuma umi jadi lebih banyak tidur, nanti Aulia jadi gendut." Aulia tertawa di ikuti Raka.

" ya sudah senyaman nya kamu saja, yang penting jangan lelah ya. Oh ya bagaimana rancangan baju pengantin kita sudah jadi apa belum". tanya Raka, karena memang impian Aulia membuat baju pengantin rancangan dirinya sendiri.

" Belum kak, masih berfikir yang lebih baik lagi. Aulia mau yang spesial baju pengantin Aulia "

" oke deh kakak akan nurut aja, kamu istirahat ya".

" iya kak". Aulia menutup handphone nya.

Di balik pintu kamar Aulia tak sengaja bundanya Aisyah mendengar obrolan Aulia dan Raka. Itulah kenapa Aisyah tidak suka dengan Raka, belum halal sudah sering menelepon tak tau batas wanita dan laki-laki bukan muhrim.

Aulia masih jatuh cinta dengan Raka pun senang saat Raka menelepon nya. hatinya akan berbunga-bunga apalagi sekarang Raka adalah calon suaminya.

Aisyah mengetuk pintu di bukalah oleh aulia, Aisyah duduk di pinggir ranjang lalu ia mengusap rambut anak perempuan nya.

" Nak sudah shalat istikharah saat menerima Raka jadi calon suami mu". Tanya Aisyah, Aulia pun kaget ia benar lupa akan hal itu.

" Aulia sudah yakin umi, Aulia tidak perlu shalat istikharah lagi. Kak Raka baik, Aulia suka."

" sebagai umat muslim seharusnya kita juga minta petunjuk kepada Allah nak, semoga benar ini adalah calon suami pilihan Allah sayang. Tapi sebagai seorang muslim sebelum halal tak boleh menerima telepon seperti itu tak baik." ucap Aisyah yang memang paham agama, latar belakang keluarga Aisyah keluarga yang agamis.

" maaf umi, iya besok Aulia tak akan mengangkat nya jika tak perlu". ucap Aulia beristighfar ia seakan lupa dengan batasan nya.

" ya sudah jika lelah kamu istirahat saja, kapan akan berhenti bekerja." tanya Aisyah.

" jujur umi, Aulia sangat senang dengan pekerjaan Aulia. Desain adalah hobi Aulia sejak dulu, tak ingin berhenti bekerja "

" jika masih tak bersuami kamu bebas melakukan apapun, tapi jika kamu sudah punya suami semua atas izin suami mu nak. jika suami mu bilang tidak kamu tetap harus nurut". Papar Aisyah menjelaskan sedikit tentang pernikahan kepada Aulia.

" tapi umi, Aulia tak ingin berhenti dengan hobi Aulia."

" coba saja kamu sama Khalid kamu pasti bisa tetap mendesain dan bekerja di butik milik Ustadz Barra ". Ucap Aisyah memang keinginan nya seperti itu.

" bunda, Khalid bukan jodoh Aulia. Jika Aulia akan menjadi jodoh Khalid setiap hari pasti Aulia akan di buat kesal sama Khalid. ". Aulia jadi teringat masa sekolah nya dulu Khalid yang selalu iseng mengerjai Aulia.

" Khalid tidak seperti itu nak, apalagi ilmu agamanya yang cukup tinggi ia akan menyayangi mu selayaknya bunda dan ayah yang menyayangi mu sayang".

" bunda jangan bahas Khalid, Aulia jadi kesal" ucap Aulia.

" jangan membenci orang berlebihan nak, siapa tau dia orang yang akan kamu sangat cintai nanti." Aisyah mengerti mungkin Khalid sering iseng membuat Aulia kesal, hingga dirinya jadi sering marah.

" bunda jangan bilang gitu". Aisyah terkekeh.

" ya sudah tidur ya, bunda mau temani ayahnya mu dulu "

" emang ayah lagi ngapain bunda."

" biasa nak, baca data pasien besok mau ada operasi." ucap Aisyah, Fadil sebagai dokter penyakit dalam ia selalu detail kepada satu persatu pasien nya.

Aisyah lalu pamit berlalu meninggalkan Aulia dan menyuruh anak gadisnya itu untuk tidur. Aisyah memang begitu khawatir dengan Aulia, anak satu-satunya dan perjuangan banget saat dulu mau mendapatkan Aulia.

Aisyah bersyukur akhirnya Allah memberikan titipan satu anak perempuan yang cantik. Aulia lahir setelah Khalid berumur lima bulan alangkah bahagianya saat itu Aisyah mendapati Aulia.

Aisyah masuk kedalam kamar, Fadil dengan kacamata bertengger di hidungnya ia masih membaca data pasien. Ketika Aisyah masuk ia meletakkan semua datanya, melepas kacamata meminta Aisyah untuk mendekat.

" Aulia sudah tidur sayang." tanya Fadil kini memeluk Aisyah dari belakang dengan posisi Fadil bersandar di kepala ranjang.

" tadi belum, umi minta dia suruh tidur sudah malam. cuma itu Lo mas, Aisyah ngga suka sama Raka udah teleponin anak gadis kita." Aisyah bersungut-sungut, itulah Aisyah ia selalu manja saat di depan Fadil.

" namanya anak lagi kasmaran Lo sayang."

" tapi kan dia harus tau batasannya, coba sama Khalid tak akan begitu." ucap Aisyah kesal, Fadil terkekeh ia gemas saat melihat Aisyah merajuk.

" sayang, kita sebagai manusia hanya bisa berdoa juga berusaha tapi jika memang Allah tak mengizinkan itu sudah takdirnya." ucap Fadil menenangkan Aisyah, keinginan Aisyah ingin punya menantu Soleh.

" andai saja bisa aku meminta ya mas".

" husstt... Jangan berandai-andai tak boleh. Kita doakan saja semoga Aulia dan Raka menjadi pasangan yang samawa." Fadil semakin erat memeluk sang istri.

" aamiin mas, anak kita satu-satunya mas. Aisyah ingin Aulia bahagia dan mendapatkan laki-laki yang tepat. Aisyah jadi....". Fadil langsung menutup mulut Aisyah agar tak melanjutkan ucapannya.

" sudah ya, kita berdoa demi anak kita. Apapun pilihan Aulia kita harus ikhlas, apapun ujian yang akan kita hadapi nanti kita harus legowo. ingat kan ujian untuk kita agar selalu kuat."

" iya mas." Aisyah berbalik melingkar kan tangannya di leher Sang suami. Pelukan suami adalah yang di rindu kan nya setiap saat.

Aisyah dan Fadil pun beranjak untuk tidur karena waktu juga sudah larut.

__