"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jimmy tahu
Jimmy menatap wanita yang berbaring di ranjangnya dengan perasaan yang rumit. Wanita yang hanya menghabiskan waktu denganya dalam sepuluh hari nyatanya berhasil mengandung darah dagingnya, lalu bagaimana dengan Celine selama dua tahun ini.
"Aku dibutakan oleh cinta, dan kamu datang membuka kebenaran yang sesungguhnya." Ucapanya sambil menyentuh pipi mulus Laura yang kini menjadi sedikit bulat.
Saat melihat bulu mata Laura bergerak, Jimny mengangkat tangannya, pria itu tertegun saat Laura membuka matanya.
"J-jimmy," Gumam Laura yang belum sepenuhnya sadar.
Jimmy mengulas senyum, rindu suara Laura yang memanggil namanya.
"I Miss you baby." Bisik Jimmy sambil mendaratkan kecupan singkat dibibir Laura yang membuat kedua mata Laura langsung membulat sempurna.
"Kau!" Laura bergerak bangun dengan wajah terkejut.
"Hm, kau nakal Laura. Beraninya pergi membawa darah daging ku." Ucap Jimmy dengan tatapan intens.
Laura menyipitkan matanya mendengar ucapan Jimmy.
"Aku tidak merasa membawa kabur bayi siapapun, karena bayi ini milikku." Ketus Laura.
Laura ingat saat dirinya mengaku hamil tapi Jimmy sama sekali tak percaya, hingga kedua kalinya Laura kembali mengaku saat mereka sedang bercinta bahkan Jimmy tetap tak percaya.
"Jagan lupa jika kamu tidak pernah mengakuinya Jimmy."
Jimmy membuang napas kasar, tangannya mengusap wajahnya dan menatap Laura penuh penyesalan.
"Maafkan aku." Ucap Jimmy dengan tatapan sendu.
Laura membuang wajah, ia tertegun mendengar Jimmy meminta maaf.
"Untuk apa?"
"Semua, semua yang aku lakukan. Aku pria bodoh yang dibutakan oleh cinta. Dan aku sadar setelah kamu menghilang." Jimmy menyentuh kedua tangan Laura.
Keduanya saling tatap, Laura melihat tatapan Jimmy yang tulus meminta maaf.
"Lalu kenapa kau menculikku, bagaimana kalau aku punya penyakit jantung dan bisa membahayakan bayi ku." Laura menghempaskan tangan Jimmy kesal.
Dia tidak marah ataupun benci dengan Jimmy, Laura pergi karena keinginannya sendiri. Begitu juga saat dirinya tahu hamil, Laura akan merawat anaknya dari pria yang sudah mengisi hatinya. Sadar jika tidak bisa memiliki Jimmy Laura membawa benih pria itu didalam perutnya.
"Itu tidak akan mungkin, karena kamu tidak ada riwayat penyakit jantung." Jelas Jimmy yang tahu Laura.
Laura berdecak kesal, "Kamu penculik, aku akan melaporkan mu ke polisi." Laura hendak bangkit tapi tangannya ditarik Jimmy sehingga kembali duduk.
"Jangan konyol, aku menculik mu karena-"
"Karena apa?" Laura menatap Jimmy dengan tatapan tajam.
Jimmy yang melihat ekspresi wajah Laura menarik sudut bibirnya.
"Karena rindu ini," Jimmy menyentuh bibir Laura dengan jarinya.
Plak
"Omong kosong." Ketus Laura sambil melotot tajam.
"Jangan marah-marah nanti bayi kita kaget." Tangan Jimmy mengusap perut Laura.
"Ish, apaan sih." Laura menepis tangan Jimmy.
"Ck, kenapa kamu galak sekali." Gumam Jimmy yang sejak tadi Laura tidak ada lembut-lembutnya sama sekali.
Laura hanya mendelikkan matanya, dan turun dari ranjang.
"Mau kemana."
"Pulang, aku tidak ingin mencari masalah dengan suami orang."
Mata Jimmy menyipit, "Bukanya itu yang sedang kamu lakukan." Katanya dengan wajah datar.
Jimmy berdiri dan mendekati Laura yang berdiri mematung.
"Katakan apa yang kamu rencanakan," Desis Jimmy dengan suara dingin.
"Apapun itu bukan urusan mu." Laura hendak berbalik tapi Jimmy menarik tangannya hingga tubuh Laura terhuyung bahunya menabrak dada Jimmy.
"Jimmy lepas," Laura bergerak untuk melepaskan rengkuhan tangan Jimmy di pinggangnya.
"Tidak, sebelum kamu mengatakan apa tujuan mu membuat kesepakatan."
Laura membeku, dari mana Jimmy tahu apa yang sudah ia sepakati dengan Celine.
"Tidak mungkin jika Celine yang memberi tahu." Batin Laura.